day 13

39 6 20
                                    

𝘱𝘳𝘰𝘮𝘱𝘵: 𝘮𝘪 𝘪𝘯𝘴𝘵𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘮𝘪𝘯𝘪𝘮𝘢𝘳𝘬𝘦𝘵
______

Sebuah minimarket kedatangan duo DoWir alias Dodo dan Wira siang ini, selepas sholat Dzuhur bersama di masjid tidak jauh dari rumah mereka. Keduanya merasa lapar gara-gara terus membicarakan makanan sepanjang jalan pulang. Padahal sebelum Dzuhur tadi, masing-masing sudah habis sepiring nasi goreng. Semua lapak penjual makanan yang dilalui seperti pecel lele, ayam geprek, nasi Padang, dan bakso pun mereka tatap dengan mupeng alias muka pengen. Sayang, uang mereka tidak cukup untuk membeli menu-menu itu.

"Do, teteh kamu sukanya rasa apa?"

Jadilah mereka masuk ke dalam minimarket, menyibukkan diri di bagian rak makanan murah meriah dan disukai semua orang; mi instan.

"Teteh suka semuanya," jawab Dodo tanpa mengalihkan pandangan dari barisan mi instan di hadapannya.

"Semua orang?"

Wira memang punya bakat membuat orang kesal. Dodo yang sedang fokus pun akhirnya melirik sinis lelaki yang umurnya empat tahun lebih tua darinya tersebut.

Yang dilirik malah cengar-cengir tanpa dosa dan bertanya lagi tiga detik kemudian. "Serius, ih. Teteh kamu sukanya mi rasa apa?"

Dodo menegakkan punggung yang membungkuk karena letak mi instan di rak tersebut lebih rendah dari matanya; bersiap untuk ngegas. "Emang kenapa, sih? Mau melet teteh pake mi instan?"

Wira melotot. "Melet, melet. Nih, melet!" ucapnya lalu menjulurkan lidah. "Shembharangan."

"Teteh suka semuanya. Tadi, kan, udah bilang," jawab Dodo, kemudian berlalu menuju kasir dengan memeluk dua bungkus mi goreng rasa original. Dia sedikit iri sebenarnya. Wira yang sudah dianggap kakak ternyata sama sekali tidak berniat untuk membelikannya juga.

"Oke," jawab Wira lalu menarik dua bungkus mi instan rasa ayam bawang dari rak. Sebuah senyum tidak lupa melengkung di wajahnya.

****

"Tuh. Lo belum makan siang, kan?"

Sesampainya di rumah Dodo, Wira segera mengeluarkan mi instan yang dibelinya tadi dan melemparnya ke arah Disa, teteh Dodo, yang sedang menonton acara kuliner dengan mulut terbuka. Sadar dengan apa yang ditonton, Disa segera memindah channel. Sementara itu, Dodo yang tidak acuh langsung pergi ke dapur dan menyiapkan panci.

"Apaan, sih? Kok makanan dilempar-lempar," protes Disa setelah memindah channel, hampir saja memukul tulang kering Wira.

"Buat lo. Baik, kan, gue." Wira memuji dirinya sendiri, kemudian pergi menyusul Dodo.

Disa menatap punggung lelaki itu dengan kesal. Beranjak bangun, gadis itu menyusul duo di dapur dan meletakkan sebungkus mi instan yang Wira berikan ke atas meja. "Buat lo aja, Wir. Gue puasa." Kemudian pergi ke dalam kamarnya dan menutup pintu, membuat Wira kebingungan.

Sementara Dodo, dia punya firasat kalau dia akan disalahkan.

"Kok kamu nggak bilang kalo tetehmu itu puasa, Do?"

Kan.

"Mas Wira nggak nanya. Kalo nanya, aku pasti bakal kasih tau kalo teteh lagi bayar hutang puasa Ramadhan kemarin," jawab Dodo santai sambil mengaduk-aduk mi di dalam panci.

Wira dengan kegagalannya yang sekian kali pun hanya bisa diam.

Wira dengan kegagalannya yang sekian kali pun hanya bisa diam

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
#30HutanKata | Hutan KecilOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz