Dirty

144 20 10
                                    

"Sometimes the good memories are just as painful as the bad ones."
― Emory R. Frie, 

Delapan tahun lalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Delapan tahun lalu.

Keduanya tampak bahagia pada perayaan satu tahun mereka berpacaran. Gadis berambut ikal itu memberikan satu suapan besar kue yang menjadi simbol perayaan mereka.

"Hari ini aku mau ngajak kamu ketemu teman-teman aku ya, Tar," ucap lelaki itu. Utari hanya mengangguk dan terus memakan strawberry short cake di hadapannya.

"Dengerin kalau aku lagi ngomong." Pria itu terkekeh melihat raut wajah sang pacar yang tiba-tiba mendongak menatapnya dengan kedua mata cokelatnya yang membesar. Pria itu mengacak rambut gadis itu dengan gemas.

"Ini rumah siapa?" tanya Utari saat mobil yang dikendarai Arman, pacarnya, masuk ke dalam garasi sebuah rumah yang cukup besar.

"Desta, abangnya Ciara. Memangnya kamu belum pernah ke rumah Ciara? Bukannya kalian dekat banget?" tanya Arman seraya membantu Utari membuka pintu dan menggandengnya berjalan menuju pintu utama rumah itu.

"Pernah sih beberapa kali, tapi bukan ini rumahnya," ucap Utari bingung sambil mengingat-ngingat.

"Oh ... yang di daerah Sunter sana?" tanya Arman seraya menekan bel yang terdapat di pinggiran pintu. Gadis itu mengangguk cepat.

"Hmm ..." Tidak lama pintu itu terbuka. Seorang pria dengan senyum sehangat mentari mucul. Desta saudara lelaki Ciara, sahabat Utari mempersilahkan keduanya masuk ke dalam rumah.

"Pestanya akan dimulai sebentar lagi." Desta tersenyum penuh misteri namun tetap menarik hati.

"Pesta?" tanya Utari bingung. Arman sedari tadi tidak ada menyinggung tentang pesta dan hanya mengajak untuk bertemu teman-temannya saja.

"Tari ...." suara melengking yang membuat semua orang mengalihkan perhatian mereka padanya. Gadis dengan suara melengking itu turun berlari kecil, menarik Utari dan memaksa untuk mengikutinya.

Masih dalam kebingungan, Utari terpaksa menyimpan semua pertanyaan yang ingin dia tanyakan kepada Arman. Ciara mengajak untuk melihat gaun yang akan dia gunakan di acara pesta dansa yang diadakan di kampus mereka dalam rangka ulang tahun universitas tempat mereka menuntut ilmu.

"Nih, minum dulu." Ciara menyodorkan segelas air untuk Utari yang masih mengagumi gaun milik Ciara itu.

"Lo jadinya ikut nggak ke pesta dansanya?" tanya Ciara duduk di pinggiran tempat tidur. Utari menggeleng.

"Kenapa?" tanya Ciara lagi penasaran.

"Mau balik ke Yogya," ucapnya singkat.

Saat itu hujan turun deras disertai dengan angin yang cukup kencang. Utari tertidur lelap di atas ranjang sendirian di kamar itu.

Pakaiannya dilepaskan satu persatu dan di lempar begitu saja. Gadis itu masih tertidur lelap seperti mati. Desta mengamati dari sudut kamar, tangannya terlipat di depan dada, dagunya terangkat, wajahnya cukup tegang.

Psikopat Analog [TAMAT]Where stories live. Discover now