Chapter 21

37.6K 1.3K 46
                                    

21+ ALERT!

----------

"Ahhh... ahhh... ahhh..." racauan Celline memenuhi seisi ruangan sejak beberapa menit lalu.

Lutut dan kedua telapak tangannya sudah terasa sangat lemas untuk menumpu berat tubunya dengan posisi menungging seperti ini. Namun, baik dirinya maupun Kenzie masih sama-sama menunggu pelepasan mereka. Mencari kepuasan.

Kenzie mempercepat ritme tubuhnya sambil memegangi pinggul Celline. Kejantanannya di dalam sana semakin di remas dan di jepit erat oleh kewanitaan perempuan itu. Membuat Kenzie mendesah dan mengerang kacau.

"Aghhh!! Agghh!! Agghhh!!" napas Kenzie semakin memburu seiring kecepatannya bertambah.

Detik jam dinding terus berjalan. Di luar sana hujan turun dengan sangat deras, namun di dalam sini keringat mereka justru bercucuran. Entah sudah berapa lama waktu yang sudah dihabiskan hingga akhirnya mereka mencapai puncak kenikmatan masing-masing. Tubuh Celline bergetar hebat menerima cairan dari tubuh Kenzie. Gadis itu langsung menjatuhkan tubuhnya dengan lemas. Kenzie yang masih menyatu dan berada di belakangnya pun ikut menjatuhkan tubuh diatas wanita itu namun masih menahan dengan lengan kokohnya agar Celline tidak tertindih menumpu keseluruhan berat tubuh Kenzie.

"I love you." bisik Kenzie dengan sensual. Lalu memberi tanda di sekitar leher kiri Celline.

Celline tidak menjawab, masih mengatur napasnya yang memburu dan menstabilkan tubuhnya yang tadi bergetar hebat. Posisi seperti ini membuat gelombang di tubuh Celline begitu dahsyat.

Kenzie bangkit, perlahan melepaskan diri dari wanitanya. Kemudian berbaring di sebelahnya dan menatap wajah kelelahan Celline. Mengusap dengan lembut dan penuh sayang.

"Aku sebenarnya masih pengin, tapi kelihatannya kamu udah lelah banget." ujar Kenzie, menatap netra cantik milik kekasihnya.

Selanjutnya, tanpa Kenzie duga, Celline menaiki tubuh telentangnya. Otomatis milik Kenzie yang sudah kembali tegak semakin terasa ngilu. Celline mengecup seluruh bagian wajah Kenzie tanpa terkecuali. Dan tangan nakal Kenzie langsung memegang miliknya sendiri dan mengarahkan ke lubang Celline. Wanita itu tidak banyak protes, justru menegakkan tubuhnya dan mulai bergerak. Celline agak jijik dengan dirinya sendiri yang begitu menginginkan sentuhan Kenzie. Tapi, toh mereka melakukannya atas dasar suka sama suka. Jadi tidak menyedihkan walau tetap saja agak menjijikan.

Celline menggerakkan tubuhnya sedikit lebih cepat dari sebelumnya. Dirinya sangat menikmati.

Sekali sentak, posisi mereka berubah. Celline di bawah dan Kenzie di atas. Pria itu memompa dengan semangat. Tanpa menindih, ia menegakkan tubuhnya agar dapat melihat betapa indahnya penyatuan tubuh mereka dan betapa sexynya wajah mendamba Celline.

"Ahhh... ahhh... Kenzie..." racau Celline sambil menggerakkan kedua kakinya hingga Kenzie harus menahannya agar tetap terbuka lebar.

Celline memainkan sendiri kedua payudara bulatnya yang tersentak naik turun. Meremas dengan kuat untuk menyalurkan kenikmatan.

Kenzie seperti gelap mata melihat pemandangan sendual di depan matanya. Tanpa basa-basi, Kenzie melepaskan kedua tangan Celline. Menghisap puting kanan Celline dan meremas payudara kiri wanita itu. Hingga membuat tubuh Celline meremang dan menggelinjang tak karuan.

Setelah melakukan penetrasi cukup lama, akhirnya keduanya kembali sampai. Sampai ke puncak kenikmatan dunia.

Kenzie mengecup menarik selimut untuk menutupi tubuh tanpa busana mereka. Tak lupa juga memberi satu kecupan manis di dahi Celline. Wanita itu merasa dihargai hanya dengan hal-hal sederhana yang Kenzie lakukan seperti ini.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang