day 11

40 6 6
                                    

𝘱𝘳𝘰𝘮𝘱𝘵: 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪, 𝘫𝘦𝘮𝘣𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘔𝘢𝘱𝘰 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘱𝘢𝘬𝘶.
_______

Soo Ji sudah memutuskan untuk pergi hari ini, di jembatan Mapo. Masih mengenakan seragam sekolah, gadis delapan belas tahun tersebut berhasil kabur dari mobil yang biasa menjemputnya di gerbang sekolah dan langsung mengantarnya ke tempat les bahasa isyarat. Ia berjalan dengan tatapan melihat ke bawah, tidak peduli sudah berapa orang yang ia tabrak dalam perjalanan menuju jembatan di atas sungai Han tersebut.

"Kau tidak punya mata, hah?" maki salah satu pejalan kaki, korban ke delapan yang ia tabrak. Soo Ji hanya berlalu tanpa menjawab apapun.

Kemilau lampu kendaraan mengganti gemerlap bintang di langit pukul sebelas malam. Soo Ji dengan kantung hitam di kelopak matanya masih tetap menatap ke bawah, hampir sampai di jembatan yang dikenal sebagai jembatan bunuh diri.

Kehilangan pendengaran karena kecelakaan dan turunnya nilai pelajaran menjelang ujian cukup membuatnya hampir gila. Ditambah lagi, sang ibu yang terlibat dalam kecelakaan yang sama masih belum diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Soo Ji tidak makan teratur selama dua bulan. Berat badannya pun turun drastis.

Rasanya ingin mati saja.

Namun baru beberapa saat sampai di atas jembatan Mapo, Soo Ji menghentikan langkahnya.

***

Orang bilang, pesan-pesan yang tertulis di jembatan Mapo tidak ampuh mengurangi angka bunuh diri di jembatan ini. Foto-foto yang terpampang pun tidak cukup untuk menyalurkan kebahagiaan. Namun nyatanya, begitu lampu di samping Soo Ji menyala dan menampilkan pesan bagaimana harimu?, mata Soo Ji memanas.

Ia memutuskan untuk terus melangkah alih-alih berhenti dan melaksanakan niatnya. Pesan-pesan lain yang Soo Ji baca, sukses membuatnya berkaca-kaca.

Kalimat-kalimat itu sangat familiar.

Tidakkah ada sesuatu yang spesial?

Kau pasti lelah, kan?

Meskipun kau tidak mengatakannya, aku tahu itu.

Apakah kau menyukai ibumu?

Apakah kau menyukai ayahmu?


"Soo Ji-ya."

Soo Ji menghentikan langkah begitu melihat sang ayah bersama seseorang di depannya; seseorang yang bahkan tidak sanggup ia jenguk sampai pagi tadi. Saat itu juga, tangis yang ia kira sudah habis tidak tersisa pun pecah. Tangan dan kakinya gemetar. Dengan sisa tenaga yang ia miliki, Soo Ji menghambur ke dalam pelukan wanita di atas kursi roda. Sebagian bebannya terangkat bersama angin malam.

"Ib-ibhuuu...."

Gadis itu tidak bisa mendengar apa pun yang dikatakan sang ibu. Namun satu hal yang pasti, ia begitu lega melihat ibunya sudah jauh lebih sehat dari sebelumnya.

Dan kalimat-kalimat di jembatan Mapo adalah kalimat-kalimat yang sama dengan yang ibunya kirimkan selama di rumah sakit melalui pesan singkat.

_____
Hai, semangat terus, ya. Kamu bisa, kok. Ujian yang kamu dapat pasti nggak melebihi kemampuan kamu. 💪

#30HutanKata | Hutan KecilWhere stories live. Discover now