Chapter 36

26.5K 1.2K 165
                                    

papa mama soon to be?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

papa mama soon to be?

----------

"Selamat, ya." Kenzie menyalami Putri dan juga Daniel—sepupunya.

"Thank you, Ken." Daniel memeluk Kenzie bak lelaki gentle. "Kalau lo nggak mengenalkan Putri ke gue, mungkin sampai sekarang gue masih jomblo."

Kenzie tertawa, juga melerai tubuh mereka. "Santai aja."

"Emang sepupu best."

"Berlebihan lo!!"

Kenzie dan Putri juga saling berpelukan sebagai seorang teman dan juga calon keluarga besar.

"Terima kasih, Kenzie." bisik Putri.

"Gue yang harus terima kasih karena lo udah bantu gue."

Putri menarik tubuhnya sambil mengusap sudut matanya yang berair. "Semoga masalah kamu sama Celline cepat selesai, ya."

"Amin. Makasih."

----------

Acara pertunangan Putri dan Daniel masih berlangsung, tetapi Kenzie lebih memilih duduk menyendiri di taman belakang gedung. Hanya sekaleng beer yang menemaninya menikmati kesunyian.

Daniel, anak tunggal dari kakak kedua Dewi. Usianya sudah menginjak tiga puluh dua tahun tetapi belum juga menikah. Waktu itu Kenzie iseng mengenalkan mereka. Niat Kenzie hanya sebatas mengenalkan, tapi entah sejak kapan mereka dekat. Dan Kenzie terkejut mendengar Daniel yang akan melamar Putri, padahal baru dua minggu mereka saling kenal.

Begitulah manusia, tidak ada yang bisa menebak.

Sepasang manusia yang baru saling kenal bahkan sudah membawa hubungan mereka satu step menuju serius. Sedangkan yang jelas sudah resmi pacaran dan sudah hamil, masih egois tidak mau menikah.

Di antara Kenzie dan Putri tidak ada apa-apa. Hubungan mereka sudah seperti keluarga.

Kenzie tidak akan meninggalkan Celline.

Saat ini Kenzie hanya ingin menyadarkan Celline. Melihat apakah Kenzie penting atau tidak dalam hidup Celline.

Hati Kenzie bergetar saat pemeriksaan kehamilan itu Celline mulai mengakui bayinya secara tidak langsung dengan menyebut, Mine. Not yours.

Kenzie juga tidak setega itu membiarkan Celline pulang sendiri naik taksi. Hanya saja tidak ada yang melihat bahwa Kenzie membuntuti di belakang. Kenzie hanya tidak mau terlihat lemah dihadapan Celline, meski sebenarnya ia lemah dan rapuh tanpa Celline.

LIMERENCEWhere stories live. Discover now