Chapter 27

32.6K 1.3K 78
                                    

Setelah mendapat perlakuan lembut dan baik dari Kenzie dalam beberapa hari belakangan, Celline rasa ini waktu yang tepat untuk memenuhi janjinya dengan Raka yang sudah terbengkalai cukup lama.

"Kamu ada acara malam ini, Ken?" tanya Celline saat mereka dalam perjalanan pulang setelah seharian bekerja.

"Mau main bowling sama Alvian."

"Berdua doang?"

"Iya, soalnya Felix ada acara sama keluarga."

Celline manggut-manggut. Berpikir lagi bagaimana caranya meminta izin pada Kenzie. Jika saja Kenzie tidak pindah apartment di dekat Celline, maka wanita itu tidak perlu memikirkan alasan. Tapi keadaan justru sebaliknya.

"Kamu mau ikut, Cel?"

Celline menggeleng pelan.

Kenzie mengangguk setuju. "Kamu memang harus lebih banyak istirahat. Lagian nggak baik angin malam."

"Tapi, Ken..." Celline sengaja menggantung ucapannya untuk melihat reaksi Kenzie.

"Kenapa? Mau sesuatu?" tawar Kenzie.

"Nanti malam aku mau ketemu sama teman."

"Siapa? Dimana? Dalam rangka apa?"

Celline berdecak. "Satu-satu tanyanya."

"Sama siapa?"

"Temen."

"Iya, aku tau temen. Siapa namanya? Cewek atau cowok?"

"Temen SMP, namanya Mayang." Celline sedang berusaha mengarang cerita.

"Ketemu dimana?"

"Di cafe mentari."

"Dalam rangka apa, sih?"

"Nggak apa-apa, aku udah lama aja nggak ketemu dia."

"Kalau aku nggak bolehin?"

Celline mendengus sebal. Kalau Celline menjawab memang apa hak kamu melarang aku? maka akan terjadi perang dunia ketiga. Jadi Celline mengurungkan kenyolotannya.

"Aku bosan, Ken."

"Yaudah ikut aku aja kalau gitu."

"Nggak mau. Akan sama bosannya nemenin kamu main bowling."

Kenzie berpikir sejenak. Menimang keputusannya untuk mengizinkan Celline atau tidak.

"Kalau kamu beneran sayang aku, harusnya mengizinkan." Celline berusaha mempengaruhi pikiran Kenzie.

"Masa' aku di kurung mulu. Toh, aku juga nggak macem-macem di luar sana." tambah Celline.

"Iya, boleh. Tapi nanti aku yang anterin kamu."

"Nggak usah, aku bisa pergi sendiri, sayang." sahut Celline dengan cepat.

"Kalau ada apa-apa telepon aku."

"Siap, bos." jawab Celline sambil tertawa kecil.

----------

Disinilah Celline berada, Cafe Mentari seperti yang ia katakan pada Kenzie. Namun bukan Mayang yang ia temui, melainkan Raka.

"Makasih, Cel." ucap Raka dengan senyum yang tidak pudar dari wajah tampannya.

"Gue yang berterimakasih karena waktu itu lo udah anterin gue ke kantor dan soal kejadian kopi panas, gue juga minta maaf."

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang