day 23

20 5 6
                                    

prompt: real life Dracula
_____

Setelah perang guling dan tendangan maut yang terjadi di kamar Dodo karena perdebatan sepele perihal mi goreng versus mi kuah, situasi di dalam kamar tersebut kini berangsur kondusif. Si pemilik kamar duduk membelakangi tamunya yang memejamkan mata menahan emosi. Sambil mengetik sesuatu di ponsel, Dodo tidak berhenti mendumal.

Berniat menutup perdebatan konyol tersebut, Wira, si tamu harian yang sedang mengungsi dari tugas kuliah yang terlampau ramah menyapa pun berkata, "Pokoknya, mau gue suka mi goreng atau nggak, bukan masalah lo, ya, Do."

"Ssst. Kata teteh, jangan berisik kalo nggak mau diusir," jawab Dodo. Ia baru saja membuka chat masuk dari kakaknya. Pasti suara gedebak-gedebuk mereka sampai ke lantai bawah.

"Diusir gimana? Kamu, kan, juga salah!" Wira melotot begitu Dodo berkata seolah-olah dia satu-satunya penyebab masalah.

Tapi bukannya menjawab, Dodo malah mendekatkan speaker ponselnya ke telinga Wira, kemudian memutar pesan suara dari Disa, si sulung, dengan volume yang telah diperbesar.

"Wir, bisa diem nggak? Gue lagi nyatetin resep masakan di TV buat mamah. Suara kokinya nggak kedengeran."

Tanpa perlu berteriak, nada rendah Disa sudah cukup untuk membuat Wira merinding.

"Jadi cewek serem banget. Heran," ucapnya seraya memberikan ponsel pada Dodo yang mengangguk setuju.

****

Kerusuhan berganti kondusif begitu duo rusuh menemukan kegiatan baru. 13:20 merupakan menit yang telah dihabiskan keduanya untuk menonton konten terbaru dari salah satu vlogger favorit mereka. Garis merah di bawah layar yang berhenti memanjang menandakan video telah ditonton sampai habis. Sedikit pusing karena konten menyinggung soal pembantaian dan darah, Wira yang mengenakan kaus oblong hitam pun berbaring di karpet kamar Dodo--menatap langit-langit kosong.

Mereka baru saja tahu jika drakula bukan sekadar tokoh fiksi dalam novel ataupun film. Drakula benar-benar ada. Lahir di Transylvania antara tahun 1428 sampai 1431, pria yang hidup ratusan tahun lalu itu benar-benar meminum darah manusia yang telah ia bunuh sebagai bentuk pembalasan dendam karena tentara Hungaria telah mengubur Sang Ayah hidup-hidup.

Begitulah kira-kira isi konten yang baru saja mereka tonton. Dengan penjabaran fakta-fakta mengenai Drakula, disertai nuansa merah dalam video, Dodo dan Wira beberapa kali merinding saat menontonnya.

"Mas, Dodo mau ke dapur dulu. Nyari camilan lagi."

Ucapan Dodo sukses mengembalikan konsentrasi Wira yang sempat menatap langit-langit tanpa berkedip. Dilihatnya dua bungkus pilus yang telah kosong, lalu mengangguk maklum. "Hmm, sana. Kalo habis, ke rumah gue aja. Kayaknya masih ada keripik kentang punya gue, deh," ucap pria itu seraya bangun untuk meneguk air mineral di gelas yang telah disediakan sebelumnya.

"Oke!"

Tidak membutuhkan waktu lama untuk mengetahui apakah si bungsu sudah sampai di dapur atau belum. Baru sepuluh detik setelah melenggang keluar kamar, suara lumba-lumba bocah itu sudah terdengar sampai ke dalam kamar.

"T-TETEH!"

Dan Wira langsung tersedak.

****

"T-TETEH!" pekik Dodo, membuat Disa melompat kaget ke belakang. Tangannya yang berlumur cairan merah membuat adiknya panik luar biasa. "Teteh berdarah!"

Namun bukannya terlihat kesakitan, Disa  malah menatap si bungsu dengan heran. "Apa, sih?" sinisnya seraya mengisap cairan merah yang sampai ke telunjuk tangan kanannya.

"T-TETEH MAKAN DARAH?"

"TEH, Y-YANG BENER AJA! TETEH DRAKUL--"

Clup.

Sebelum kegaduhan semakin membesar, Disa memasukkan jari kelingkingnya ke dalam mulut Dodo. "Berisik."

"Eh, kok manis?"

Dodo mengerutkan kening saat merasakan darah yang ada di mulutnya. Mengalihkan pandangan dari Sang Kakak yang kini sibuk membilas tangan pada kran yang menyala, Dodo menemukan separuh meja makan dan lantai berlumur cairan merah, serta sebuah botol sirup yang isinya tinggal sedikit.

"Tadi, teteh kesandung kursi pas lagi megang botol sirup, terus tumpah, deh, sirupnya. Kena meja juga. Untung botolnya nggak jatuh," ucap Disa santai. Ia mengambil kain basah dan segera membersihkan meja yang kotor. "Udah teteh bilang, jangan kebanyakan nonton yutup. Jadi lebay, kan."

Dodo menghela napas lega begitu tahu kalau kakaknya tidak terluka dan bukan seorang drakula. Sementara Wira yang baru sampai di dapur, memasang wajah 5W+1H karena semuanya tampak baik-baik saja.

"Mana drakulanya?"

____
Baru day 23, sekarang udah tanggal 26. Rapel tiga, dong. Huhu.

/tigadarimana

#30HutanKata | Hutan KecilUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum