Bag 19

5.5K 408 5
                                    

Author POV~

~Semua berakhir nyatanya aku harus mengubur dalam dalam kenangan ku bersama hyemi. Dia adalah orang yang selalu ada dihidupku yang membuatku semangat menjalani hidup selain keenam sahabatku. Kini hyemi juga pergi meninggalkanku,tidak ada lagi penyemangat hidupku. Aku melompat dari jembatan sungai han. Aku merasakan dinginnya air malam itu, aku membiarkan diriku terus tenggelam.

'Hyemi-ah kembalilah dan selamatkan aku, disini terlalu dingin'

'Appa selamatkanlah aku, aku merindukanmu eomma tidak menyayangiku. Disini dingin tolonglah aku appa'batinku berulang ulang~

"Yoongi-ssi" ucap jihyun membangunkan yoongi yang nampak gelisah dalam tidurnya.

"Yoongi-ssi" ucapnya sekali lagi sembari menggerakkan tubuh yoongi. Yoongi terbangun dan segera memeluk jihyun. Jihyun nampak terkejut dan ingin melontarkan protes namun yoongi sudah lebih dulu berbicara.

"Dingin ini dingin" ucap yoongi. Tangannya dingin dan tubuhnya bergetar hebat.

"K..kau mimpi buruk?" tanya jihyun pelan. Yoongi hanya diam tampak masih syok.

"Gwenchana itu hanya mimpi" ucap jihyun sembari menepuk pundak yoongi. Sebenarnya tujuan jihyun keluar kamar hanya untuk mengambil minum, tapi saat melewati sofa dia melihat yoongi nampak gelisah.

"Tetaplah disini jebal" ucap yoongi pelan.

"Aku disini tenanglah" ucap jihyun terus menepuk pundak yoongi. Yoongi seperti seorang anak kecil yang sedang mimpi buruk dan sedang ditenangkan oleh ibunya. Tak lama setelah itu yoongi tak bersuara lagi.

'Apakah dia tidur? ' batin jihyun.

Jihyun ingin beranjak namun yoongi makin erat memeluknya. Apa daya, jihyun akhirnya pasrah dan tertidur bersama pelukan erat seorang min yoongi.

Jung Jihyun POV~

Aku terbangun saat aroma harum masakkan menyeruak masuk ke indra penciumanku. Ah benar aku tertidur disofa tadi malam.

"Kau sudah bangun" ucap yoongi dari dapur.

"Ne" ucapku singkat dan menghampirinya.

"Kau memasak? " ucapku lagi. Aneh bukan jika melihat yoongi memasak. Biasanya aku yang memasak sarapan pagi untuknya.

"Kau tidak lihat?" ucapnya singkat.

'Dasar laki laki sialan' batinku.

"Mandilah cepat bau badanmu mengalahkan bau masakanku" ucapnya sembari menyajikan masakannya ke piring.

"Yak! Apa kau mau mati" ucapku dengan tatapan tajam.

"Setidaknya aku tidak ingin mati denganmu" ucapnya terkekeh. Aku menghampirinya dan berniat menamparnya namun dia tiba tiba menangkup pipiku.

"Wae? " ucapnya tersenyum jahil. Aku yakin sekarang pipiku merah seperti tomat. Aku segera melepaskan tangkupan tangannya dan berjalan menuju kamar.

"Aishh kenapa jantung ini menggila lagi" ucap ku frustasi sambil mengacak rambut.

~~

Setelah 15 menit mandi aku segera menghampiri yoongi di dapur.

"Kau tidak memasukkan racun kan" tanyaku padanya.

"Aku memasukkan berbagai jenis racun didalamnya" ucapnya sembari memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

"Yak! Kau.. "

"Bukankah kau terlalu cerewet jihyun-ssi" ucapnya menatapku.

'Tidak aku tidak bisa menatap wajahnya' batinku. Aku segera menyantap makanan ku tanpa melihat wajah yoongi.

Wedding Contract[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang