-- Fake Protagonist

126 19 1
                                    

"Kepalsuan adalah teman bagi mereka yang menggunakan topengnya."

"Kamu nggak bosen yah, tiap hari di rumah sama aku?"

"Memangnya kamu bosen sama aku?"

"Ya nggak, sejak aku resign kamu ikutan di rumah melulu. Nggak ada aktifitas lain selain ngekorin istrinya?" Pria itu tertawa terbahak-bahak dan hampir saja tersedak.

"Ya nggak ngekorin juga, aku juga kan kerja dari rumah, sayang. Lagi pula, ini seperti masa-masa pengantin baru kan? Aku menunggu kamu hingga akhirnya kamu menyerahkan segalanya untukku, aku hanya ingin menikmati moment," ucapnya setelah puas tertawa sebelumnya.

"Hmmm," wajahnya bersemu merah membuat Arion tersenyum senang.

"Tapi, semakin aku mengenalmu, semakin dalam aku jatuh cinta, maka aku semakin takut kehilanganmu suatu hari nanti," ucap Utari tiba-tiba.

Arion memutar kursi kerjanya menghadap Utari.

"Aku beri satu rahasia. Aku takut ... ditinggalkan, Tar. Sejak ditinggalkan kedua orang tuaku, aku berhenti berbicara dengan orang lain, aku membenci siapa saja karena aku yakin mereka akan meninggalkanku dan membenciku suatu hari nanti. Alfi, adalah seseorang yang membawaku kembali masuk ke dalam dunia ini setelah lama kuputuskan untuk meninggalkannya sama seperti yang Mama dan Ayahku lakukan. Bisa dibilang Alfi adalah pria terpenting dalam hidupku. Dia seperti Ayah yang tak pernah kumiliki dan saudara lelaki yang tak pernah ada. Dia memahami dan mengetahui tentangku lebih dari apa yang aku ketahui. Justru aku yang harusnya takut, kamu akan ninggalin aku." Wajahnya berubah sendu dan sedih. Utari menghampirinya. Sebuah pelukan diberikan. Erat dekapan membuat keduanya merasa nyaman satu dengan yang lainnya. Masa-masa sulit yang telah dilewati menjadi penguat bagi hubungan mereka.

"Alfi pernah berjanji, seberapa buruk diriku dia tidak akan membenciku atau meninggalkanku. Apa kamu bisa berjanji hal yang sama?" tanya Arion masih dalam dekapan sang istri.

"Apa kamu akan berjanji hal yang sama? Seberapa buruk masa laluku, seberapa menjijikkan kenyataan yang akan kita hadapi nanti ... jangan pernah meninggalkan aku," ucap Utari lirih.

"Janji!!" Arion yakin.

"Maka aku akan melakukan hal yang sama." Utari melepaskan dekapannya dan memegangi wajah suaminya seraya tersenyum kemudian mendekapnya kembali.

Jakarta tengah dihebohkan dengan penemuan korban ketujuh kasus pembunuhan berantai yang terjadi sejak tahun 2016 itu. Belum selesai kehebohan itu terjadi, seorang pria yang diduga sebagai pelaku pembunuhan berantai itu akhirnya ditangkap. Berita tertangkapnya pelaku terduga kasus pembunuhan membuat kehebohan di mana-mana.

Para pemburu berita memenuhi halaman Polda menanti pernyataan resmi dari Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya tentang kebenaran dan perkembangan kasus yang membuat resah warga Jakarta itu.

"Untuk sementara kami masih melakukan penyelidikan dengan hati-hati dan cermat. Agar tidak terjadi kesalahan. Maka dari itu kami menghimbau kepada warga Jakarta untuk tetap waspada. Terduga pelaku kasus pembunuhan berantai ditangkap di kediamannya di daerah Pal Merah. Semua bukti sementara merujuk kepada pelaku tersebut berinisial A R. penjelasan lebih lanjut akan kami kemukakan hari Jum'at nanti saat konferensi pers."

Utari dan Arion tengah menonton siaran berita bersama. Keduanya tampak serius mendengarkan perkembangan kasus tersebut.

"Eros bakalan sibuk banget nih, kasihan Sela," ucap Utari

"Hmm, ajak Sela buat tinggal sama kita aja sementara waktu," ujar Arion seraya memainkan rambut ikal istrinya.

"Pasti dia nolak."

Psikopat Analog [TAMAT]Where stories live. Discover now