Bag 25

5.6K 404 2
                                    

Min Yoongi POV~

Setelah mengantar hyemi pulang,aku kembali ke kantor untuk menyelesaikan beberapa berkas yang tadi sempat tertunda untuk ku kerjakan. Aku baru pulang sekitar jam 12 malam.

Perlahan aku membuka pintu kamar agar tak membangunkan jihyun. Benar saja jihyun sudah terlelap dengan selimut yang menutupi setengah tubuhnya. Aku menaiki kasur dengan perlahan. Ku pandangi wajah jihyun yang damai saat tidur.

'Ada apa denganmu beberapa hari ini hmm' batinku sambil mengelus rambutnya.

'Apa aku telah berbuat salah?'

'semoga kau cepat kembali seperti dulu disisa waktu kita ini' batinku lagi. Perlahan aku mendekatkan wajahku dengan wajahnya dan mencium keningnya kemudian aku membenarkan selimutnya agar menutupi tubuh kami berdua dan terakhir aku memeluknya sembari memejamkan mataku.

~~

Aku terbangun karena aroma masakan masuk ke indra penciumanku.

'apakah jihyun sudah tak marah padaku? ' batinku. Aku segera bangkit dan keluar kamar. Namun ketika aku menuju dapur aku bukan hanya melihat jihyun tapi juga ada mertuaku.

"Ahh menantuku sudah bangun" ucapnya tersenyum.

"Ahh ne eommonim" ucapku mengusap tengkuk ku yang tidak gatal.

"duduklah sebentar lagi makanannya jadi" ucapnya.

"a..aku akan mandi sebentar eommonim" ucapku.

"Baiklah" ucapnya melanjutkan pekerjaannya. Aku menoleh ke arah jihyun namun dia segera mengalihkan pandangannya dan melanjutkan pekerjaannya.

Setelah 15 menit aku mandi, aku ke dapur dengan pakaian kantorku.

"Makanannya sudah siap ayo makan" ucap eommonim semangat.

"nee eommonim" ucapku kemudian duduk dan mulai memakan sarapanku.

Kami membicarakan banyak hal selama sarapan,namun jihyun hanya diam dan tak menoleh ke arah ku sejak tadi.

"Yak jung jihyun! Apa kau sakit?" akhirnya eommonim merasa risih dengan itu.

"Ani" ucap jihyun singkat sambil melanjutkan aktivitas makannya.

"Bicaralah ada apa denganmu? " ucap eomonim lagi.

"aku sedang makan eomma" ucap jihyun. Akhirnya eomonim tak memperdulikannya lagi.

Setelah 15 menit, kami akahirnya menyelesaikan sarapan kami.

"Bukankah kau berkerja yoongi-ah" ucap eommonim.

"ahh nde eommonim" ucapku tersenyum.

"berangkatlah nanti kau akan terlambat aku juga akan pulang sebentar lagi" ucapnya.

"Bagaimana jika eomma pulang bersama yoongi saja" ucap jihyun sembari membersihkan meja makan.

"tidak nanti menantuku akan terlambat ke kantor" ucap nya.

"a..ani eomonim kau bisa pulang bersamaku" ucapku.

"Ahh benarkah,baiklah" ucapnya kemudian mengambil tasnya.

"Baiklah jihyun-ah eomma pulang dulu,jangan merepotkan yoongi dan jangan malas" ucapnya lagi. Jihyun hanya mengangguk.

"Kajja yoongi-ah" ucapnya kemudian berjalan mendahuluiku. Aku menoleh ke arah jihyun namun sekali lagi dia mengalihkan pandangannya dan kembali melanjutkan aktivitasnya.

Aku akhirnya berjalan mengikuti eommonim menuju basement.

Aku segera melajukan mobilku meninggalkan apartemenku dan jihyun.

"Yoongi-ah apa rumah tanggamu baik baik saja? " tanya eomonim memecah keheningan.

"N..ne eomonim kami baik baik saja" ucapku gugup.

'maafkan aku eomonim' batinku.

"Yoongi-ah apa jihyun merepotkan mu selama ini? " tanya eommonim lagi.

"Ahh t..tidak eommonim" ucap ku tersenyum.

"Syukurlah"

"Dia sebenarnya adalah orang yang paling cengeng dan juga cerewet" ucapnya. Aku mendengarkannya sambil mengendarai mobil.

"Dulu saat dia kecil dia selalu menangis di pelukanku. Dia adalah orang yang suka dipeluk ketika menangis" ucapannya terhenti. Dia tersenyum namun matanya kini berkaca kaca.

"Namun saat dia tumbuh dewasa,jihyun tak pernah menunjukkan tangisannya di hadapanku lagi. Dia menjadi sangat pandai menyembunyikan kesedihannya. Aku pernah memergokinya tidur dengan sisa air mata diujung matanya dan aku tak tau apa penyebabnya mengeluarkan air mata itu. Aku bahagia ketika melihatnya bahagia namun aku akan sedih jika melihatnya menangis. Mungkin itulah yang menyebabkan jihyun menjadi pandai menyimpan lukanya sendirian. Dia tak mau aku sedih. " dia mulai menyeka air matanya.

"Dulu dia mempunyai kekasih yang selalu menemaninya dan membuatnya bahagia" ucapnya lagi.

Deg

'Kekasih? ' batinku.

"ahh maaf aku menceritakan ini yoongi-ah" ucapnya.

"Gwenchana eommonim lanjutkan saja " ucapku memaksakan sebuah senyuman.

"Dulu jihyun punya kekasih yang bernama hyunsik. Dia baik dan juga tampan. Dia juga menjadi salah satu orang yang selalu ada disaat jihyun sedih aku sangat tau itu. Jihyun sangat menyayanginya. Setiap hari mereka selalu bersama, hyunsik juga sering membantuku mengantarkan beberapa baju pelanggan. Namun mereka harus berpisah" ucap eommonim menyeka air matanya.

"Dia meninggalkan jihyun eommonim? " tanyaku penasaran.

"Hmm dia melanjutkan studinya di jerman, jihyun bilang dia akan kembali setelah mendapat pekerjaan yang layak dan akan menikahi jihyun. Namun jihyun kehilangan komunikasi dengannya sejak dia pindah ke jerman. Dia bilang jika jihyun memghubunginya maka ia akan kembali ke korea saat itu juga karena ia begitu merindukan jihyun. Akhirnya jihyun menunggunya. Namun dia tak pernah kembali. Aku sudah melarang jihyun untuk menunggunya kembali tapi jihyun masih tetap melakukannya. Aku terluka ketika melihatnya diam diam menangis karena merindukan hyunsik. Aku menceritakan ini dengan ibumu dan dia memberikan saran untuk menjodohkan kalian." ucapannya berhenti. Aku menoleh sebentar dia mulai mengeluarkan air matanya lagi.

"Maafkan eommonim yoongi-ah karena aku menceritakan hal ini pada ibumu, kau akhirnya terpaksa menikahi anakku. Sebenarnya sudah sejak dulu aku ingin mengatakan ini padamu. Tapi selalu ada jihyun bersama kita. Maafkan aku" ucapnya lagi.

"Eommonim gwenchana a..aku menerima perjodohan ini sekarang" ucapku menenangkannya.

~~

Tak terasa mobil kami sampai tepat didepan rumah eomonim.

"sudah sampai eomonim" ucapku.

"ahh terima kasih" ucapnya tersenyum. Dia diam sebentar kemudian mulai berbicara lagi.

"Eommonim harap kau tak pernah berpikir untuk meninggalkan jihyun yoongi-ah aku sangat menyayanginya.Dia memang orang yang menyebalkan dan akan menjadi sangat cuek jika dia marah. Namun dia selalu berusaha untuk terlihat baik baik saja, padahal ada luka yang dia sembunyikan di balik senyumannya." dia terhenti dan menggenggam tanganku.

"Belajarlah untuk menyayangi anakku sepenuh hatimu yoongi-ah" ucapnya kemudian turun dari mobilku.

'aku mungkin sudah menyayangi anakmu eomonim' batinku.

Wedding Contract[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang