Mulai Berlatih

187 22 9
                                    

"Huh, kalian cukup hebat juga." ujar Soshi.

"Karena kalian cukup hebat, maka ku perbolehkan kalian melatih kami." lanjutnya.

Nampaknya Shiho ingin menabok Soshi, ia sudah mengelus tangannya sebelum menabok seonggok daging hidup itu.

"Tapi kelihatannya kalian tak cukup kuat." ujar Frey.

"Humm, benar juga. Kalian pikir dengan kekuatan sepeti ini kalian bisa mengalahkan Raja Iblis?" timpal Key.

"Hey! Kami ini kuat tahu!" sanggah Yutaka.

'Duh imut...' batin Wynn.

"Heh, kalian kami sentil dikit aja pasti kesakitan." ujar Vey.

"Kalau disentil aku juga kesakitan kok." ujar Kureha setelah selesai memakan cokelatnya.

"Sini saya sentil ginjal anda." ujar Vey kesal.

"Waaa jangan bedah saya! Bedah gubuk saya yang di hutan aja!"

"Emang kita punya gubuk?" tanya Sirrius.

"Ngga."

"Ye goblin."

"Dahlah, pergi aja kuy? Kalau tahu pahlawan dari dunia lainnya buriq gini mending kita lawan monster aja." ujar Lynee.

"Tapi kalian sudah bersedia bergabung dengan kami tadi." ujar Himeko.

"Itu sih tadi, sekarang kan beda." jawab Lynee santai.

"Kalian harus tanggung jawab." timpal Rei.

"Siapa yang hamil?"

"..."

"Sudahlah, dedek Koharu diem aja. Koharu selalu salah dimata kalian."

"Memang salah."

"Om pedo mending diem."

Lagi-lagi terjleb si om.

"Kita punya tujuan yang sama bukan?  Kalian bilang lebih banyak orang lebih mudah mengalahkan Raja Iblis." ujar Hajime.

"Tujuan utama kalian untuk kembali ke dunia asal kalian bukan?" ujar Frey.

Terdiam. Ucapan Frey benar, tujuan utama mereka untuk kembali ke dunia asal, bukan menyelamatkan dunia Untera.

"Ada apa ini ribut-ribut?"

Dari arah berlawanan, terlihat seorang lelaki dan wanita dengan pakaian kerajaan berjalan menuju mereka. Raja Shin dan Ratu Villia.

Kembali Kureha bersembunyi di belakang Sirrius. Entah kenapa ia ketakutan, mungkin kekurangan asupan cokelat.

"Ada masalah?" tanya Raja Shin.

"Ada sedikit masalah yang mulia..." ujar Himeko.

Raja Shin menoleh kearah Sirrius dan kawan kawan. Ia tersenyum, "kalian yang mengalahkan prajurit Raja Iblis di Desa Lergine bukan?" ujarnya.

"Iya, itu benar." jawab Frey.

"Kami sebenarnya sudah akan berteleportasi menuju Desa Lergine sebelum saya mendengar kabar bahwa prajurit Raja Iblis sudah dikalahkan. Saya amat terkejut dan bersyukur dan saya sangat ingin menjadikan kalian sekutu kami, untuk mengalahkan Raja Iblis." ujar Raja Shin.

"Kami memang menerima tawaran sebelumnya, tetapi setelah melihat kekuatan mereka selemah ini mungkin kami akan menolak. Kami tak ingin membuang-buang waktu untuk melatih makhluk manja yang lemah seperti mereka." ujar Sirrius sinis.

Manja? Yup, Sirrius melihat mereka di alam atas. Perlakuan mereka, keseharian mereka, sifat mereka semua ia tahu. Dan ia tahu bahwa hampir seluruh Pahlawan itu sangat malas berlatih, mereka merasa bahwa kekuatan mereka sudah cukup untuk mengalahkan Raja Iblis.

"Hajime Hiroyuki, ia yang terkuat bahkan masih kurang untuk mengalahkan 10 prajurit Raja Iblis." lanjut Sirrius.

"Terlalu bergantung pada kekuatan yang diberikan oleh Dewi Altaracia membuat mereka merasa sudah sangat kuat. Manja dan terlalu percaya diri." timpal Key.

Tak mampu membalas, mereka semua terdiam. Atmosfer disana kian memanas. Kureha semakin ketakutan, bahkan kakinya bergetar. Tangannya mencengkeram kuat baju Sirrius, entah kenapa ia merasa takut saat ini.

"T-tolonglah kami! Latihlah mereka agar mereka lebih kuat!" ujar Ratu Villia memohon sambil membungkukkan badannya.

Melihat sang Ratu membungkukkan badan, membuat mereka tak enak. Bahkan beberapa saat setelahnya, Raja Shin ikut membungkukkan badannya. Tak enak sang Raja dan Ratu membungkukkan badan, Hajime dan kawan-kawannya pun ikut membungkukkan badan mereka, membuang ego yang sebelumnya memenuhi mereka.

"Aaaaaa, bagaimana ini gaiss saya bimbang~" ujar Wynn.

"Humnn, Koharu bagaimana menurutmu?" tanya Frey.

Sang empunya malah menjerit kaget, dan memeluk Sirrius kian kuat. Melihat kelakuan Kureha membuat mereka greget.

"Koharu kau kenapa sih?" ujar Vey.

"Dia takut keramaian." jawab Sirrius sambil menepuk pelan kepala Kureha.

"Keluarlah, kami ada disini okay? Jangan takut." bujuk Sirrius.

"No! Terima tawaran mereka! Selesai!" ujar Kureha yang tetap bersikeras bersembunyi dibalik punggung si om kesayangan.

"Hahh, baiklah. Kami menerima tawaran kalian. Kami akan melatih mereka jadi tegakkan badan kalian semua." ujar Sirrius.

Mendengar jawaban Sirrius membuat mereka senang, mendapat sekutu yang kuat untuk mengalahkan Raja Iblis.

"Mulai sekarang, latihan kalian akan lebih berat. Jadi bersiap-siaplah." ujar Frey dengan senyum devilnya.

Para pahlawan isekai pun menjadi gugup, memikirkan latihan bagai neraka yang akan mereka dapatkan.

Sampai akhir, Kureha masih memeluk erat punggung si om kesayangan. Anget katanya.

"Mau bobo!" ujar Koharu tiba-tiba yang membuat Sirrius agak kaget.

"Astaga, bayi siapa sih ini." ujar Sirrius kesal sambil mengacak-acak rambut Kureha.

"Rambutku!"

"Huh, tidurlah dibawah pohon itu. Nanti kalau sudah selesai latihan akan kubangunkan." ujar Sirrius.

"Okay! Dadah om!" ujar Kureha sambil berlari kearah pohon yang ditunjuk oleh Sirrius tadi.

"Sepertinya aku sudah membesarkan seorang anak." gumam Sirrius.

"Woi Sirrius sini!" panggil Vey.

Mendengar namanya terpanggil, Sirrius segera beranjak dari tempatnya menuju ke arah Frey dkk dan juga para pahlawan berada.

"Dimana Koharu?" tanya Frey.

"Lagi tidur dibawah pohon." jawab Sirrius.

"Heh, dia manja sekali tak ikut latihan." ejek Soshi

"Yang penting dia lebih kuat darimu." ujar Lynee yang membuat Soshi terdiam.

"Baiklah, kita mulai latihan. Pertama, keliling lapangan 100 kali!" seru Key.

"Haaah?!"

"Hanya boleh istirahat 2 kali 5 menit!"

"HAHHHH?!"

Lapangan tempat mereka berlatih kini luasnya 10 kalinya luas lapangan sepak bola. Dan kalian pasti bisa membayangkan seberapa capek jika kalian mengelilinginya lapangan itu sebanyak 100 kali dengan istirahat maksimal 2 kali 5 menit. Kini Frey dkk terlihat seperti iblis yang menindas para roh berdosa. Neraka.

Suasana lapangan begitu gaduh, panas dan penuh keluhan. Di lain sisi, di bawah pohon rindang, tidurlah seorang gadis cantik nan imut ditemani dengan angin sepoi-sepoi yang menerbangkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah imutnya itu. Surga.

•TBC•

Life In Another WorldWhere stories live. Discover now