day 14

40 6 16
                                    

𝘱𝘳𝘰𝘮𝘱𝘵: 𝘫𝘢𝘮 𝘥𝘶𝘢 𝘱𝘢𝘨𝘪, 𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘶𝘬 𝘫𝘦𝘯𝘥𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶.
______

Jam dua pagi adalah waktu di mana Disa masih tertidur nyenyak dengan suasana gelap karena lampu kamar yang dimatikan total. Satu-satunya suara yang tercipta adalah suara dari perputaran baling-baling kipas di dinding kamar.

Tok tok.

Setidaknya sampai suara lainnya terdengar--ada yang mengetuk jendela kamar Disa.

Gadis itu mengerjap pelan dan menemukan suasana gelap. Tanpa curiga apa-apa, matanya yang hanya terbuka tidak sampai satu senti pun akhirnya tertutup lagi.

Tok tok.

Tok tok tok.

"Siapa, sih?" Kali ini Disa benar-benar sadar. Mengubah posisi menjadi duduk, ia pun berdiri untuk menyalakan lampu kamar, kemudian menghampiri sumber ketukan yang berasal dari pintu dan membukanya.

"Kak." Dodo ada di sana dengan senyum mengembang. "Belum tidur?"

Disa berkacak pinggang. "Udah, kok. Kamu belum tidur? Ngapain ngetuk-ngetuk jam segini?"

Yang ditanya malah cengengesan. "Pinjem rautan pensil, mau ngerjain tugas MTK."

Meski terlihat sewot, namun Disa tetap mencarikan rautan pensil miliknya dari dalam tas, lalu memberikannya pada si bungsu. "Susah, ya? Mau teteh bantuin?"

"Nggak usah," tolak Dodo cepat. "Aku mau minta tolong mas Wira aja. Kakak, kan, nggak bisa MTK."

Ya iya, sih.

"Ganggu dia, dong, kalo nelpon jam segini?" tanya Disa.

"Nggak, kok. Dia mah masih nonton bola jam segini. Makasih, ya, Kakak cantik. Tidur lagi sana."

Tanpa disuruh pun, Disa segera menutup pintu dan kembali tidur.

****

Dua berganti lima. Setelah bangun untuk menunaikan sholat subuh, Disa yang melihat Dodo sedang asik menonton TV sembari makan keripik pun segera menubruk bahu kanan sang adik dengan rusuh dan bersandar di sana.

"Aduh! Teh, sakit!" protes Dodo lalu mencoba mendorong kepala kakaknya.

"Diem," jawab Disa, malah memeluk lengan Dodo agar bocah itu tidak kabur. "Udah selesai tugasnya?"

Dodo mengernyit bingung. Bukan karena berita tentang virus di TV, melainkan karena pertanyaan Disa. "Tugas apa?"

"MTK," jawab Disa santai. "Semalem kamu, kan, bilang."

"Bilang apa?"

Mendengar respon Dodo yang menyebalkan, Disa pun mengubah posisi menjadi duduk tegap. Kedua alisnya bertautan. "Jangan bercanda. Teteh nggak suka," ucapnya serius. "Kamu minjem rautan pensil teteh semalem. Jam dua. Eh, itu mah udah masuk pagi, ya? Iya, pokoknya jam dua!"

Merasa sang kakak masih belum bangun sepenuhnya, Dodo pun tidak mengacuhkan ucapan Disa dan memutuskan untuk pergi ke dapur, melihat-lihat isi kulkas.

"Do? Jawab teteh. Kamu juga ngetuk jendela kamar teteh, kan?"

"Teh, emang aku pernah begadang sampe jam segitu? Lagian, ngapain aku repot-repot keluar rumah jam segitu cuma buat bangunin teteh?" tanya Dodo.

Keduanya hanya saling menatap selama empat detik. Dodo dengan raut seriusnya dan Disa dengan wajah tablo-nya.

Kalau bukan Dodo, lalu siapa?

Lagipula ... Dodo tidak pernah memanggil Disa dengan sebutan kakak.

____
Semoga kalian baca ini pas siang hari, ya. Supaya kalo nggak dapet horornya, ada alasan: "oh, mungkin karena siang jadi ga kerasa apa-apa."

😂

#30HutanKata | Hutan KecilKde žijí příběhy. Začni objevovat