Don't Touch --

194 23 9
                                    

"Nothing is so healing as a human touch." Bobby Fischer

"Halo?"

"Arion? Tari dipanggil lagi ke kantor polisi. Ada yang ngelapor dia mendorong seseorang dari tangga tadi malam. Aku rasa bentar lagi beberapa aparat akan ke rumah kamu," ucap Eros dari seberang saluran telepon.

"Apa? Oh Oke, thanks for the info, Ros," jawab Arion mematikan sambungan telepon tersebut dan menatap lama pada ponselnya.

"Raf, yuk berangkat. Kok bengong?" Utari muncul dari dalam kamar berjalan mendekati Arion yang masih membeku menatap ponselnya yang tidak menyala.

Utari mendekatinya dan mengecup pipi kiri Arion membuat pria itu akhirnya memperhatikan sang istri yang menunggunya.

"Ada Masalah? Kantor?" tanya Utari tampak penasaran.

"Eros tadi nelpon, ada yang laporin kamu ke polisi karena ... " ucapan Arion terhenti karena suara bel rumahnya.

"Aku yang buka!" perintahnya kepada sang istri yang masih tampak bingung oleh kalimat terakhir suaminya itu. Saat Arion membuka pintu tampak tiga orang aparat berseragam menunggunya. Ketiga aparat tersebut mencari Utari seperti yang sudah di informasikan oleh Eros sebelumnya.

"Bisa saya lihat surat-suratnya, Pak? Dan siapa korbannya?" tanya Arion. Tampak salah satu aparat memberikan surat pemberitahuan resmi dari kepolisian. Utari diminta datang sebagai saksi untuk diperiksa lebih lanjut.

"Kalila Fitriani, Pak!"

Arion dan Utari tiba di kantor polisi. Wanita itu tampak tenang duduk di samping suaminya yang baru saja memutuskan sambungan telepon, menghubungi seseorang.

"Young man!" sebuah seruan datang dari pria tinggi dengan senyuman tipis menghiasi wajah kecilnya.

"Mr. Lawyer," ucap Arion seraya memeluk erat pria yang baru saja datang itu.

"Tambah tampan aja lo. Tari, hai sehat?" pria itu kemudian menyapa Utari setelah memuji Arion yang masih tersenyum sangat cerah setelah bertemu pria itu.

"Mami baru aja bilang kalau dia lagi di Bali dan akan ke Surabaya karena ada bisnis. Setelah urusannya selesai di sana, dia mau ke sini ketemu kalian berdua," ucap pria itu hangat.

"Lalu seperti apa kondisinya?" Arion menjelaskan kondisi mereka saat ini. alasan kenapa Utari menjadi saksi atas tuduhan korban. Kalila melaporkan Utari setelah siuman. Kalila yang jatuh dari tangga darurat gedung tempatnya bekerja itu mengalami luka serius kakinya mengalami cedera yang membuatnya akan sulit berjalan dalam waktu dekat.

Alasannya menuduh Utari adalah kejadian pertengkaran mereka sebelumnya. Menurut Kalila, Utari pasti tidak terima dan marah sehingga mendorongnya dengan sengaja hingga jatuh. Atas tuduhan tersebut, Arion telah bertindak lebih dahulu seperti menghubungi supir taxi online yang mengantar Utari pulang ke rumah untuk menjadi saksi atas alibi Utari. Salah satu tetangga yang sempat berpapasan dengan Utari saat akan memasuki rumah mereka pun menjadi saksi, serta rekaman CCTV yang ada di rumah mereka juga dijadikan sebagai penguat alibi keberadaan Utari malam saat kejadian itu.

"Makasih, Kak Alfi udah mau repot-repot datang ke sini," ucap Utari pelan.

"Sama saudara nggak usah kaku gitu lah, Tar. Lo istri adik gue, jadi lo adik gue juga. Walau kita jarang ketemu atau komunikasi. Saudara tetap saudara. Oh, iya lo nggak mau tuntut balik? Pencemaran nama baik?" tanya pria yang merupakan saudara laki-laki Arion.

"Nggak usah, Kak. Aku nggak mau memperpanjang masalah. Udah cukuplah aku bolak-balik kantor polisi gini," ucap Utari seraya menggandeng lengan sang suami.

Psikopat Analog [TAMAT]Where stories live. Discover now