Jealousy

165 17 3
                                    

"Jealousy is a strong emotion that can break any strong relationship." Unkown.

"Kak, gue suka sama lo, apa sih kurangnya gue dari istri lo itu, lo nggak tau kan masa lalu dia. Dia nggak sesuci dan selugu yang lo pikirkan."

***

Kalila Fitriani tampak mondar-mandir di sebuah ruangan yang hanya ada dirinya dan seorang wanita yang tidak lain adalah Ciara sang sahabat. Dia terlihat marah dan menangis di waktu yang bersamaan. Dia terlihat berantakan saat itu.

"Udah, lo caranya salah sih Kal, sekarang kita makan siang dulu deh biar lo agak tenang gitu," ucap Ciara mencoba menenangkan sahabatnya.

Ciara dan Kalila berjalan menuju sebuah kafe yang baru saja buka di daerah Sunter. Kalila yang baru saja ditolak mentah-mentah oleh Arion tampak berantakan dan masih saja terlihat emosi. Atas hasutan Ciara tadi pagi Kalila nekat menyatakan perasaannya kepada Arion yang sudah mempunyai istri. Jelas saja pernyataan cinta itu ditolak.

"Arion itu tipe yang harus pake pendekatan yang lembut dan halus gitu kali, Kal. Nggak langsung to the point gitu. Dia ngomong apa sih sampe lo berang banget kayaknya?" tanya Ciara menggandeng temannya itu berjalan menuju kafe tempat tujuan mereka.

"Nggak tau deh, dia itu nggak kasar or apa gitu, tapi tatapannya bikin ngeri. Dan yang bikin kesal dia pake bilang cinta banget ama bininya," ucap Kalila geram.

"Tapi coba deh, pelan-pelan dekatin dia. Mana ada sih pria yang tahan dikasih perhatian dan digoda tiap hari sama cewek cantik dan sexy  kayak lo," ucap Ciara memprovokasi.

Ciara dan Kalila sampai di kafe dan mematung untuk sesaat. Kalila yang terlihat sudah tidak terlalu emosional kini menjadi gusar kembali melihat seorang wanita di dalam kafe yang tengah asyik bercengkrama. 

Kalila berjalan menuju wanita itu dengan langkah yang sengaja dihentak-hentakkan. Kalila menarik kemeja wanita dengan kulit sawo matang dan mendorongnya hingga terjatuh. Wajah wanita tersebut mendarat pada siku meja yang berada di sampingnya kemudian terjatuh ke lantai. Dengan cepat teman-temannya membantu untuk kembali berdiri.

"Apa-apaan lo!!" Fiandra salah satu teman wanita yang terjatuh yang tidak lain adalah Utari itu mendorong sambil mencengkram kemeja Kalila. Tatapan mata yang mengintimidasi itu benar-benar membuat Kalila ketakutan. Ciara datang untuk membantu Kalila tapi melihat Fiandra bibirnya tiba-tiba menjadi kelu. Ciara mengenal Fiandra, tentu saja dia mengenalnya mereka pernah satu kampus dan pernah menjadi teman.

"Gue akan merebut Arion dari lo, gue bakal merebut perhatiannya dengan sekuat tenaga. Karena gue tahu lo nggak pantes buat dia. Dasar kotor!!" ucap Kalila dengan penuh emosi setelah melihat Utari berhasil berdiri tegap di samping Fiandra. Wajahnya terluka di bagian dekat dengan tulang pipi. 

"Udah Fi, udah," ucap Utari mencoba menenangkan sahabatnya itu. Fiandra adalah salah satu teman yang tetap memilih berada di sampingnya pada masa tersulitnya dulu hingga saat ini. Salah satu support sistem yang menginginkannya bertahan dan hidup dengan layak di masa depan. Salah satu yang berjuang bersamanya bahkan mengikutinya selama beberapa tahun ke Selandia Baru. Fiandra Atalika dan Ibu Puspa orang yang mendapatkan tempat khusus di hati Utari yang sempat mati.

Pada masa-masa mengerikan terdahulu, Fiandra adalah sahabat yang berdiri paling depan untuk melindungi Utari dari cacian dan hinaan yang dia terima. Fiandra dan Ibu Puspa merupakan sedikit dari banyak orang yang mendampinginya melaporkan kejadian mengerikan bertahun-tahun yang lalu ke pihak berwajib, tapi pintu keadilan saat itu tidak pernah terbuka untuk Utari dan akhirnya dia menyerah.

"Arion mana mau sama cewek kayak lo. For your information, yang ngejar-ngejar duluan itu  Arion, yang cinta mati itu Arion, PUAS!" ucap Fiandra kembali mengintimidasi lawan bicaranya hingga tak mampu berkata-kata.

Fiandra maju menunjuk tepat di kening Kalila dan sedikit mendorongnya, "Jangan sampe gue tau lo ngapa-ngapain Tari ya, Kelar hidup lo berdua!!" ucapnya geram seraya ditarik keluar oleh Utari dan teman-temannya yang lain. 

Utari dan yang lainnya memaksa Fiandra keluar dari kafe agar dapat menghindar dari masalah yang lebih besar lagi. Fiandra memang tipe yang mengintimidasi hingga dapat membuat lawan bicaranya merasa takut dan seringkali bungkam. Tapi, itu sudah sifatnya.

***

"Loh itu bukannya bini lo?" tanya pria bertubuh sedikit gempal masuk ke dalam mobil dan memberikan kopi hangat kepada pria berkaca mata di kursi pengemudi.

"Bukan, hanya mirip," ucapnya dengan wajah datar sambil menerima kopi hangat dari pria satunya.

***

"Itu kayak Kak Tari deh, Sel," ucap wanita bertubuh ramping dengan logat Jawa halus.

"Iya itu Kak Tari sama teman-temannya," Ucap Sela sambil tetap memperhatikan Kakaknya dari jauh.

***

Wanita dengan badan ramping dan tinggi itu duduk di depan Utari mengobati luka pada wajah sahabatnya. Mereka berdua diam tak berbicara. Sesekali Utari merasa kesakitan setiap kali Fiandra menepuk pelan pada lukanya. Setelah selesai mengobati luka pada wajah Utari, Fiandra menatapnya sambil menyandarkan punggungnya ke kursi. Dia menatap lekat wanita yang merupakan sahabat dekatnya sejak masih duduk di bangku SMA dulu. 

Mereka masuk kuliah di Universitas yang sama tapi berbeda jurusan. Saat keadaan memaksa Utari pindah bersama Neneknya ke Selandia Baru, Fiandra bahkan mengikutinya hingga satu tahun di sana. Kembali mereka dipertemukan setelah Utari kembali ke Indonesia dan berakhir bekerja di perusahaan yang sama. Tentu saja hal yang melegakan bagi wanita berkulit kecokelatan itu dapat bertemu dan menjadi rekan kerja dengan sahabatnya. Apalagi dengan kondisi psikologisnya yang masih belum stabil. Dia bersyukur dapat bertemu dengan salah satu orang yang menyayanginya dengan tulus.

Semua kisah hidup yang sulit Fiandra tahu semuanya. Kisah pertemuan dengan Arion pun merupakan campur tangan Fiandra. Maka dari itu dia sangat berang mendapati sang sahabat dimaki di depan wajahnya. Apalagi dia tahu Ciara pasti merupakan tokoh yang ikut andil sehingga kejadian tadi terjadi.

"Kejadian ini, Arion kudu tau, Tar," ucap Fiandra.

"Tentu saja dia harus tahu, Rafa pasti ngasih cewek itu harapan deh, makanya dia jadi mencak-mencak seperti tadi," ucap Utari kesal.

"Lo cemburu?" Fiandra terlihat heran.

Utari menyadari sesuatu. Jauh di dalam lubuk hatinya kini dia takut kehilangan sang suami yang sudah menjadi care giver, support sistem dan apapun sebutan untuknya itu. Dia marah sekaligus takut kalau saja Kalila benar-benar dapat merebut hati Arion darinya. Karena dia tahu siapa dirinya, dia bahkan tidak memberi tahu sang suami tentang masa lalunya, dia belum memberikan apa yang seharusnya seorang istri berikan kepada suaminya, dia takut tapi juga marah.

Pikirannya kacau dan menjadi tidak fokus.

"Mending lo balik aja deh, Tar. Kasih tau laki lo," ucap Fiandra kemudian.

"Oke gue balik, tapi naik taxi aja, males gue," ucapnya merengut.

Utari pulang dalam keadan yang tidak bisa dia diskripsikan sendiri. Dia marah dan kesal tapi juga merasa takut dan bimbang. Ponselnya sedari tadi berdering tapi tidak dia hiraukan panggilan dari suaminya itu.

Fiandra pasti memberi kabar kepada Arion tentang apa yang terjadi, karena Utari menolak memberi tahunya kalau akan pulang sendirian menggunakan taxi. Utari melepaskan napas dengan berat, luka di wajahnya tidak terasa pedih lagi. Hatinya kini lebih gelisah dari sebelumnya.

===========================================================================

Hai readers,

Kangen banget melanjutkan PA ini, sedikit lega akhirnya bisa kembali menulis sesuai jadwal semula.

Jangan lupa komen dan votenya ya teman ^^.

Loves,

Bii 




Psikopat Analog [TAMAT]Where stories live. Discover now