Shi

8.2K 1.1K 52
                                    

Sebelumnya aku mau minta maaf. Disini aku ga bermaksud menjelekan idol manapun. Hanya saja disini ada peran antagonis yang harus diisi oleh idol, biar greget gitu. Sekali lagi maaf ya, kalo seandainya idol kalian memiliki peran buruk disini.

✨✨✨

"Shil?" panggil Jaehyun saat melihat Ashilya berjalan menuju gerbang sendirian.

"Ka Jaehyun?"

"Mau pulang bareng ga?"

"Hah?"

"Pulang bareng. Aku anterin kamu pulang. Ayo." Jaehyun melambaikan tangannya agar Ashilya mendekat.

Ashilya mendekat kearah Jaehyun, dan Jaehyun menyodorkan helm untuk Ashilya.

"Terima kasih, ka. Tapi maaf, aku udah dijemput." kata Ashilya engga rela.

Ya engga rela lah. Pasalnya Jaehyun belum pernah menawarkan Ashilya untuk pulang bareng selama mereka dekat. Ashilya tau Jaehyun sangat sibuk, karena memang sudah kelas 12. Jadi Ashilya bisa mengerti, dan ini kali pertama Jaehyun mengajaknya pulang bareng. Tapi sayangnya harus ditolak.

"Dijemput? Haechan jemput kamu?"

Fyi, Haechan adalah saudara sepupu Ashilya, yang pernah Ashilya kenalin sama Jaehyun.

"Bukan, ka."

"Terus?"

"Ashilya?!" panggil lelaki yang berdiri disamping mobilnya.

.

.

.

"Ga usah sok sedih gitu lu. Lagian gw yakin tuh cowo cuman basa basi aja nawarin lu pulang."

"Ih... Doyi mah engga ngerti. Coba aja kalo kamu engga jemput. Pasti aku lagi jalan sama dia."

Iya. Yang jemput Ashilya adalah Doyoung. Doyoung meminta Ashilya menemaninya mencari lipstik titipan sang mama. Kalo bukan karena mama Doyoung, Ashilya sudah pasti akan menolak.

"Ngarep."

"Yee... Aku mah engga ngarep. Kenyataannya aja."

"Kenyataannya aja lu sekarang lagi jalan sama sama gw." timpal Doyoung dengan tatapan mengejek bikin Ashilya naik darah.

" timpal Doyoung dengan tatapan mengejek bikin Ashilya naik darah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Si*alan."

"Heh? Ngomong apa barusan?  Gw bilangin bunda nih ya."

"Ih... Cepu banget sih jadi cowo."

"Biarin." kata Doyoung memainkan ponselnya, pura pura menghubungi bunda Ashilya.

"Doyi mah. Udah ngancurin acara ngedate aku sama gebetan. Sekarang sok sok an mau cepu lagi." gerutu Ashilya sambil berusaha merebut hape Doyoung.

"Halah... Cowo kek dia mana mau sama bocah buluk ke lu gini."

"Sembarangan!"

"Kalo mau berarti matanya engga beres tuh."

"Kim Doyoung!!" kesal Ashilya, kali ini mencoba menjambak rambut Doyoung.

Sebelum kedua tangan Ashilya menyentuh rambutnya, Doyoung dengan sigap menangkap tangan itu.

"Ini di mall. Jangan malu maluin." bisik Doyoung pada Ashilya.

Ashilya sebenarnya tidak peduli dimana dia berada. Tapi melihat banyak mata yang saat ini mulai menatap aneh kearah mereka, Ashilya jadi sadar. Tidak seharusnya dia menjambak Doyoung disini, tapi engga tau kalo dirumah. Tunggu aja.

.

.

.

"Gw ga bisa."

"Kenapa?" tanya Sejeong pada Doyoung.

"Gw sibuk."

"Kemarin kamu juga bilang kek gitu. Tapi apa? Kamu malah jalan sama bocil itu."

"Dia punya nama ya, Jeong. Jangan asal manggil dia bocil."

"Kamu kenapa sih? Biasanya juga kamu manggil dia bocil."

"Udahlah terserah."

"Kamu suka ya sama itu bocil."

"Jeong, nama dia Ashilya. Jangan panggil dia bocil lagi."

"Terserah siapapun namanya. Gw ngga peduli. Sekarang temenin aku jalan." kekeh Sejeong menarik tangan Doyoung.

Tapi buru-buru Doyoung menghentikannya. "Gw engga mau." tekan Doyoung pada setiap katanya.

"Kenapa? Ada hati yang harus kamu jaga?"

"Ga ada hati yang harus gw jaga. Gw bebas jalan sama siapa aja. Kecuali mantan!" Sinis Doyoung berkata sebelum berlalu pergi meninggalkan Sejeong.

.

.

.

"Sabar bro." kata Johnny menepuk pundak Doyoung yang sedang kesal.

"Gitu gitu lu dulu pernah ngebucinin dia. Hahaha.." kata Ten mengingat masalalu Doyoung.

"Si*alan lu Ten."

"Haduh... Punya mantan yang masih sayang sama kita itu emang repot. Apalagi dia agresif kaya si Sejeong." kata Taeyong -teman Doyoung yang gantengnya engga ketulungan kalo kata Ashilya-

Sejeong adalah mantan pacar Doyoung saat masih menjadi maba dulu. Sekitar 3 bulan mereka pacaran.

"Ya gimana ya. Gw emang cowo yang pantes untuk disayang dan susah untuk dilupakan." pede Doyoung membuat ketiga temannya memutar mata malas.

"Pantes disayang tapi kok diselingkuhin, Doy?" celetuk Ten membuat semuanya tertawa.

Lebih tepatnya menertawakan Doyoung yang dulu putus karena diselingkuhi.

"Si*alan lu pada."

.

.

.

"Pagi, mama!" sapa Ashilya pada mama Doyoung yang lagi nyiram taneman dihalaman.

"Pagi Ashilya. Mau jogging?" tanya mama Doyoung yang melihat penampilan Ashilya.

"Iya dong, ma. Biar sehat."

"Halah bilang aja mau jajan." cibir Doyoung yang baru keluar rumah dengan outfit seperti Ashilya.

"Dih... Doyi mah sirik aja."

"Gw ngga sirik. Gw ngga mau aja elu dosa karena jawab ngga sesuai kenyataan."

"Ya tapi aku ga cuman jajan-"

"Tapi alasan utama tetep jajan." potong Doyoung cepat.

"Dih... Doyi mah gitu. Engga like aku."

"Like aku aja, Shil." kata  Gongmyung yang baru balik entah darimana.

"Sip, ka. Ka Myung terbaik lah."

"Makasih cantik."

"Sama sama ganteng."

"Dih... Jijik!" cibir Doyoung atas perilaku kakak dan tetangganya itu.

"Mama cantik, ka Myung ganteng, aku berangkat dulu ya."  pamit Ashilya yang diangguki keduanya.

"Doyi jelek muka jutek kaya bebek. Wlee..." ejek Ashilya menjulurkan lidahnya mengejek sambil berlari, membuat Doyoung terpancing emosi. Buru buru dia mengejar Ashilya.

TETANGGA MASA DOYOUNG?Where stories live. Discover now