Chapter 25 : Masih adakah Kesempatan?

411 116 2
                                    

Selama berhari-hari sudah dilewati oleh Irene dengan Chandra yang sekarang sudah menjauh dari dirinya, bahkan laki-laki itu sekarang selalu menghindar dan tidak mau berpapasan dengan Irene padahal hanya sekedar berpapasan tapi Chandra lebih memilih putar balik daripada harus melihat Irene.

Chandra bilang dia sedang dalam masa 'penyembuhan' yang diobati adalah perasaanya kepada Irene agar tidak terlalu bertambah besar maka dari itu Chandra memilih untuk menjauhi dan mungkin memberikan kesan buruk untuk Irene karena menyakiti perasaan gadis itu.

Seperti saat ini, Chandra sedang berjalan di lorong seorang diri sambil sesekali melayangkan bola basket yang ada di tangannya dan menangkapnya kembali, Chandra terus bermain dengan bola basketnya sampai saatnya dia tersadar kalau di hadapannya dari arah berlawanan ada Irene yang sedang melangkah mendekat ke arahnya.

Chandra langsung terdiam dan kemudian memilih berbelok jalan melewati lapangan daripada harus melewati dan berpapasan dengan Irene, untuk saat ini Chandra ingin menghindari Irene sebisa mungkin.

Sudah hampir dua minggu Chandra berplilaku seperti itu dan tentu saja itu membuat Irene tidak nyaman sekaligus bingung mengapa laki-laki itu menghindarinya seperti ini tidak ada alasan yang jelas yang keluar dari bibir Chandra.

Hari ini pelajaran olahraga dan Irene sudah membulatkan tekad untuk menanyakan kepada Chandra sekaligus meminta penjelasan kenapa dia menjauhinya seperti ini, saat semua siswa sedang beristirahat Irene perlahan mendekat ke arah Chandra yang sedang bercanda dengan teman-temannya.

"Chan."

Chandra menoleh ke belakang dan langsung terkejut saat melihat Irene yang memanggilnya, dapat terlihat jelas kalau Chandra agak tidak nyaman dan ingin menghindar namun karena Irene sudah berada tepat di depan matanya maka Chandra tidak bisa menghindar lagi dan lebih memilih memalingkan wajah dari Irene, tidak mau berkontak mata dengan gadis itu.

"Duluan ya," Bima menepuk pundak Chandra pelan memberi ruang untuk Chandra agar dia bisa berbicara secara empat mata dengan Irene, Vino dan Raka oun mengikuti Bima yang melangkah menjauh dari Chandra.

"Apa?" Chandra mengatakannya pelan membuat Irene mengernyitkan dahi mengapa Chandra harus berbicara dengannya secara pelan-pelan.

"Chan lo bisa kasih gue penjelasan kenapa lo tiba-tiba ngejauh kayak gini?" Tanya Irene langsung pada intinya karena kalau dia basa-basi terlebih dahulu mungkin Chandra akan kabur lagi.

"Bukanya udah jelas? Karena gue nyerah dan gue ngalah Ren."

"Ngalah sama siapa? Maksud lo apa?"

"Gue ngalah sama Rama." Ujar Chandra membuat Irene yang tadinya ingin mengatakan sesuatu langsung terdiam dan mulutnya terkatup secara spontan setelah mendengar apa yang Chandra katakan.

Rama? Kenapa harus Rama?

Chandra melihat Irene yang agak terkejut dengan kata-katanya tadi, "Chandra!!" Chandra dan Irene sontak menoleh ke arah Raka yang sudah memanggil nama Chandra sedari tadi tapi karena Chandra serius memperhatikan wajah Irene dia jadi tidak bisa mendengar suara Raka.

"Siniii. budek banget dari tadi." Chandra jadi salah tingkah dan sesekali menoleh melihat Irene yang ada di depannya. Ini kesempatan Chandra untuk pergi dan menghindar dari Irene tapi melihat wajah Irene yang sepertinya sangat ingin Chandra tidak pergi membuat Chandra merasa ingin tetap berada di sana.

"Gue duluan, nggak ada yang harus gue jelasin lagi sama lo Ren, dahh." Chandra tersenyum simpul sebelum akhirnya dia berlari kecil menghampiri Raka yang membutuhkan bantuannya saat itu.

Irene melihat kepergian Chandra dan lagi-lagi merasa sangat sedih, jika Chandra sudah begini apa yang harus dilakukan Irene untuk membuat Chandra tetap berada di sisinya?

Gebetan (Crush) [COMPLETED]Where stories live. Discover now