Chapter 7 : Damai

3K 278 40
                                    

Chandra yang masih benar-benar syok akan kedatangan Raka yang tiba-tiba. Kenapa Raka ada disini? Dan kenapa pula dia harus ikut campur?

"Lo nggak apa-apa?" Tanya nya dan Chandra hanya menggeleng pelan. Perutnya memang sakit tapi masih bisa di tahan.

"Ohh dua lawan sepuluh? Oke." Ketua geng itu tersenyum miring lalu kemudian dia semua anak buahnya berdiri melingkari Chandra dan Raka, mereka dikepung. Chandra mendengus.

"Cari masalah baru aja lo." Ujar Chandra lalu terkekeh pelan.

Raka tersenyum. "Biar lo ada kerjaan." Balas Raka lalu terkekeh, mereka berdua menatap satu-satu lawannya yang berwajah sangar itu.

Dan, disana lah terjadi, pukul memukul, tendang menendang, dan perkelahian semakin memanas. Sepuluh lawan dua orang adalah jumlah yang sangat tidak masuk akal, namun akhirnya mereka berdua berhasil memenangkan pertandingan, sepuluh orang itu sekarang tergelatak di atas tanah sambil meringis kesakitan.

"Sukses." Raka tersenyum melihat Chandra yang ikut tersenyum.

"Cabut." Chandra langsung merangkul tas ranselnya kembali lalu kemudian dia dan Raka langsung meninggalkan tempat tak jelas itu.

Hingga akhirnya mereka berdua sampai di taman, sambil meminum soda mereka berdua duduk di taman dan menikmati indahnya suasana taman jika sore hari.

"Ada masalah apa lo sama mereka?" Tanya Raka sambil meneguk minuman kalengnya sambil terus menatap ke depan, Chandra mendesis ketika dia meneguk minumannya sodanya terlau tajam.

"Biasa, berantem." Ujar Chandra santailalu ikut melihat ke depan.

Raka menghela nafas panjang. "Gue minta maaf." Ujar Raka menoleh melihat Chandra. Terlihat senyuman terhias di wajah Chandra, laki-laki itu ikut menoleh dan melihat Raka.

"Gue maafin." Jawabnya lalu mereka berdua tertawa bersama.

Kebahagiaan memang akan terasa lebih indah jika kita menikmatinya secara bersama-sama.

***

"Mau pulang?" Tanya Raka melihat Chandra yang sekarang fokus dengan ponselnya, memandanginya tanpa henti. "Ada apa sih?" Tanya Raka berusaha mengintip dan Chandra langsung menutup ponselnya.

"Gue nggak langsung balik, gue mau ke suatu tempat." Ujar Chandra dan Raka langsung memandnag nya curiga.

"Ribut lagi lo?" Tanya nya dan Chandra langsung menggeleng.

"Bukan, lebih penting dari itu." Ujar Chandra lalu segera naik keatas motornya.

Dia memakai helm nya dan melihat Raka yang masih terdiam disana, "Makasih banyak ya udah nolong gue, gue bakal balas budi lo nanti." Ujar Chandra dan Raka tersenyum.

"Santai." Jawabnya dan Chandra tersenyum dari balik helm nya. "Gue duluan." Ujarnya lalu Raka mengangguk dan Chandra langsung menjalankan motornya.

Hari ini, setelah pertengkaran terjadi Chandra ingin pergi ke sekolah gadis itu, tapi entah kenapa saat di chat gadis itu malah menolak dirinya untuk datang. Dengan kondisi yang kacau, luka dimana-mana Chandra tetap mau kesana. Takut kalau gadis itu kenapa-kenapa.

Sesampainya disana Chandra langsung turun dan melihat gerbang sekolah yang sudah tutup dan sekolah sudah sangat sepi.

"Pak, masih ada orang nggak di dalam?" Tanya Chandra dan Pak Satpam yang bertugas menjaga di depan gerbang mengangguk, "Iya mas, ada yang lagi belajar kelompok." Ujar Satpam itu dan Chandra tau pasti gadis masih ada disana.

"Saya boleh masuk? Ada kenalan saya disana." Ujar Chandra dan Satpam itu terlihat melihat dirinya dari ujung kepala sampai ujubg kaki.

"Maaf mas, tidak boleh." Ujarnya.

Gebetan (Crush) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang