Prolog

202 43 1
                                    

Kita tidak akan pernah tau, apa rencananya, terkadang dunia menyelipkan kebahagiaan sebelum kesedihan menghampiri

–ו–ו–ו–

Semerbak angin menyapu rambut gadis kecil yang berusia lima tahun yang tengah duduk santai di pasir-pasir putih menggelebu, bersama dengan ibu dan ayahnya. dengan ditemani pemandangan indah pantai Dubai yang mereka kunjungi, tempat ini. kota ini, adalah impian gadis kecil itu sejak dulu yang tak pernah di hiraukan oleh kedua orangtuanya lantaran sibuk bekerja

Namun kesedihan itu tidak terlalu membuatnya larut, karena saat ini kebahagiaan yang teramat tengah ia rasakan "mom ayo kita bermain air,,, wow mom lihatlah ombaknya begitu besar" terang zamora pada ibunya yang terkagum-kagum akan indahnya pantai negeri ini

"Zamora sayang jangan ganggu mom, mom sedang mengerjakan tugas meeting untuk besok" ucap Gardenia yang tetap fokus pada komputer nya, kini gadis itu beralih menatap ayahnya.

"Dad, mari temani zamora bermain pasir-pasiran di sana"

Gerald mendengus pelan lalu ia membuang nafasnya gusar "sebentar lagi ya sayang, dad masih harus menyelesaikan berkas-berkas penting ini dulu" Gerald membolak-balikkan kertas-kertas yang menurut zamora sama sekali tidak penting

Lihatlah bahkan kedua orangtuanya tak dapat membedakan keadaan dan waktu yang mereka tempati, dalam waktu se-sempit inipun mereka tetap tak menghiraukan putrinya sendiri, bagi mereka tiada hari tanpa sebuah pekerjaan

dan sekarang dalam hari yang sama pun ia harus menerima kesedihan menyakitkan ini, ia pikir sekali saja orangtuanya dapat melihat ke arahnya, namun realita tetaplah realita, jika ditakdirkan untuk tidur lebih lama, Zamora. tidak akan mundur, karena mimpi-mimpi Zamora lebih indah di bandingkan kenyataan dunia kejam ini

Tak ingin larut akhirnya Zamora meninggalkan jejak kakinya pada pasir-pasir putih bersih itu dengan langkah sedikit di cepatkan dia memilih bermain sendirian dengan ditemani ombak pantai biru kalbu itu

Zamora menyunggingkan senyumnya kala gambar bintang yang ia lukiskan di pasir sempurna indah, "aku ingin menjadi bintang, yang selalu menemani bulan tanpa pamrih" sela Zamora begitu bangganya

Zamora terhenyak beberapa saat ketika mendengar teriakan spesiesnya yang meminta tolong, ya,, dia menangkap sebuah objek dari kejauhan bahwa seorang anak laki-laki seusianya tengah berjuang hidup melawan ombak besar disana, di ujung sana anak itu sendirian? Oh shit! Dimana orang tua anak itu

Sebelum berlari Zamora menoleh ke arah orangtuanya duduk. disana, mereka masih pada posisi yang sama, yaitu fokus pada pekerjaan masing-masing

Zamora mendekat ke sumber suara yang meminta pertolongan, dengan langkah sempoyongan ia berenang menuju ke tengah-tengah pantai demi menyelamatkan anak laki-laki seusianya itu,saat sudah di rasanya berhasil menggenggam tubuhnya dengan cepat ia menarik baju anak itu

namun ekspetasi berbanding terbalik dengan realita, anak laki-laki itu malah menindih tubuh kecil Zamora, dengan memanfaatkan kesempatan bocah lelaki itu mengambil nafas sejenak, Zamora mati-matianan mengontrol nafas di dalam sana, karena ia tengah tenggelam akibat dorongan bocah lelaki itu

Sementara si-anak lelaki seusianya tanpa sadar telah melakukan kesalahan, ia hanya sedang berusaha mengambil oksigen dalam-dalam, karena sebelumnya ia hampir kehilangan oksigen

Hingga tak berselang lama, gerald dan gardenia datang dengan perasaan bersalah, Gerald yang melihat putrinya tenggelam langsung berlari di kedalaman air untuk menyelamatkan putrinya, sedangkan bocah laki-laki itu telah berhasil di selamatkan para pengunjung dengan selamat, Zamora pingsan berada di dekapan ayahnya.  Gerald berhasil menyelamatkan Zamora, namun selang beberapa detik, terjadi pasang surut air laut

Dengan mempercepat gerakannya dan dekapannya Gerald berusaha menjauh dari ombak air laut itu, hingga akhirnya, mereka berhenti di sebuah batu di tengah-tengah pantai agar di rasanya aman, yang Gerald harapkan hanya satu yaitu keselamatan putrinya, biarkan nyawanya melayang asalkan Zamora kecilnya selamat, itulah yang sedang dipikirkan Gerald saat ini. dekapannya semakin erat kala air pasang surut semakin naik menghilangkan setengah bebatuan itu, ia mengecup purinya berkali-kali karena tidak tega melihat putrinya seperti ini.

"Zamora putri dad kuat, Mora kuat, Zamora harus selamat walau nyawa dad taruhannya" gumam Gerald lirih dengan penuh kekhawatirannya

Suara riuh pengunjung melihat kejadian naas yang begitu pilu, dunia seakan terhenti seketika semuanya terasa sangat cepat hingga akhirnya air semakin naik pada bebatuan yang Gerald dan putrinya bertumpu, detik itu pula ombak besar menerjang keduanya dengan Zamora yang terlempar ke tepi pantai sedangkan Gerald ayahnya terlempar begitu saja seakan hilang di telan bumi.

"Geralddd" tangis Gardenia pecah dengan memeluk erat Zamora yang harus menerima kenyataan, yaitu kehilangan lelaki yang sangat dicintainya.

Dufan,19 Oktober 2008
_

___

.
.
.
.

LBD disease (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang