day 26

24 4 0
                                    

prompt: usan
____

Hari masih sama seperti kemarin. Langit kelabu kembali senada dengan cat toko di arah jam dua belas, di seberang tempatku berdiri dengan payung biru yang menjaga tubuh dari mandi hujan. Gemuruh petir membentak kota tanpa ampun, membuat seorang anak di bawah atap halte segera memeluk ibunya dan bersiap untuk menangis karena ketakutan.

Wusshh!

Tubuhku tidak berada pada jarak aman untuk bisa terhindar dari para pengemudi yang melaju kencang. Rok putih panjang yang kukenakan ... berakhir dengan motif abstrak kecokelatan akibat genangan di jalan yang terbang begitu kendaraan mereka melintas. Basah yang menembus ke dalam membuat kulitku merasakan sensasi dingin. Namun alih-alih mengumpat, aku hanya bisa menghela napas.

Hujan semakin deras, pun dengan petir yang kini seolah bersahutan. Tangan kiriku bergabung dengan kanan untuk menggenggam gagang payung yang jadi lebih berat karena jumlah air hujan turun dua kali lipat dari sebelumnya. Lagu To My Youth milik Bolbbagan4 yang baru sampai di menit 1:08 tidak bisa lanjut karena hujan kian terburu-buru jatuh.

Kau boleh melihatku dari sudut pandangmu. Mungkin aku terkesan egois karena tidak juga menggerakkan kedua tungkai dari tengah trotoar meski hujan selebat ini, mungkin juga terkesan menyedihkan karena berdiri sendirian di tengah hujan.

Namun sebenarnya, aku sedang bertahan agar hujan tidak menyentuhku meski tetesnya mencapai jutaan. Sebenarnya, aku sedang berharap agar para petir melihatku dan menyudahi perdebatan mereka.

Sayangnya,

payung yang telah berjuang keras menahan air hujan lebih dulu sobek dan membuatku basah sebelum mereka merasa iba.



Oh?

Mungkin..., dengan begini sahutan petir akan reda karena mereka bisa melihatku lebih jelas.

#30HutanKata | Hutan KecilWhere stories live. Discover now