Chapter 6

60.7K 1.8K 45
                                    

Love❤
Maaf nggak bisa jemput pagi ini, aku harus nganterin mama. Kamu naik taksi dulu ya. Hati-hati, love you

Setelah membaca pesan singkat dari Kenzie, kini Celline tergesa-gesa berangkat menuju ke kantor.

Celline baru turun dari angkot yang ia tumpangi, tapi turun bukan karena sudah tiba di kantor, melainkan angkot tersebut mogok. Celline berdiri di pinggir jalan sambil menunggu kendaraan umum lainnya lewat. Nihil. Selalu saja sudah penuh. Taksi atau ojek online pun tak ada satupun yang menyangkut di aplikasinya.

"Udah jam delapan, lagi." katanya bermonolog.

Celline mengotak-atik ponselnya. Berharap ada seseorang yang bisa dimintai tolong.

Tidak ada.

Celline mulai frustasi karena dirinya sudah sangat terlambat. Celline tidak bisa begini, mau tidak mau ia harus berjalan kaki. Baru berbalik badan dan akan melangkah, sebuah klakson mobil menghentikannya. Celline antusias, mungkin itu Kenzie.

Celline menyorot sumber suara dengan penuh pengharapan.

Tidak, lain Kenzie.

"Lo kenapa jalan sendirian? Nunggu kendaraan ya?" pria dalam mobil tersebut bertanya melalui kaca mobil yang diturunkannya.

"Eh, iya nih. Dari tadi penuh semua."

"Yaudah, bareng gue aja."

Celline menggeleng. "Gue bisa sendiri kok."

"Ini udah jam delapan lebih tujuh menit, emang lo nggak telat?"

"Telat, sih. Tap-"

"Nggak nyaman ya dekat sama gue?"

"Bukan, maksud gue nggak gitu. Gue nggak mau merepotkan lo."

"Nggak ada waktu untuk tawar-menawar kalau lo nggak mau lebih terlamat lagi."

Celline berpikir sejenak. Apa Celline terima saja bantuan pria ini?

"Yaudah, deh. Gue nebeng lo sampai kantor."

"Nah, gitu, dong."

Celline langsung masuk ke dalam mobil sport itu. Dan mobil pun melesat dengan laju. Ada perasaan tidak nyaman, tapi Celline harus mengalahkan perasaan itu.

"Thanks ya Raka, lo udah bantuin gue hari ini."

Raka.
Pria itulah yang menjadi malaikat penyelamat Celline hari ini.

"Santai aja, Cel. Gue seneng bisa bantu lo." Raka menarik seulas senyum.

Celline melepaskan sabuk pengaman. "Gue ma-"

"Dinner bareng gue malam ini. How?"

Celline membulatkan matanya. Sama sekali tidak menduga Raka akan mengajaknya makan malam seperti ini.

"Gue nggak bi-"

"Just for say thanks?" Raka seakan memberi penawaran. "Tapi kalau lo nggak bisa, gue nggak maksa."

Celline menimbang keputusan apa yang harus diambilnya.

"Gue nggak bermaksud pamrih, tapi ini sekedar ajakan tulus."

Perlahan Celline mengangguk. "Iya, gue bisa."

"Jam tujuh malam gue jemput lo."

"Nggak usah, ketemu di tempat aja."

"Oke. Gue tunggu di restoran steak Jl. 24 timur barat."

Celline mengangguk. "Sekali lagi, thanks."

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang