Chapter 17 : Permen

578 154 1
                                    

"Jadi hari ini kita akan mulai masuk ke dalam masak-masak di prakarya, bapak akan bagi-bagi kelompok untuk kalian dan masing-masing kelompok ada dua orang, jadi mau bapak pilihkan atau kalian pilih kelompok sendiri?"

"Kelompok sendiri pakkk!"

"Oke bapak pilihkan."

Bukan pak Yono kalau tidak menyebalkan, bahkan Chandra pun tidka mendengarkan dan asik tidur di belakang, buat apa mendengarkan pak Yono yang super-super menyebalkan kayak gitu, bikin emosi jiwa.

"Vino dengan Raka."

"Pak, bisa nggak saya jangan sama manusia curut satu ini?" Protes Raka melihat Vino dengan tatapan musuh dan Vino pun sama, "Yee lo pikir gue mau satu kelompok sama lo."

Mereka malah bertengkar, dan saling menolak menjadi partner kelompok untuk tata boga. "Loh, kalian kan temanan satu geng pula masa nggak mau disatuin?"

"Rumah saya hampir kebakar pak waktu dia nyalahin kompor di rumah saya!"

"Heh Raka! Itu kan nggak sengaja!"

"Nggak sengaja lo tuh ngebahayain orang!"

"Maksud lo apa!"

"Apa!"

Chandra menghela nafas dan mengambil jaket yang ada di dalam tas, menutupi kepalanya agar tidak terlalu mendengar pertengkaran mereka yang semakin memanas, pak Yono bukannya memisahkan malah asik melihat mereka berdua yang sudah berdiri-diri sambil adu bacot layaknya cewek yang rebutan pacar.

"Dahlah!"

"Yaudahlah!"

Begitulah pertengkaran mereka berakhir, di mana keduanya akan pasrah menjadi satu kelompok dan saling menerima satu sama lain, memang begitulah Raka dan Vino di kelas selalu bertengkar dulu tapi ujung-ujungnya mereka saling menerima.

Pak Yono tersenyum puas karena tidak ada penolakan diantara mereka, "Udah ya gabisa di ganggu gugat, bersiap buat kelompok selanjutnya."

Chandra sudah tidak semakin perduli dengan siapa dia akan dikelompokkan karena dirinya juga paling hanya numpang nama, "Chandra dan anak baru siapa namanya, ah Irene."

Chandra langsung lompat dari duduknya setelah mendengar namanya disebut dengan pak Yono beserta dengan Irene, dia terkejut dan benar-benar tidak mengira kalau dia akan satu kelompok dengan Irene karena biasanya pak Yono akan memasangkan dirinya dengan anak-anak pintar yang di mana nantinya Chandra akan numpang nama.

"Saya beneran sama Irene pak?"

"Iya, kenapa kaget gitu sih? Kayak ketemu setan aja."

Chandra melihat Irene yang duduk agak jauh darinya, gadis itu pun ikut tersenyum saat tau dirinya dijadikan satu kelompok dengan Chandra.

"Untuk bapak Yono yang saya sayangi, saya Chandra mau bilang terimakasih banyak." Ujar Chandra berlebihan sambil melihat pak Yono dengan wajah senang, kapan lagi dia menunjukkan ekspresi senangnya kepada pak Yono biasanya Chandra akan menujukkan ekspresi malas atau ogah-ogahan karena dia sama sekali tidak minat dengan prakarya apalagi kalau sudah masak-masak.

Chandra cuma suka makan, bukan masak.

Tapi, kali ini Chandra akan berusaha agar tidak numpang nama lagi dan akan memberikan yang terbaik untuk Irene.

***

Dan bel istirahat pun berbunyi, semua orang sudah tidak ada di kelas tapi Irene harus tetap berada di sana karena dia harus menyalin semua catatan yang ada di pelajaran Parakarya, dia anak baru jadi pak Yono memberinya tugas untuk menyalin semua catatan, maka dari itu Irene tidak bisa pergi kemana-mana selain di dalam kelas.

Gebetan (Crush) [COMPLETED]Where stories live. Discover now