Huang

3.9K 615 100
                                    

"Kamu Lucas kan?"

"I--ya om. Saya Lucas." gugup Lucas saat berhadapan dengan ayah Ashilya untuk pertama kalinya.

Maksudnya pertama kali berhadapan eksklusif berdua gini.

"Saya dengar kamu sering anter jemput Ashilya waktu sekolah."

"Iya om, benar."

"Saya dengar kamu juga sering keluar bareng Ashilya."

"Iya om."

"Kenapa?"

"Iya?"

"Kenapa cuma berdua? Mark sama Dahyun kemana?"

"Mereka ada acara, om. Jadi ngga bisa ikut?"

"Kenapa?"

"Ya?"

"Kenapa kamu sering anter jemput anak saya, dan sering ngajakin dia keluar bukan berempat bareng Mark sama Dahyun tapi hanya berdua?"

"Saya--"

"Kamu ngga suka sama anak saya kan?"

Nah, ini nih pertanyaan yang bikin Lucas kaget. Padahal Lucas sudah memprediksi sebelumnya bahwa pertanyaan ini akan ditanyakan oleh ayah Ashilya padanya. Lucas dapet info dari Mark yang pernah ngalamin juga dulu.

Iya. Mark juga di introgasi macem Lucas gini dulu. Ayah Ashilya emang tipe ayah yang posesif. Tapi semua ayah pasti begitulah sama anak gadisnya.

"Kamu tau lelaki disana." Tunjuk ayah Ashilya pada lelaki di rumah sebelah yang baru keluar dari mobilnya.

"Laki-laki yang seperti dia yang saya inginkan untuk jadi pendamping anak saya kelak." jelas ayah Ashilya pada Lucas yang membuatnya terperangah.

"Hahaha... Astaga. Jangan seperti itu." tawa ayah Ashilya pecah saat melihat reaksi Lucas.

"Itu hanya keinginan saya, dan saya tidak akan memaksakan kehendak saya pada Ashilya."

"Saya memang ingin dia yang jadi menantu saya. Tapi kalo kamu jodoh Ashilya saya bisa apa." lanjut ayah Ashilya membuat Lucas tersenyum pasrah.

"Lagipun perjalanan masih jauh. Kalian masih SMA. Terlalu dini memikirkan tentang itu."

"Ayo masuk. Makan malamnya sudah siap sepertinya." akhir ayah Ashilya menepuk bahu Lucas, mengajaknya masuk rumah untuk makan malam bersama.

.
.
.

"Pagi, yah."

"Pagi Myung. Udah mau berangkat?"

"Iya, yah. Ini kesini mau numpang sarapan."

"Numpang apaan? Kamu memang harus dan wajib sarapan disini selama mama papamu ngga ada. Jangan bilang numpang." bunda Ashilya yang menyajikan lauk di meja makan menyahuti obrolan Gongmyung dan sang suami.

"Iya, Myung. Kamu ini kaya sama siapa aja."

"Doyoung mana?" tanya Bunda Ashilya saat tak juga melihat Doyoung menyusul.

"Doyoung lagi dapet, bun."

"Kalian berantem?"

"Engga, yah. Kita ga berantem. Ga tau kenapa tiba-tiba Doyoung udah ngambek aja sama aku dari tadi malem."

"Kecapean kali banyak tugas jadi mood nya buruk."

"Iya kali, bun."

.
.
.

"Wow..... Gw kira lu bakalan nangis kejer ditinggal Lucas. Ternyata engga."

"Ngapain gw nangis?"

"Ya kali aja lu ngga rela Lucas pergi."

"Emang ada bilang gw rela dia pergi?"

"Lah? Gimana sih?"

"Astaga, Day. Apa menurut lu melepas teman--ah engga. Melepas sahabat buat pergi itu gampang? Gw bukan ga rela Lucas pergi. Hanya belum aja."

"Lu ada perasaan buat Lucas?" tanya Dahyun membuat Ashilya mengerutkan alisnya.

"Lu suka sama Lucas? Suka dalam artian lebih dari temen atau sahabat gitu?" jelas Dahyun.

"Gw suka Lucas sebagai sahabat lebih dari temen. Lucas itu udah kaya hero buat gw. Dia itu pahlawan gw. Ya mungkin kedengerannya lebay. Tapi kenyataannya pertemuan pertama gw sama Lucas adalah waktu dia nolong gw dari ka Jiho. Gw ngerasa terlindungi banget dengan adanya Lucas."

.
.
.

"Kenapa muka anak saya jadi begini?" tanya ayah Ashilya melihat sang anak pulang dalam keadaan mata sembab. Keliatan banget kalo abis nangis.

"Itu... Tadi kita--" gugup Mark.

Kebetulan Dahyun tidak ada disana untuk mengantar Ashilya pulang karena sepulang dari mengantar Lucas ke bandara tadi mama Dahyun menelpon untuk lekas pulang. Meninggalkan Mark dan Ashilya berdua. Keduanya tidak langsung pulang, memutuskan untuk jalan jalan terlebih dahulu.

"Kamu apain anak saya?"

"Ashilya ta--"

"Ayah dia selingkuh...." Ashilya merengek pada sang ayah.

"Siapa? Siapa yang selingkuh? Kamu diselingkuhin?" panik Ayah Ashilya mendengar aduhan sang anak.

"Kamu nyelingkuhin anak saya?!" tuduh ayah Ashilya pada Mark.

"Bukan---"

"Udah berani macarin anak saya sekarang malah diselingkuhin. Udah putus aja!"

"Engga mau...." rengek Ashilya.

"Engga mau gimana? Kamu diselingkuhin masih ngga mau putus?"

"Aku percaya itu cuman gosip--"

"Mau gosip ataupun engga kalian tetep harus putus. Ayah ngga terima anak ayah disakiti."

"Tapi aku percaya sama Jaemin. Dia ngga mungkin selingkuhin aku."

"Ka--- ha? Jaemin? Siapa Jaemin? Bukannya dia Mark?" bingung ayah Ashilya menunjuk Mark.

"Dia emang Mark. Tapi pacar aku Jaemin."

"Jaemin siapa?"

"Itu loh, yah yang kita liat di video musik kemaren. Yang rambutnya warna biru. Itu pacar aku ayah." tutur Ashilya membuat sang ayah tercengang.















Sori kalo part ini jelek
Bingung mau udahin Lucas Ashilya gimana
Tapi sekarang Lucas Ashilya dah clear ya
Kedepannya bakal fokus buat Ashilya Doyoung

TETANGGA MASA DOYOUNG?Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz