Chapter 41

25.5K 1.1K 110
                                    

Sepulang dari Bromo minggu lalu, mereka langsung merencanakan pernikahan. Tanggal dan hari pernikahan sudah disepakati oleh kedua belah pihak.

Baru saja Kenzie dan Celline menyelesaikan fitting baju pernikahan mereka di butik yang direkomendasikan Dewi.

"Ke supermarket depan, ya." ujar Celline meminta Kenzie berhenti.

"Mau ngapain?"

"Haus, mau beli minum."

Kenzie mengangguk bertepatan dengan mobilnya yang berhenti di depan supermarket yang Celline maksud.

"Kamu tunggu sini aja, aku yang turun." Kenzie berinisiatif karena takut perempuan itu kelelahan.

"Nggak usah, aku aja."

"Yaudah, bareng."

"Sendiri aja, Kenzie. Aku cuma beli minum doang, nanti makin lama kalau sama-sama."

"Emangnya kamu nggak capek, sayang?"

Celline tersenyum lembut sembari melepas seat belt-nya. Mengecup singkat pipi kiri Kenzie, kemudian turun dari mobil.

Sambil menunggu, Kenzie memainkan ponselnya agar tidak jenuh.

----------

Maklum perempuan pasti lapar mata. Niatnya hanya ingin membeli minuman, tapi melihat jejeran snack, Celline jadi tertarik. Sadar diri sedang hamil, wanita itu memilah yang sekiranya masih baik dikonsumsi ibu hamil. Toh kalau dia mengambil sesuai keinginannya, Kenzie akan melarangnya makan. Jadi Celline hanya mengambil dua bungkusan berbeda yang masuk daftar aman bagi wanita hamil.

"Aa-mppphhh..."

Celline merasakan seseorang membekap mulutnya dan mendorong pelan ke arah paling belakang tembok supermarket tersebut.

"Ini gue, Raka."

Celline berbalik badan. Mendapati Raka menghimpit tubuhnya.

"Jangan teriak, Cel." titahnya sembari menurunkan tangan dari bibir Celline.

"Raka?" Celline panik, ia melihat ke arah lain dengan waspada. Takut jika Kenzie tiba-tiba masuk dan menghampiri mereka.

"Gue tahu di depan ada cowok lo, tapi gue pastiin kalau dia nggak akan masuk nyamperin kita disini."

"Lo mau apa, Raka?"

"Gue perlu bicara sama lo, tapi nggak disini. Nggak dalam keadaan cowok lo nunggu di depan."

"Gue nggak bisa bikin janji sama lo. Kenzie calon suami gue. Gimana kalau dia lihat kita lagi?"

"Kita cari tempat aman, Cel. Nggak di luar. Tapi di apartment gue atau di rumah lo."

"Tapi-"

"Sekali lagi, Cel." Raka mengeluarkan tatapan memohonnya.

"Gue takut sama Kenzie, Raka..." Celline berusaha membuat Raka mengerti situasinya.

"Gue nggak akan diem aja kalau kejadian waktu itu terulang lagi, Cel. Gue akan melindungi lo dan diri gue. Trust me, kita akan baik-baik aja."

Celline berpikir sejenak. Adakah celah untuknya mengatur pertemuan dengan Raka atau tidak.

Cup!

LIMERENCEWhere stories live. Discover now