Bag 23

5.4K 417 0
                                    

Jung Jihyun POV~

Setelah hari itu, aku menjadi jarang bertemu dengan yoongi. Yoongi banyak menghabiskan waktu dengan wanita itu. Tak jarang dia juga menginap dirumah sakit. Beberapa kali aku mendengarnya pulang sangat malam dan tidur disampingku. Terkadang saat pagi aku harus kembali berakhir dipelukannya. Aku tau dia pasti melakukan itu karena bermimpi buruk. Aku berusaha untuk tak memperdulikan hal itu. Mungkin satu bulan lagi kontrak pernikahan ku dan yoongi juga akan habis. Tentang perasaanku?  Aku berusaha untuk melupakannya tapi jujur itu sangat sulit. Aku masih perlu waktu untuk melupakan perasaanku padanya. Apalagi dia perhatian padaku, jadi mungkin itu akan lebih menyulitkanku.
Malam ini aku berencana untuk membeli beberapa bahan dapur yang sudah habis. Aku lupa membelinya tadi. Seperti biasa yoongi belum pulang atau mungkin saja dia memang tak akan pulang malam ini. Aku berjalan kaki dari apartemen ke halte bus terdekat. 15 menit waktu untuk ke supermarket jika menggunakan bus. Aku memilih untuk berbelanja disupermarket karena bahan bahan yang ku perlukan untuk mengisi kulkas pasti lengkap disana.
Tak lama setelah menunggu, bus akhirnya datang. Aku segera menaikinya.
Sesampainya disupermarket aku segera mengambil beberapa bahan makanan yang sudah habis dikulkas. Aku juga membeli beberapa cemilan. Tentu saja aku seperti kebanyakan wanita jika sedang galau, suka ngemil hehe.
Setelah memilih beberapa bahan makanan aku memutuskan untuk segera pulang. Diperjalanan menuju halte bus perasaan ku mulai tidak enak.

'Kenapa disini sangat sepi' batinku. Aku berusaha menghilangkan ketakutanku dengan sedikit bersenandung sembari duduk dihalte bus. Tiba tiba terdengar suara dua orang pria dari arah kananku. Aku diam. Kali ini aku benar benar takut.
'Bagaimana ini' batinku.

'Mungkin mereka hanya pria yang baru pulang bekerja' batinku. Aku masih berusaha untuk berpikir positif.

"Hai nona" ucap salah satu pria itu. Aku hanya diam dan tak berani menoleh.

"Sendiri saja nona" ucap pria yang lain.

'Aku harus apa? Apa aku menelpon yoongi saja? ' batinku.

Setelah berpikir sebentar aku akhirnya memutuskan untuk menelepon yoongi.

'nomor yang anda tuju sedang tidak aktif silahkan tinggalkan... '

Aku segera memutuskan panggilan dan kembali menelponnya. Namun nihil yoongi tak mengangkat nya.

"tidak diangkat pacarmu ya cantik" ucap pria itu lagi. Sekali lagi aku hanya diam. Aku akhirnya memutuskan untuk bangkit dan menjauh dari dua pria itu namun tiba tiba dia menarik tanganku.

"lepaskan akuu" ucap ku berteriak.

"akhirnya kau bicara juga" ucapnya menyeringai.

"aku mohon jangan sakiti aku" ucapku. Air mata ku turun perlahan.

"aku akan membuatmu berbicara lebih banyak nona, mungkin mendesah untukku salah satunya" ucap pria itu menyeringai.

"tolonggg tolong aku" ucapku berteriak.

"tak akan ada yang mendengarmu nona disini sangat sepi sekarang" ucap pria itu sembari mendekatkan bibirnya pada bibirku,dan pria satunya memegang tanganku. Aku menunduk dan menutup mataku berharap yoongi datang disaat seperti ini.

'yoongi tolong aku' batinku dengan air mata yang kian deras. Tiba tiba..

Bughh

"Menjauh darinya saekkia" ucap seorang lelaki. Aku tak berani melihatnya aku masih memejamkan mataku. Aku masih ketakutan badan ku bergetar hebat.

"Kau tak apa" ucap pria yang baru saja membantuku.

'dia bukan yoongi, tapi suaranya tak asing bagiku' batinku. Perlahan aku membuka mataku dan menegakkan kepalaku.

Deg

Senyum itu masih sama.

"Hyunsik oppa" ucap ku tak percaya.

"Kau tak apa" ucapnya tampak khawatir. Aku hanya diam. Aku tak percaya ini terjadi,orang yang menyelamatkanku. Dia hyunsik oppa dia adalah kekasih masa laluku.

"Jihyun-ah gwenchana" ucapnya lagi membuyarkan lamunanku.

"Hyunsik oppa" ucapku sekali lagi.

"Ini aku jihyun-ah" ucapnya kemudian dia memelukku erat bahkan sangat erat. Pelukan ini masih sama hangatnya seperti dulu. Aku kembali meneteskan air mataku. Dia telah kembali.

~~

Setelah suasana haru tadi,hyunsik oppa mengantarku pulang. Disepanjang jalan kami berbincang tentang apa yang terjadi pada hidup kami masing masing setelah perpisahan hari itu. Haruskah aku bercerita. Baiklah akan aku ceritakan sedikit. Aku berpacaran dengannya sejak aku kelas 1 sma aku dua tahun  dibawahnya. Namun setelah itu dia memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di jerman sehingga kami sepakat untuk mengakhiri hubungan kami. Tapi dia berjanji jika dia sudah menemukan pekerjaan yang layak di jerman dia akan kembali ke korea dan melamarku. Namun sejak hari itu, aku kehilangan komunikasi dengannya. Baiklah kembali pada masa sekarang.

"Disana apartemen ku oppa" ucap ku menunjuk sebuah apartemen didepan kami.

Dia menepikan mobilnya tepat didepan lobby apartemen.

"Terima kasih atas bantuanmu oppa dan terima kasih atas tumpangannya" ucapku tersenyum dan berniat keluar dari mobil namun dia menahan tanganku.

Aku mentap nya bingung.

"Bisakah aku meminta nomormu" ucapnya sembari menyodorkan ponselnya.

"ahh itu baiklah" ucapku mengambil ponselnya dan mengetik nomor ponselku.

"ini" ucap ku mengembalikan ponselnya.

"terima kasih jihyun-ah aku akan menghubungimu" ucapnya tersenyum.

"baiklah" ucapku membalas senyumannya. Aku melambai padanya kemudian mobilnya melaju meninggalkan lobby apartemen. Aku segera masuk. Sesampainya didepan apartemenku dan yoongi aku menekan password dan segera masuk. Namun aku terkejut ketika aku membuka pintu yoongi sudah berdiri didepanku.

Min Yoongi POV~

Aku memutuskan untuk pulang cepat malam ini kebetulan hyemi sudah tertidur sejak tadi. Aku kasihan jika membuat jihyun terbangun ketika aku pulang larut malam. Namun ketika aku sampai diapartemen, aku tidak melihat keberadaan jihyun. Dikamar pun dia tidak ada.

'ini sudah jam 11 malam kemana dia' batinku. Ada terbersit kekhawatiran dalam diriku. Aku takut terjadi sesuatu padanya. Akhirnya aku memutuskan untuk mencarinya. Namun ketika aku ingin keluar ku dengar suara orang sedang menekan password dan setelah itu pintu terbuka. Dan nampaklah wajah jihyun.

"Darimana saja kau" ucapku dingin. Tentu aku marah. Jika terjadi apa apa padanya aku akan menyalahkan diriku seumur hidupku.

"Bukan urusanmu" ucapnya berlalu meninggalkanku namun aku segera menahan tangannya.

"Darimana saja kau?!" ucapku sekali lagi dengan meninggikan suaraku.

Dia melepas kasar tanganku yang menahan tangannya.

"Apa pentingnya aku untukmu hah?! " ucap nya dengan suara tinggi. Dia tak pernah seperti ini.

'ada apa dengannya' batinku.

"Urus saja wanitamu" ucapnya lagi sembari melangkah meninggalkanku.

Hai readders semoga kalian suka ya
Jangan lupa vote dan komen
Makasih❤

Wedding Contract[COMPLETE]Where stories live. Discover now