Chapter 43

27.8K 1.1K 40
                                    

"I Kenzie Alvaro Margatama, take you, Celline Annastasia, to be my wedded wife. To have and to hold, from this day forward, for better for worse, for richer for poorer, in sickness or in health, to love and to cherish, 'till death do us part."

"I Celline Annastasia, take you, Kenzie Alvaro Margatama, to be my wedded husband. To have and to hold, from this day forward, for better for worse, for richer for poorer, in sickness or in health, to love and to cherish, 'till death do us part."

Setelah mengucap janji suci secara bergantian di depan pendeta, mereka saling melingkarkan cincin di jari satu sama lain. Dan diakhiri dengan saling berciuman.

Sorak-sorai dari para tamu undangan riuh menyambut hari bahagia sepasang yang sudah sah menjadi suami istri.

Pun mereka melepas sepasang merpati sebagai simbol hari bahagia ini.

----------

Malam harinya resepsi mewah diselenggarakan di ballroom salah satu hotel bintang lima.

Sebenarnya Celline agak risih harus mengadakan pesta semegah dan semeriah ini, tapi begini lah resiko menikah dengan anak pemilik perusahaan. Sudah pasti semua karyawan dan kolega masuk dalam daftar undangan. Jika dipresentasekan mungkin delapan puluh persen tamu yang datang berasal dari pihak Kenzie.

"Congratulations, dear." Lily memeluk Celline dengan erat.

"Thank you..." balas Celline.

"Bahagia selalu, sayangku." gantian Tania yang memeluknya.

"Terima kasih, Tania."

"Happy wedding, bro!!" Alvian dan Felix menyalami Kenzie bergantian.

Sedikit banyak Celline kurang nyaman dengan gaun yang ia kenakan. Bagian perutnya ketat karena perut Celline yang semakin nampak.

Pernikahan ini terselenggara saat kehamilan Celline memasuki minggu ke tujuh belas. Sebenarnya rencana mereka lebih cepat dari itu, tapi karena ada satu-dua hal yang harus diselesaikan, maka hari ini pernikahan itu baru bisa terlaksana.

Akibat perut yang terlihat itu, mereka yakin bahwa sebenarnya para tamu undangan curiga. Tapi keduanya tak mempermasalahkan. Jika ada yang bertanya pun, Kenzie tidak segan untuk menjawab. Tapi sejauh ini tidak ada yang berani bertanya secara terang-terangan.

Kepala Celline berdenyut dan perutnya mual karena terlalu banyak berdiri. Ia pun memilih duduk di kursi pelaminannya.

"Are you okay?" Kenzie ikut duduk setelah melihat wanita itu tidak baik-baik saja.

Celline mengangguk samar sambil menghirup aroma minyak kayu putih yang sengaja dijadikannya teman setia.

Ini hari bahagia mereka, Celline tidak mau merusaknya. Tidak mau menghentikannya di tengah-tengah. Jadi dengan terpaksa Celline terus duduk meski masih banyak tamu yang ingin menyalaminya.

----------

Setelah rangkaian acara berjalan lancar, mereka langsung memasuki kamar hotel yang sengaja disiapkan sebagai kamar pengantin mereka. Namun bukannya disambut hal romantis, Kenzie justru mendapati sang istri memuntahkan isi perutnya di dalam kamar mandi.

"Kamu yakin nggak apa-apa, Cel?" tanya Kenzie khawatir. Dia melihat wanitanya itu sedang menetralkan napas sambil bersandar di tembok.

LIMERENCEWhere stories live. Discover now