Chapter 2

114K 3.3K 23
                                    

Semenjak kejadian istirahat tadi, Kenzie belum menemui Celline kembali. Celline pun tak menyusul, ia memilih makan siang di kantin kantor karena takut tidak keburu.

Kini waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Sudah saatnya jam pulang kantor.

Sebuah pesan singkat masuk ponsel Kenzie. Ternyata dari Celline, isinya begini;

My Love
Aku balik duluan, ada keperluan mendadak

Kenzie meremas ponselnya, rasanya ingin ia banting jika tidak mengingat banyak kontak penting dalam ponsel tersebut. Kenzie sangat amat kesal dengan sikap Celline. Apakah Celline marah? Lalu apa penyebabnya?

Tok! Tok! Tok!

Sebuah ketukan pintu membuyarkan kekacauan Kenzie.

"Masuk." ucap Kenzie.

"Weyy, bro, lo nggak mau balik?" ternyata Alvian yang datang.

"Ntar lagi."

"Kenapa sih lo?"

"Felix udah balik?" Kenzie mengalihkan pertanyaan Alvian.

"Udah. Felix nganterin Tania dulu ke bandara jemput nyokapnya Tania."

Kenzie mengangguk paham, "Lo sendiri kenapa belum balik?"

"Nunggu Lily." Kenzie mengangguk setelah mendengar jawaban Alvian.

"Lo kenapa Ken? Lagi banyak masalah kayaknya." tanya Alvian lagi.

"Ah, sok tau lo!" Kenzie tertawa dipaksakan.

"Bro, gue udah lama kenal lo. Jadi gue tau gelagat lo gimana. Ayo cerita, ada apaan?"

Belum sempat Kenzie mengucap apapun, ponsel Alvian sudah berbunyi terlebih dahulu. Alvian mengangkat telepon, ternyata dari Lily yang sudah menunggunya di lobby kantor. Alvian pun pamitan dengan Kenzie.

Kenzie memungut blazernya dari kursi dan segera ia meninggalkan ruangan. Apalagi? Tentu saja ia akan mendatangi Celline ke apartment gadis itu.

----------

Kenzie baru saja keluar dari lift lantai 15 gedung tersebut. Kenzie melangkah dengan tergesa. Ketika sampai di depan pintu, Kenzie langsung menekan tombol disana.

Sekali,

Tidak ada jawaban.

Dua kali,

Tidak ada jawaban.

Tiga kali,

Pintu perlahan-lahan terbuka. Tampaklah Celline yang sedang mengenakan kimono handuk dengan rambut setengah basahnya yang terurai.

"Kenzie?"

"Aku perlu bicara sama kamu."

"Yaudah, masuk."

Kenzie dan Celline duduk di sofa ruang tamu. Celline memangku bantal sofa berukuran kecil.

"Kamu kenapa?" tanya Kenzie.

"Nggak apa-apa."

"Aku serius, kamu kenapa?" tegas Kenzie. Tidak tampak raut bersahabat dari wajahnya.

"Aku nggak apa-apa."

"Kenapa pas istirahat nggak jadi nyamperin? Terus kenapa pulang duluan?"

"Udah nggak keburu jadi aku makan di kantin."

"Kenapa pulang duluan?" ulang Kenzie.

"Aku ada urusan."

"Urusan? urusan apa?"

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang