Peperangan

208 21 2
                                    

"Mulai? Mana prajuritmu? Heh kau bercanda ya?" ujar Key.

"Oh iya lupa saia. Gate!" ujar Kureha(?) mari panggil dia Koharu saja.

Sebuah gerbang aneh terbentuk di tengah lapangan.

Grek...

Perlahan, gerbang itu terbuka dan datanglah prajurit tulang seperti di desa waktu itu.

"Yey dapat pupuk lagi." ujar Frey pura-pura bersemangat.

"Hujan petir."

Tiba-tiba dari langit bermunculan benda semacam pedang yang menancap di tanah, tak lama kemudian tanah itu mengeluarkan sambaran petir menuju para prajurit.

"Skill ini terinspirasi dari kartun popoipoy." ujar Koharu sambil membenarkan kaca mata hitam miliknya yang ia dapat entah dari mana.

Pedang petir, Popoipoy petir jadi begitu!

"Sponsor eak." ujar emak.

"Sponsor di sensor." lanjut Rei.

"Hanjing saya ikut kena petir woi!" ujar Key yang sudah gosong karena terkena petir itu.

"Uuu manusia gosong." ujar Koharu.

"Ngapain tuh tante-tante santuy?!" ujar Frey kesal.

"Ceritanya dia jadi bos." ujar Koharu.

"Dih."

"Kalian gak nyerang?" tanya Koharu.

"Minta diserang nih? Saya serang hati anda saja mau gak?" ujar Soshi.

Pletak!

Tumbuhlah semangka mini di kepala Soshi.

"Boomerang Api!"

Frey mengeluarkan boomerang api dan langsung melemparnya kearah Koharu, dan tentu saja Koharu hindari dengan salto. Alhasil, boomerang itu mengenai tulang-tulang bergerak di belakang Koharu dan membakar mereka.

"Dih bau gosong." keluh Koharu.

"Hujan Panah Batu!"

Beribu-ribu panah batu muncul diatas Koharu dan langsung menghujani dirinya, dengan santainya ia mengeluarkan sebuah payung es dan menangkal semua panah itu.

"Uuu, kaya ada hujan tapi bukan air." ujar Koharu sambil terkekeh.

"Cih, Ledakan Air!"

Brubb

Sebuah bola air besar tercipta dan menuju Koharu. Tentu saja ia kembali melompat kearah samping dan bola air itu meledak bagai bom.

"Uuuu airnya panas juga." ujar Koharu sambil menyentuh air yang terjatuh diatas tanah.

Koharu melompat keatas langit dan terbang menggunakan magic device ciptaannya.

"Dia... Melayang?!" ujar Himeko kaget.

"Ia memiliki magic device yang mirip dengan milik Kureha!" ujar salah satu murid.

"Bagaimana dia bisa menciptakan barang yang sama?!"

Karena Koharu kini melayang diatas, akan sangat susah untuk melayangkan serangan jarak dekat karena mereka belum berlatih sihir untuk terbang dan sihir itu kan menghabiskan cukup banyak mana.

Koharu melihat ke bawah, para prajurit istana yang kini sedang melawan para skeleton milik tante Lummy. Banyak jumlahnya tetapi semakin berkurang. Sudah banyak tulang yang terihat tergeletak ditanah dan tak sedikit tulang yang terbakar menjadi abu.

Life In Another WorldWhere stories live. Discover now