Chapter 4 : Bolehkah?

4K 313 18
                                    

Chandra berdiam diri di kelas sambil memainkan game andalan nya dengan serius.

"Chan." Chandra berdecak, "Aduh nanti dulu deh manggilnya, lagi asik nih." Gerutu Chandra dan orang yang memanggilnya tidak peduli dengan apa yang Chandra katakan tadi.

"Chandra." Orang itu kini menarik tangan Chandra sehingga game yang sedang dia mainkan hilang arah. "Ehhh." Chandra melihat tulisan game over terpampang jelas layar ponselnya.

"Anjing dibilang nanti aja juga!" Chandra mendongak dan melihat Raka yang hanya melihat game itu tanpa rasa bersalah.

Chandra langsung menarik tangan nya dan memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. "Apaansih Ka? Ada masalah apa lagi lo sama gue?" Tanya Chandra dan Raka hanya terdiam sebentar.

"Nggak, masalah lo sama gue udah kelar." Ujar Raka.

"Terus kenapa? Terus kenapa kesini?" Tanya Chandra sambil melihat Raka sinis.

Raka merogoh saku celana nya dan menyerahkan sebuah plester serta betadine kepada Chandra. Chandra yang melihat itu terkejut dan menahan tawanya.

"Lo kerasukan kunti?" Tanya Chandra dan laki-laki itu hanya menggeleng.

Chandra menatap Raka horor. "Lo kenapa sih? Tiba-tiba jadi perhatian gini,"

Chandra menelan ludah, "Lo nggak suka sama gue kan?" Ujarnya dan Raka langsung menoyor kepala Chandra.

"Amit-amit, udah ambil aja, gue sibuk." Ujar Raka lalu menaruh plester serta betadine itu diatas meja dan segera pergi begitu saja.

Chandra yang melihat itu merasa aneh di dalam dirinya, Raka jadi sok imut begini, yah, semoga saja tidak ada yang terjadi di dalam diri Raka.

"Minggu ini mau kemana kalian?" Tanya Vino menatap Chandra dengan Bima.

Chandra hanya serius memakan bakso nya tanpa memperdulikan pertanyaan tak penting dari Vino.

"Mau diem aja sih rebahan, makin gede semakin pengen di rumah aja." Ujar Bima dan Vino langsung tertawa, apa yang diucapkan Bima adalah fakta.

"Kalau lo Chandra?" Vino melihat Chandra yang sekarang sudah selesai memakan bakso nya.

"Kepo." Ujar Chandra dan Vino langsung memasang wajah masam.

"Gue udah selesai makan nih." Ujar Chandra dan Vino langsung melahap semua mie kuning yang ada di baksonya. "Lo makan kecepetan." Ujar Vino dan Chandra berdecak.

"Lo ngobrol kelamaan." Balas Chandra dan Vino langsung bungkam.

Chandra terdiam, dia memikirkan rencana nya minggu ini, karena tidak mungkin dia di rumah terus.

Chandra langsung teringat, kalau ada sesuatu yang dia beli. Dan sepertinya Chandra dapat pergi ke sana besok.

***

"Chandra." Chandra menghentikan langkah saat melihat Alana yang berjalan menghampiri dirinya.

Chandra terdiam, seolah kaki dia terpaku. Semakin gadis itu mendekat, semakin kencang pula debaran yang dia rasakan.

Alana berdiri di depan Chandra sambil menatap wajah Chandra yang penuh dengan plester. "Yah, keduluan." Ujar Alana sambil cemberut membuat Chandra semakin berdebar.

Gemas, imut.

Chandra hanya bisa memasang wajah tetap biasa saja di hadapan Alana, tapi di dalam hatinya dia merasakan kupu-kupu berterbangan.

Gebetan (Crush) [COMPLETED]Where stories live. Discover now