Chapter 16 : Kawan Baru

557 146 6
                                    

Chandra langsung menghampiri Irene saat jam istirahat sudah berbunyi, dia duduk di depan Irene dan melihat gadis itu dengan tatapan heran. "Kenapa lo bisa ada di sini?" Tanya Chandra sambil menatap Irene.

Gadis itu menutup buku yang tadi sedang dia baca dan melihat Chandra yang ada di hadapannya, dia mengangkat kedua bahunya bersamaan dan menghela nafas.

"Nggak tau."

Chandra menatap Irene dengan tatapan menyelidik namun sedetik kemudian senyumnya langsung mengembang, dia mengulurkan tangannya kepad Irena dan melihat gadis itu yang malah sedang kebingungan.

"Nama gue Chandra, kita awali semuanya aja, dari sini." Ujar Chandra masih dengan tangan terulur dan Irene jadi ikut tersenyum, dia menjabat tangan Chandra.

"Nama gue Irene, kawan baru lo mulai sekarang."

Chandra tersenyum dan kemudian mengubah jabatan tangan mereka, dia menyelipkam jari-jarinya diantara jari-jari tangan Irene dan mengenggam tangan gadis itu, dengan senyuman Chandra menatap genggaman tangan mereka sambil berharap kalau ini adalah nyata.

"Ayo ke kantin!" Chandra langsung berdiri dan menarik tangan Irene agar keluar dari tempat duduknya, dia melepaskan genggaman mereka. "Bahaya kalau ketahuan temen-temen gue bisa diledek."

Irene terkekeh dan melihat Chandra yang mulai melangkah pergi ke luar kelas. Gadis itu terdiam melihat punggung Chandra yang sudah menghilang dari sana, dia tidak menyangka kalau akan bertemu dengan Chandra lagi, kali ini dia akan bertemu dengan laki-laki itu setiap hari.

***

Awalnya Irene ingin pergi makan siang bersama Chandra, tapi dia mengurungkan niatnya karena takut akan ada banyak mata yang memandang ke arahnya, baru masuk tapi sudah dekat-dekat dengan cowok pasti akan membuat mereka salah paham.

Irene melihat seisi kelas, dia tidak berani untuk memulai percakapan lebih dulu karena takut mereka akan memandang aneh dirinya yang tiba-tiba sok dekat maka dari itu Irene memilh untuk duduk di kursinya saja sambil membaca buku, dia tau tindakannya ini tidak benar tapi Irene sangat takut untuk memulai, takut kalau dia tidak akan diterima lagi di sekolah barunya.

"Hai Irene." Gadis itu langsung mengangkat kepalanya dan melihat seorang gadis cantik yang sedang berdiri di samping mejanya, "Kita belum kenalan."

Irene langsung menutup bukunya dan melihat gadis itu dengan gugup, "I-iya."

"Gue Lucy."

"Irene."

"Nggak mau makan diang bareng?"

"Makan si-"

"Iya, kita bareng ayo ke kantin kebetulan banget gue belum makan."

Irene melihat Lucy tak yakin, ini pertama kalinya dia diajak untuk makan siang bersama karena biasanya Irene akan dikucilkan dan selalu makan siang sendiri, tapi kali ini Lucy datang menghampirinya sambil menawarkan makan siang bersama, ini seperti keajaiban.

"B-boleh." Irene langsung berdiri dari duduknya.

Lucy tersenyum dan kemudian segera merangkul Irene, "Sekarang kita teman yaa." Katanya dengan senyuman dan Irene langsung terdiam.

Irene melihat Lucy gugup, bahkan berkali-kali dia menolak kontak mata dengan Lucy, takut kalau semua ini hanyalah halusinasinya, takut kalau semua ini hanyalah tipuan.

Irene mulai takut dengan segala hal setelah dirinya diperlakukan secara tidak manusiawi di lingkungan lamanya, dia akan dikucilkan dan semua orang hanya bisa menatap kasihan tanpa mau membantu dirinya yang sedang dalam kesulitan. Maka dari itu Irene sudah tidak percaya dengan siapapun, mentalnya sudah jatuh dan tidak memiliki kepercayaan kepada teman-teman sebaya nya.

Gebetan (Crush) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang