Tiba-Tiba

185 21 7
                                    

Kureha berlari kearah lapangan. Tak ada orang. Ia menelusuri seluruh taman dan halaman belakang istana dan masih tak menemukan orang.

Ia memilih untuk mengecek gedung tempat tinggal para pahlawan dan ia bersama Frey dkk. Tetap tak ada orang.

"Kemana perginya semua orang?!" serunya frustasi.

Ia berlari keluar gedung, menghiraukan keadaannya yang terlihat kacau. Pakaian basah dan rambut yang acak-acakan, ia berlari di bawah hujan deras menuju kearah istana untuk memeriksa lebih jauh.

Saat berada di depan istana terdengar kegaduhan yang membuat ia makin gelisah dan langsung membuka pintu depan istana tanpa ragu-ragu, nafasnya sudah berderu tak karuan.

Pemandangan yang mengerikan terpampang jelas dihadapannya, beberapa prajurit istana tergeletak bersimbah darah. Kakinya bergetar, matanya mulai berkaca-kaca, mengingat kejadian yang hampir mirip pernah ia temui di masa lalu.

Pikirannya dipenuhi berbagai macam hal, ia segera mengindahkan pikiran-pikiran yang muncul itu dan segera memeriksa para prajurit itu.

Terlambat, mereka sudah tak bernyawa lagi. Nafasnya kian menderu cepat, air matanya sudah tak tertahankan pun jatuh. Ia terlambat.

Ia segera berlari mengelilingi istana, mencari keberadaan orang-orang. Yang hanya ia lihat adalah mayat. Pelayan, prajurit yang sudah tak bernyawa terkapar dilantai bersimbah darah. Pemandangan mengerikan yang akan membekas di ingatan miliknya sampai akhir hayat.

Ia tetap berlari, semakin dekat dengan asal kegaduhan. Arah aula istana, berharap bahwa para pahlawan dan teman-temannya selamat tanpa ada satupun yang kehilangan nyawa mereka.

Brak!

Ia hempaskan pintu aula itu, memperlihatkan seisi aula itu yang kini penuh akan warna merah. Bukan cat ataupun saos, melainkan darah. Terlihatlah banyak dari para pahlawan sudah terbaring sekarat sedang diobati oleh Yukari dan Vey.

Sirrius dan Frey yang melawan seorang gadis berwajah cantik dan berpakaian gelap. Lalu Wynn, Lynee, dan Key yang melawan seorang lelaki.

Hajime, Himeko, Rei, Soshi, Shiho dan Yutaka yang terlihat kesusahan melawan para prajurit musuh. Kureha masih memproses apa yang terjadi dihadapannya.

Walau masih memproses, ia langsung berlari kearah Yukari dan Vey membantu merapalkan sihir Heal pada para pahlawan yang sekarat dan penuh luka.

"A-apa yang telah terjadi?" tanya Kureha sambil menyembuhkan para pahlawan.

"Raja Iblis, bukan. Ratu Iblis!" ujar Yukari.

"R-ratu?"

"Iblis yang selama ini kita kira lelaki ternyata perempuan. Bukan Raja Iblis melainkan Ratu Iblis." tambah Vey.

"Itu tak penting! Maksudku apa-apaan ini?! Dia menyerang tiba-tiba?!"

"Hm, ia tiba-tiba muncul ditengah makan siang dan merusak istana, kami sedang melindungi yang mulia Raja dan Ratu. Mereka berada di bawah tanah dan memberi sihir pelindung untuk seluruh Vranenia agar tak terjamah para iblis." jelas Vey

"Wanita yang menyerang Frey dan Sirrius adalah si Ratu?" tanya nya lagi.

"Iya, lalu lelaki itu! Kalau tidak salah namanya Zoulth." ujar Yukari.

"Z-Zoulth?"

"Pemimpin elemen kegelapan, teman kami yang dikendalikan oleh Ratu Iblis itu."

"Sial, berapa persen kemungkinan kita akan menang?" tanya Kureha lagi.

"Kurang dari 30 persen dengan keadaan seperti ini. Kita kalah jumlah dan kekuatan." jawab Vey.

"Sial, tak ku sangka kita akan diserang secepat ini." lirih Kureha kesal.

Life In Another WorldWhere stories live. Discover now