Chapter 15

42.6K 1.3K 60
                                    

Raka
Selamat pagi, nona Celline

Raka
Have a good day

Raka
Gue akan menunggu sampai dinner itu tiba

Raka
Semangat kerjanya

Celline mengerutkan kening melihat spam chat dari Raka. Namun Celline menyempatkan waktu untuk membalas selagi belum ada pekerjaan yang harus diselesaikan.

Celline
Thanks. Gue belum ada waktu sekarang, nanti gue kabari lagi, ya

Celline meletakkan ponselnya, beralih pada berkas yang sudah ia selesaikan. Mengecek sekali lagi.

Ponsel Celline kembali berdenting.

Raka
Cel, gajah kalau terbang, apanya yang kelihatan?

Celline menautkan alisnya. Berpikir. Lebih tepatnya memikirkan hal konyol.

Celline
Belalainya? Gadingnya? Kakinya?

Raka
Salah

Celline
Terus apanya, dong?

Raka
Boongnya😂😂😂😂

Celline terkekeh pelan. "Paan, sih, Raka!! Jayus banget."

Celline
Dasar garing!!😋😋😋

Raka
Hahahahaha

Celline
Udah, ah. Gue mau kerja

Raka
Semangat, wanita hebat

Celline tidak menanggapi lagi. Ia fokus bekerja.

----------

"Abis malam pertama di Bali langsung sakit lo." sarkas Lily.

Celline dan kedua temannya sedang makan siang di kantin siang ini.

"Ngaco, deh!! Nggak gitu." santai Celline.

"Udah gitu dijengukin pacar kedua lagi." giliran Tania. Melontarkan kalimat yang berhasil membuat Celline tersinggung.

"Jangan becanda gitu, dong, Tan. Gue takut lo keceplosan di depan Kenzie."

"Iya, iya, maaf."

"Lagian lo juga, sih, Tan, menempatkan Celline di posisi serba salah." ujar Lily menyalahkan.

"Kan gue nggak tau kalau Raka akan suka sama Celline. Tadinya gue berharap Raka suka sama gue." jawab Tania membela diri.

"Udah lah, nggak usah bahas itu." sela Lily. Wanita paling dewasa diantara ketiga orang itu tidak ingin timbul keributan lagi.

Terlihat diujung sana Kenzie, Felix dan Alvian berjalan menuju tambatan hati mereka.

"Hei, sayang." sapa Kenzie sembari mengecup kening Celline.

Celline tersenyum santai.

"Nanti malam aku jemput, ya."

"Mau kemana?"

"Ke rumah. Mama ngajak kamu makan malam."

Celline mengangguk.

"Bisa, 'kan?"

"Iya, sayang."

Kenzie tersenyum. Lalu memesan makanan untuk makan siangnya.

----------

LIMERENCEWhere stories live. Discover now