Xiao

3.7K 605 21
                                    

"Tugas lagi tugas lagi..." keluh Dahyun yang sudah lelah terus terusan mendapat tugas.

Tingkat akhir sekolah memang selalu disibukan dengan tugas dan juga latihan soal terus menerus membuat murid tingkat akhir benar benar sibuk. Tidak sedikit juga dari mereka yang mengalami stres, seperti Dahyun contohnya.

Namun hal tersebut tidak berlaku bagi Ashilya. Bagi Ashilya kesibukan tersebut bukan menjadi beban untuknya. Justru tugas tugas dan latihan soal yang diberikan guru kepadanya adalah berkah. Berkah bagi Ashilya karena berhasil mengalihkan fokusnya dari Doyoung.

"Lu gamau pulang, Shil?"

"Ngga. Lu duluan aja kalo mau balik. Gw mau selesein ini dulu." kata Ashilya masih fokus mengerjakan tugas yang baru diberikan.

"Lu kerjain di rumah lah, Shil biar kita bisa pulang bareng."

"Engga ah. Gw kerjain disini aja kaya biasanya."

"Tapi Mark lagi ga ada." khawatir Dahyun karena biasanya Mark selalu menemani Ashilya pulang telat.

Tidak benar-benar menemani sih, karena nyatanya Mark berada di kelas lain untuk menemani sang kekasih yang juga pulang telat. Iya, Mark udah punya pacar. Ingat saat Mark mengantar pizza untuk Ashilya waktu itu? Itu adalah pajak jadiannya.

Kembali pada Ashilya yang pulang telat. Saat ada Mark, dia akan memastikan Ashilya pulang bersama ataupun lebih dulu dari dirinya dan sang pacar. Namun kini Mark sedang ada acara keluarga yang membuatnya absen untuk sekolah, menjadikan Dahyun khawatir jika Ashilya harus pulang telat sendirian.

"Lu ga perlu khawatir---"

"Gimana ga khawatir. Lu---"

"Ka Myung janji jemput kok."

"Ya tapi---"

"Gw gpp, Day."

"Lu terlalu sering bilang gpp selama kita ada di tingkat akhir. Itu yang bikin gw ga percaya kalo lu beneran gpp."

.
.
.

"Ashilya udah pulang sekolah."

"Hah?? Oh... Ya mana aku tau."

"Mama ga nanya. Mama ngasih tau kamu." perkataan mama Doyoung buat Doyoung menatapnya bingung.

"Kamu lagi nungguin Ashilya---"

"Aku ngga lagi nungguin dia."

"Ah masa? Daritadi mantengin kamar Ashilya---"

"Aku ngga lagi mantengin kamar dia. Kebetulan aja kan jendela kamar aku madepnya kamar dia. Jadi seakan akan kalo aku liat keluar jendela pasti liat kamar dia."

"Ga bosen kamu liat kamar Ashilya?"

"Eng-- Ya bosen lah. Tapi mau gimana lagi. Mama sih kasih aku kamar disini."

"Ya udah, entar mama suruh Myung buat tuker kamar---"

"Engga!! Eng--- maksudnya engga usah. Aku gpp kok."

"Gpp, Myung pasti---"

"Ga perlu mama. Aku udah nyaman sama kamar ini."

"Nyaman sama kamarnya atau lokasinya yang menghadap langsung ka---"

"Mama..."

"Iya deh tau."

"Jangan aneh aneh deh."

"Ngga ada yang aneh kok. Suka---"

"Aku ngga suka Ashilya, mama."

"Ngga ada yang bilang kamu suka dia."

"Aish..." dengus Doyoung sebal.

"Beneran kamu ngga lagi nungguin Ashilya?"

"Iya engga lah."

"Iya apa engga?"

"Ih mama... Aku ngga lagi nungguin dia."

"Ya udah biar mama bilang Myung buat bawa Ashilya jalan jalan---"

"Ashilya sama kakak?!?"

"Iya." jawaban sang mama membuat Doyoung tersenyum masam.

"Kenapa?"

"Gpp." bilangnya sih gpp tapi muka udah asem nauzubillah.

"Kamu jangan bertingkah seperti itu dong, Doy."

"Seperti itu gimana?"

"Seperti Ashilya milik kamu."

"Hah? Gimana, ma?"

"Kamu itu bertingkah seolah olah pemilik Ashilya. Ashilya deket sama siapa aja kamu larang---"

"Aku ngga pernah larang deket sama siapapun."

"Maksudnya tiap Ashilya deket sama cowok selalu kamu recokin."

"Recokin gimana? Aku ga pernah larang Ashilya deket sama cowok manapun, mama."

"Kamu emang ga pernah ngelarang Ashilya deket sama siapapun. Tapi siapapun cowok yang deket sama Ashilya pasti kamu garangin." Doyoung menatap sang mama panik.

"Mama---"

"Mama liat ya gimana kamu perlakuin cowok bule itu."

.
.
.

"Langsung tidur." pesan Gongmyung sebelum Ashilya keluar dari mobilnya.

"Mandi dulu." koreksi Ashilya.

"Abis itu tidur."

"Belajar dulu."

"Kamu jangan terus terusan be---"

"Dulu waktu aku males dimarahin. Sekarang aku---"

"Kamu ngga lagi giat belajar. Kamu cuman jadiin belajar sebagai pelarian."

"Ngaco."

"Gpp sih selama kamu berlari kearah yang lebih baik. Tapi jangan berlebih sampai menyakiti diri sendiri. Lagian kamu lari dari apaan sih?"

"Aku ngga lari dari sesuatu, dan ngga menjadikan belajar sebagai pelarian. Belajar itu kewajiban."

"Tapi aku liatnya gitu."

"Ka Myung salah ka---"

"Apa karena Doy---"

"Udah malem. Bye bye....." potong Ashilya segera keluar dari mobil Gongmyung.

TETANGGA MASA DOYOUNG?Onde histórias criam vida. Descubra agora