Chapter 25

34K 1.2K 55
                                    

Sikap Kenzie semakin hari semakin aneh bagi Celline. Laki-laki itu bahkan pindah apartment demi bisa bersebelahan dengan unit Celline.

Beberapa hari lalu Kenzie membawa susu bubuk di dalam kotak, saat Celline bertanya, laki-laki itu hanya menjawab susu biasa. Tapi sebagai peminum susu aktif, Celline belum pernah merasakan susu yang Kenzie beri. Tapi selagi tanpa racun, Celline memilih menuruti Kenzie.

Selama unit apartment mereka bersebelahan, Celline tidak perlu repot-repot mengeluarkan uang untuk sekedar membeli makanan karena Kenzie sudah mencukupi kebutuhan wanita itu.

Dari lubuk hati terdalam, sebenarnya Celline tidak suka diperlakukan seperti ratu. Ia lebih suka mandiri. Melakukan apapun menggunakan kaki tangannya sendiri. Tapi Celline sedang bersyukur atas pemberian Tuhan.

Malam ini, atas permintaan Celline, Kenzie mengajak Lily, Tania, Alvian dan Felix untuk makan malam di restoran. Celline ingin memperbaiki hubungan bersama Tania. Ia tidak ingin ada kecanggungan apapun.

"Guys, sebelum kita makan, ada sesuatu yang mau disampaikan sama Kenzie." Celline memberi pengumuman pada teman-temannya.

"Ngomong apaan, Ken?" tanya Felix.

Kenzie masih diam dan menunduk. Celline sudah menyenggol lengan pria itu dengan sikunya, namun Kenzie masih bergeming. Ia enggan sekali menuruti keinginan Celline yang satu ini.

"Kenzie, kamu udah janji." bisik Celline.

"Aku nggak mau, Cel." tolak Kenzie, tak kalah berbisik.

"Kenzie..." peringat Celline.

Kenzie menatap Celline sambil menggeleng.

"Katanya nurutin maunya aku?" Celline mengerlingkan kedua matanya, membuat Kenzie otomatis kalah.

Kenzie menghela napas gusar. Lalu ia menatap Tania. "Sorry, Tan."

Tania terkejut dan kaget. Kenzie minta maaf?

"Sorry karena gue datang ke kost lo dan marah-marah."

"Iya, nggak apa-apa. Udah gue maafin." balas Tania. Kenzie bosnya, jadi mana mungkin ia berani menolak.

"Dan untuk ancaman itu, lo tenang aja. Hal itu nggak akan terjadi."

Tania merasa lega. Beban di pundaknya terasa baru saja diangkat.

"Tapi salah lo juga, main kasih info tentang Celline ke laki-laki brengsek itu."

"Gue minta maaf, Ken. Gue janji nggak akan jawab apa-apa kalau Raka nanya tentang Celline."

Kenzie mengangguk. Selain mengangguk juga menatap dengan tajam. Seolah tatapan penuh ancaman.

"Karena maaf-maafannya udah selesai, sekarang kita makan. Selamat makan, teman-teman." riang Celline.

"Nah gitu, dong. Gue udah laper sejak tadi." ucap Alvian begitu dramatis bak sinetron.

"Al..." Lily mengingatkan sambil menggeleng. "Don't act like that."

Alvian meringis malu. "Hehe, maaf, sayang."

----------

Kenzie bertetangga dengan Celline itu hanya alibi, kamuflase. Faktanya ia justru jarang sekali ke unit pribadinya. Ia malah menghabiskan banyak waktu di tempat Celline. Wanita itu merasa privasinya terjajah.

Seperti malam ini, setelah makan malam bersama. Entah darimana asalnya, mendadak Kenzie membawa anak balita berusia sekitar tiga tahun ke apartment Celline. Tadi pria itu pergi sebentar dan mengatakan akan ke rumah orang tuanya, namun kenapa jadi membawa anak kecil.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang