Chapter 8 : I Can't

3.5K 272 42
                                    

"C-Chandra?"  Irene melepaskan pelukannya dan Chandra tersenyum.

"Lo baik-baik aja rupanya." Ujar Chandra dan melihat Irene lekat-lekat. Entah lah, perasaan nya langsung tenang saat mengetahui kalau Irene baik-baik saja.

"Norak banget sih." Tau-tau orang lain muncul dan itu membuat Chandra langsung tersenyum.

"Hai, gimana mukanya? Penuh luka gitu ya." Ujar Chandra lalu terkekeh.

Jika dilihat kondisi nya memang Chandra yang lebih parah.

"Kayaknya orang bisa liat yang mana yang menang dan yang mana yang kalah." Ujar Rama dengan senyuman.

Chandra mengangguk. "Iya lah, dua lawan sepuluh, gila lo." Ujar Chandra.

"Lo lebih sering nyuruh anak buah lo dibanding lo yang ribut sendiri, pengecut." Bisik Chandra dan langsung membuat emosi Rama naik dua kali lipat.

Irene melihat Chandra lalu segera menarik tangan laki-laki itu menjauh dari hadapan Rama.

Rama melihat Irene yang pergi membawa Chandra, dia menghela nafas panjang, dia tidak suka. Tidak suka jika Irene dan Chandra benar-benar ada rasa satu sama lain.

Irene menghentikan langkahnya dan melihat Chandra yang sudah berdiri di hadapan nya.

"Gue bilang kan jangan dateng! Sekarang lo jadi gini kan? Liat coba muka lo, jelek banget gara-gara luka!" Omel Irene dan Chandra masih sempat sempat nya tertawa.

"Udah biasa kali, anak laki." Ujar Chandra dan Irene berdecak.

"Gue nggak peduli lo udah sering berantem atau gimana, gue nggak mau lo kenapa-kenapa dan gue sebagai alasan nya,"

"Kita bahkan nggak saling kenal, cuma ketemu beberapa minggu lalu aja, gue tau lo kasihan sama gue, tapi gue nggak mau gara-gara gue lo jadi begini." Ujar Irene dan membuat raut wajah Chandra langsung berubah tak enak.

"Kata siapa gue begini karena lo?" Tanya nya dan membuat Irene terdiam.

"Gue begini karena si cowok gila itu nantang gue, gue ga bisa ditantang. Jadi gue putusin buat nerima tantangan dia, bukan karena lo kok santai aja." Ujar Chandra dan Irene langsung terdiam.

"Blok nomor Rama, gue tau dia chat lo." Ujar Irene dan Chandra langsung terdiam, bagaimana dia tau?

Irene menghela nafas, "Sebelum dia minta lo ribut, dia ambil HP gue dan maksa buat minta nomor lo, jadi nggak mungkin ini semua bukan salah gue. Gue minta maaf udah bawa-bawa lo ke masalah gue, tapi,"

Irene menatap Chandra. "Tolong, jangan ikut campur lagi, tolong jangan bela gue terlalu jauh." Ujar Irene lalu pada akhirnya pergi dari hadapan Chandra.

Chandra terdiam dan langsung berbalik, melihat Irene yang sudah jauh pergi.

Irene sendiri berusaha mati-matian untuk tidak mengeluarkan air mata. Melihat luka di wajah Chandra malah semakin membuat dirinya terasa sedih.

Chandra masih terdiam, apakah tadi gadis itu mengusir dirinya? Mengusir agar dia jauh-jauh dari gadis itu? Gadis yang sampai saat ini dia belum tau namanya siapa.

***

Irene masuk ke dalam  kelasnya dan duduk disana, dia terdiam sebentar lalu langsung menyandarkan tubuhnya di meja. Dia jadi terus kepikiran dengan Chandra, laki-laki itu yang membantu dirinya.

Irene menegakkan kembali badan nya dan hendak pergi menuju kamar mandi, tapi ada sesuatu yang menahan nya. Rok nya seperti tertempel sesuatu.

Gebetan (Crush) [COMPLETED]Where stories live. Discover now