day 21

28 5 5
                                    

prompt: i'm not ok. don't ask me why.
_____

Seharian ini, Wira tidak melepaskan earphone dari telinga. Alunan Mocca - Hanya Satu menjadi satu-satunya lagu yang berulang kali diputar. Menghindari percakapan dengan membungkam mulut dan memalingkan wajah ke luar jendela, lelaki yang kantung matanya menghitam tersebut berharap kakak-beradik di sampingnya segera bosan dan pulang ke rumah mereka.

🎵 Hanya satu pintaku,
'tuk memandang langit biru
dalam dekap
seorang ibu

Hanya satu pintaku,
'tuk bercanda dan tertawa
di pangkuan
seorang ayah

Dulu selama di panti, lagu itu menjadi lagu yang selalu ia putar sebelum tidur. Membayangkan bisa memiliki ayah dan ibu, kemudian bercanda dan menatap langit bersama mereka adalah impian Wira. Ketika impian itu tercapai, ia merasa menjadi anak paling bahagia di muka bumi. Namun, lelaki itu lupa.
Tuhan boleh mengambil milik-Nya kapan saja.

"Wir, nggak laper? Gue beliin makanan, ya?" Suara Disa, si sulung yang duduk di pinggir kasur kembali terdengar. Gadis itu menggigit bibir manakala sahabatnya yang duduk di ujung kasur dekat jendela tersebut masih mengabaikannya.

Angin menerbangkan helai gorden krem di kamar bernuansa musim gugur tersebut. Tawa renyah dan kejahilan yang biasa terdengar oleh Disa dan Dodo, adiknya yang terus menatap Wira dengan khawatir, lenyap bagai ditelan bumi. Menatap sekeliling kamar, gadis itu menemukan satu bingkai foto dengan posisi tertutup di atas meja. Bingkai foto yang tidak asing itu, memuat tiga sosok yang saling berangkulan dan membingkai senyum. Dua di antara satu sosok kecil di tengah foto merupakan sosok kesayangan Wira.

Disa menghela napas dan memejamkan mata. Tanpa aba-aba, kedua matanya menjadi panas. Ia tahu Wira benar-benar terluka.

🎵 Apabila ini
hanya sebuah mimpi,
kuselalu berharap
dan tak pernah terbangun

Mimpi yang telah menjadi kenyataan, tidak bisa selamanya bersamamu. Disa mengerti alasan Wira bersedih tanpa perlu menanyakannya. Ia mengerti, ini sangat berat. Membayangkan salah satu hadiah yang Tuhan titipkan untukmu kembali pergi, pasti sangat berat.

"Do, ayo pulang."

Kalimat yang terlontar tiba-tiba itu membuat Dodo menoleh. "Kenapa? Dodo mau di sini aja, Teh."

Tetapi, Disa bersikeras untuk mengajak adiknya tersebut pulang. Kedua matanya yang memerah tidak berani menatap siapapun di ruangan itu. Ia bisa segera menangis jika tidak buru-buru pergi dari sana dan itu akan membuat keadaan semakin memburuk. "Biarin Wira istirahat. Besok kita ke sini lagi."

Gadis itu menggenggam tangan Dodo dengan erat untuk kemudian sama-sama keluar dari kamar sahabatnya yang diam-diam menghela napas berat. Ketika dua sosok itu terlihat di luar jendela kamar, Wira mulai menitikkan air mata yang mati-matian ia tahan sejak satu jam lalu.

Hari ini, tiga hari setelah sang Ayah pergi dan lima hari setelah pengumuman kelulusan SMA, perasaan belum juga membaik.

____

😭😭😭

Lagu yang didengarkan Wira judulnya Hanya Satu, soundtrack film Untuk Rena yang dibintangi Maudy Ayunda waktu masih kecil. Ceritanya tentang kehidupan di panti asuhan. Begitu tau makna lagunya, aku langsung keinget Wira--ah, bukan.

Aku keinget Han Gyul.

Semoga..., Han Gyul selalu bahagia, ya.

Untuk Wira dan kamu yang sedang merasakan kehilangan

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Untuk Wira dan kamu yang sedang merasakan kehilangan..., semoga lekas membaik.
Kamu kuat, kok. 💪💪💪💪 /peluk jauh/

#30HutanKata | Hutan KecilDonde viven las historias. Descúbrelo ahora