Chapter 3 : Putri Dengan Sangkar Emas

4.2K 290 5
                                    

Irene memanggil Rama yang lagi lagi harus datang ke rumah sakit, laki-laki tadi main kabur entah kemana, saat dokter Yasmin memanggil laki-laki itu, katanya tidak ada.

Kalau begini, dia harus meminta Rama untuk mengurus administrasi nya, dan menjadi wali baginya karena telah masuk ke rumah sakit ini. Merepotkan.

"Lagi?" Rama datang sambil berkomentar, melihat kaki Irene yang diperban.

Irene mengangguk. "Semua juga karena cewek lo." Ujarnya ketus dan tidak tau kalau Rama menjadi tersinggung karena membawa Clara.

"Kok lo salahin dia! Lo nya aja kali yang lebay." Ujar Rama sambil menatap Irene tajam.

"Gue yang lebay? Atau emang cewek lo yang kurang ajar?" Tanya Irene yang semakin membuat Rama marah.

Rama mendengus dan menatap Irene tajam. "Lo tau nggak? Lo lebih hina dari dia, mau gue bongkar semua rahasia lo disni? Atau di sekolah aja?"

Irene terdiam, "Maksud lo apa?" Ujarnya dan Rama masih menatapnya dengan tajam.

"Bagaimanapun, bullying itu nggak baik, dan yang melakukan bullying itu bukan manusia, tapi hewan." Ujar Irene dingin daan disertai tatapan matanya yang sinis.

Rama melotot, dia semakin tidak terima Clara dihina seperti itu.

Kesal, Rama mengangkat tangan kanan nya yang refleks akan menampar Irene. Gadis itu langsung melindungi pipi nya dengan tangan kanan nya.

Sebelum tangan nya melayang dan mendarat tepat di pipi Irene, seseorang menahan tangan Rama dengan cengkraman yang sangat kencang.

"Siapa lo?" Tanya nya kepada Rama yang kini menatap orang itu bingung.

Seorang laki-laki yang sepantaran denganya menahan tangannya yang hendak menampar Irene. Apa Irene punya teman diluar sana?

"Lah lo yang siapa? Gue udah kenal lama sama dia." Ujar Rama sambil menunjuk Irene.

Laki-laki itu menghempaskan tangan Rama yang tadi hendak menampar Irene, dia tersenyum. "Gue pacarnya." Ujarnya dan Rama langsung terkejut mendengar pengakuan itu.

Perlahan Rama menarik senyum nya, senyum paksa dan tatapan tajam yang menusuk laki-laki di hadapannya ini. "Bagus, jaga cewek lo baik-baik." Ujar Rama lalu menyambar tas nya yang dia taruh di lantai sembarangan dan segera pergi dari ruangan Irene.

Selepas kepergian Rama, Irene langsung menarik baju laki-laki itu. "Chandra? Lo gila ya!" Ujarnya emosi.

"Hah? Kagak alhamdulillah waras." Jawabnya polos seakan lupa dengan kejadian yang dia buat.

Irene menatapnya tajam. "Bego banget sih, bisa kan nggak usah ngaku jadi pacar gue di depan dia!" Ujarnya emosi yang membuat nada bicara Irene ikut meninggi.

"Lo kenapa sih? Masih untung gue belain, dia tuh tadi mau nampar lo, lo nggak liat?" Ujar Chandra dan Irene hanya menggeleng. "Bukan itu!"

"Lo tuh nggak tau urusannya!! Jadi lain kali jangan ikut campur urusan orang!" Ujar Irene dan Chandra langsung terdiam.

Chandra menghela nafas, dia perlahan menatap mata Irene yang membara, "Gue cuma nggak mau liat cewek disakitin kayak gitu, maaf kalau tindakan gue berlebihan. Dan maaf juga tadi sempet ninggalin lo, sekarang gue yang bakal tanggung jawab karena gue yang bawa lo ke rumah sakit ini. Lo boleh pulang setelah ini." Ujar Chandra masih menatap mata Irene yang sekarang perlahan melunak.

Chandra berbalik, lalu kemudian melangkah keluar dari ruangan Irene, sedangkan gadis itu terdiam.

Dia meluapkan emosi nya kepada Chandra, kekesalan nya terhadap Rama malah berimbas kepada Chandra.

Gebetan (Crush) [COMPLETED]Where stories live. Discover now