Bag 21

5.3K 384 3
                                    

Min Yoongi POV~

"Jadi bagimana keadaannya dok? " tanya ku pada dokter yang baru saja memeriksa keadaan hyemi.

"Tidak mengalami perubahan" ucap dokter nampak kecewa.

Kalian pasti bertanya tanya kenapa hyemi membawaku kerumah sakit. Sebenarnya kemarin dia juga menceritakan bahwa dia menderita penyakit autoimun. Tentu saja hal itu membuatku terkejut.

"Oppa wae? " tanya hyemi membuyarkan lamunanku.

"Ani kau tampak sehat" ucapku tersenyum. Dia membalas senyumku.

Setelah pemeriksaan,kami akhirnya pulang. Hari sudah mulai gelap.

"Oppa bagimana jika kita makan disana" ucap hyemi menunjuk sebuah restoran dari dalam mobil.

"Baiklah" ucap ku dan segera menepikan mobil. Kemudian aku turun dan membukakan pintu untuknya. Dia menautkan tangannya ditangan ku sembari tersenyum dan kami pun berjalan masuk ke dalam restoran.

"Kau mau makan apa?" tanyaku pelan.

"Jajangmyeon" ucapnya bersemangat. Aku terkekeh melihatnya. Kemudian aku memanggil pelayan dan memesan beberapa makanan. Tak lama kemudian makanan kami datang. Hyemi segera menyantap makanannya dengan lahap begitu juga denganku. Setelah selesai makan aku segera membayar ke kasir dan kemudian keluar dari restoran itu dengan hyemi yang kembali menautkan tangannya di tanganku.

"Min yoongi" ucap seseorang. Aku menoleh.

"Jin hyung" ucapku gugup. Jin hyung melirik ke arah tanganku yang di gandeng hyemi.

"Ikut aku" ucapnya dingin.

"Dan kau tetap disana" ucapnya lagi kepada hyemi yang ingin mengikuti kami. Dia menarikku menuju tempat sepi.Dia kemudian mencengkram kerah bajuku. Dan..

Bugh

Satu pukulan keras menghantam pipiku yang membuat sudut bibirku mengeluarkan darah. Pelakunya adalah tangan kim seokjin.

"Kau gila?! " ucapnya keras.

"Hyung kau salah paham ini tidak..."

Bugh

Satu pukulan keras kembali dilayangkannya kepadaku.

"Hyung" ucap ku keras.

"Kau gila yoongi-ah, apa kau tidak menjaga perasaan istrimu" ucapnya tak kalah keras.

"Wanita itu licik kau tau" ucapnya lagi.

"Apa maksudmu hyemi tidak seperti itu" ucapku. Aku bingung kenapa sejak dulu jin hyung lah orang yang selalu menentang hubunganku dengan hyemi. Dan mengatakan bahwa hyemi adalah wanita yang licik. Dia bahkan tak mengenal lebih dalam bagaimana seorang hyemi.

"Yang terpenting aku sudah mengatakannya padamu" ucap nya melepaskan cengkramannya di kerah bajuku.

"Jangan sampai kau menyesal sepertiku yoongi-ah" ucapnya dingin kemudian berjalan menjauh. Hyemi berlari menghampiriku.

"Oppa gwenchana? " tanya nya nampak khawatir.

"Gwenchana" ucapku memaksakan sebuah senyum.

"aku akan membeli obat merah dulu" ucapnya. Namun aku segera menahan tangannya.

"Kita pulang saja ya aku bisa mengobatinya sendiri" ucapku.

"Kau yakin" tanya nya lagi.

"Aku yakin" ucapku kemudian bangkit dan berjalan menuju mobil. Setelah itu, aku segera melajukan mobil menuju apartemen hyemi. Selama perjalanan aku hanya diam, begitu juga dengan hyemi. Tak lama kemudian kami sampai.

"Apa kau ingin mampir dulu? " tanya nya pelan.

"tidak ini sudah malam, sebaiknya kau istirahat" ucapku sekali lagi memaksakan senyum walau sudut bibirku masih sakit.

"baiklah kau hati hati" ucapnya tersenyum sembari melambaikan tangannya. Kemudian aku segera melajukan mobilku menuju apartemenku. Sesampainya di apartemen,aku segera meletakkan tas kerja ku disofa dan berjalan mengambil kotak p3k untuk membersihkan lukaku. Aku perlahan membersihkannya dan sedikit meringis.

"Sedang apa kau" ucap jihyun mengagetkanku. Dia kemudian berjalan menghampiriku.

"Kau terluka?" ucapnya nampak terkejut.

"apa kau tidak lihat? " ucapku.

"habis berkelahi dengan siapa?" tanya nya sembari duduk disofa.

"Tidak usah banyak tanya.. Aishh" ucap ku terhenti karena lukaku mendadak sakit.

"Yak bukan seperti itu caranya" ucap jihyun kemudian mengambil kapas dari tanganku dan mulai mengobati lukaku sesekali meniupnya. Deg deg deg(anggap aja suara jantung yoongi)

Jantungku berdebar kencang ketika wajahku dan wajah jihyun sangat dekat. Bau vanilla dari tubuhnya menyeruak masuk ke dalam indra penciumanku.

'Semoga kau tidak mendengarnya' batinku.

"selesai" ucapnya tersenyum.

"mwo? " ucapku heran.

'kenapa tak terasa sakit?' batinku.

"Sudah selesai min yoongi" ucapnya setengah berteriak.

"yakk! " ucapku tak kalah keras. Jihyun terkekeh dan menampilkan deretan gigi putihnya. Bahkan aku baru menyadari nya sekarang, bahwa jihyun memang benar benar cantik.

"Sudahlah ayo masuk kamar" ucapnya kembali membuatku terkejut. Aku menahan tangannya yang hendak berjalan.

"Maksudmu? " tanyaku heran.

"Bukankah kau memintaku untuk tidur bersama" ucapnya santai dan melepas kasar tanganku kemudian berjalan ke kamar.

Lagi dan lagi jantungku berdetak kencang. Kemudian aku mengikutinya menuju kamar.

"A..aku akan mandi dulu baru tidur" ucapku gugup.

"sebentar" ucapnya.

"wae? " ucapku kebingungan.

"Berhubung kau bilang hanya aku yang bisa menenangkan mu ketika bermimpi buruk, jadi aku akan tidur bersamamu. Bukan berarti aku mau tetapi aku hanya ingin menolongmu. Jadi kau jangan salah paham" ucapnya.

"Ne" ucapku singkat.

"baiklah aku akan tidur di sebelah sini dan kau disebelah sana dan ini adalah batasnya kau tidak boleh melewati batas ini. Jika tidak kau akan ku hukum" ucapnya sembari menunjuk guling sebagai pembatas.

"Baiklah baiklah" ucapku. Jihyun tersenyum puas.

"Sudah selesai kan? " ucapku lagi.

"Ne" ucapnya singkat. Aku segera meninggalkannya dan berjalan menuju kamar mandi sembari mengatur detak jantungku.

'ada apa dengan jantungku? Apa aku akan terkena serangan jantung? ' batinku.

~~

Setelah selesai mandi aku segera masuk kamar untuk tidur. Aku melihat jihyun yang sudah tertidur pulas. Aku menghampirinya dan duduk tepat disampingnya. Aku kembali menatap wajahnya dan tanpa sadar sudut bibir ku terangkat untuk tersenyum. Namun tak lama aku segera mengalihkan pandanganku dari wajah jihyun.

'ada apa denganku' batinku dengan detak jantung yang semakin kencang berdebar.


Hai readders semoga kalian suka ya
Jangan lupa vote dan komen
Makasih❤

Wedding Contract[COMPLETE]Where stories live. Discover now