Chapter 5

40.9K 3.7K 147
                                    

◻️◻️◻️Happy Reading ◻️◻️◻️

.

Sebelumnya Kim Zikla mengucapkan terima kasih atas response positive dari cerita baru Tuan Muda Jeon Jungkook ini. Semoga terhibur, anggap saja Lee Hyeri adalah namkor kalian, jadi bisa dibayangkan jika kalian jadi Hyeri dalam cerita ini kan?.😊

.

Sementara seusai bersiap, Hyeri dan Jungkook keluar kamar bersamaan. Namun, keduanya masih terdiam melihat Arra yang ternyata masih berada di depan pintu kamarnya. Jungkook menatap sinis, kearah putrinya. "Ayah aku minta maaf, terimalah bunga ini. Kata bu guru kalau bunga adalah lambang kasih sayang. Aku sayang Ayah ...," lirih Arra yang menatap sayup menahan kantuk semalaman tidak tidur nyenyak di depan kamar Jungkook hanya berharap permintaan maaf.

"Lelucon macam apa ini?" Jungkook menampik bunga yang diberikan Arra untuknya hingga terjatuh ke lantai. Dengan santainya Jungkook pula menginjak bunga permintaan maaf Arra yang telah dipegang gadis cilik itu sepanjang malam.

"Dia benar-benar keterlaluan!" gumam Hyeri yang kemudian mengambil bunga mawar yang kelopaknya sudah hancur karena pijakan Jungkook. "Kau tidak apa-apa, sayang?!" tanya Hyeri sembari menatap wajah polos Arra yang mengangguk dengan air mata di pipinya. Rasa hati tersayat-sayat melihat tatapan polos bocah berusia lima tahun yang sudah diperlakukan buruk pada orang yang ia sayang. Sungguh Hyeri tak mampu menahan ibanya atas penderitaan yang dialami Arra. "Sudahlah, ayo kita turun ke bawah dan sarapan bersama keluargamu," ajak Hyeri sembari mengulurkan tangannya.

"Aku tidak mau, ayahku masih marah ... dia pasti tidak mau makan satu meja denganku," elak Arra terlihat khawatir.

"Biar aku yang akan bertanggung jawab jika Ayahmu marah," ungkap Hyeri tersenyum memberi semangat pada gadis polos tersebut.

"Apakah kita teman?" tanya Arra kecil menatap polos pada Hyeri dengan memberikan jari kelingking mungilnya sebagai pengikat perjanjian.

"Tentu saja, kenapa tidak?!" sahut Hyeri sembari membalas jari kelingking Arra untuk mengikat janji bersahabat.

Akhirnya senyum bahagia terpancar di wajah Arra, ia terlihat sangat bersemangat karena mungkin selain neneknya ada Hyeri yang peduli dengan keberadaannya yang tidak diakui di keluarga konglomerat tersebut. Entah apa alasannya, tapi hasrat Hyeri kini semakin yakin untuk membuat Jungkook menerima gadis cilik yang cantik tersebut.

.

***

Di lantai bawah.

Jungkook, Ayahnya, beserta nenek telah menunggu untuk sarapan bersama. Seperti biasanya keluarga kaya raya ini tampak tak harmonis seperti gambaran keluarga terpandang pada umumnya. Baik Jungkook mau pun sang Ayah sibuk memainkan ponsel dan juga membaca koran mereka, sementara nenek lah satu-satunya yant menyambut Arra kecil datang.

"Arra sayang, kenapa wajahmu pucat? Apa kau sakit?" tanya nenek khawatir. Arra pun menggeleng dengan tangan yang masih menggenggam erat tangan Hyeri. Genggaman tangan itu membuat nenek pun melirik Hyeri yang dirasa begitu dekat dengan cucunya.

"Nyonya besar, semalam Arra tidak tidur di kamarnya. Aku tidak tahu apakah dia tidur dengan cukup, tapi yang jelas sejak semalam dia tidur di depan pintu Ayahnya," celetupan Hyeri pun langsung mengundang lirikan sinis Jungkook yang seketika menatap marah. Kedua insan itu pun saling menatap. Rasa ketidak senangan pun terlihat jelas pada raut wajah Jungkook, yang mendengkus kesal.

Braaaaak ....

"Kau membuatku kehilangan selera makan!" ucap Jungkook yang membanting handphone nya ke atas meja hingga pecah. Aksi kurang ajar itu pun mengundang ketakutan di wajah Arra yang langsung bersembunyi di belakang Hyeri.

Jeon Jungkook memang sangat dominan di dalam rumah, bahkan sang Ayah pun tak bisa bergeming jika Jungkook sudah dalam level marah. Seakan seisi rumah nyalinya langsung menciut ketika Jungkook telah menjadi alpa di rumah itu. Namun, kemarahan Jungkook itu tidak membuat Hyeri sedikit pun mundur untuk membela gadis kecil yang malang bernama Arra atas haknya yang hilang.

"Capat duduk di kursimu!" pekik Jungkook yang membuat tubuh Arra kecil bergetar ketakutan. Suaranya yang lantang membuat saking ketakutannya, Arra sampai menangis dalam diam tak mampu mengeluarkan suara atas rasa sedihnya.

"Bisakah anda bicara lebih pelan? Dia masih terlalu kecil untuk mendapat perlakuan keras begitu, anda bisa merusak mental seorang anak," sela Hyeri yang memantik kemarahan Jungkook ketika itu. Hampir tidak ada orang yang berani membantah apa pun perintah Jungkook, hampir mustahil ada orang yang berdiri tegap saat tuan muda tersebut tengah murka. Namun, kali ini aksi nekad Hyeri tentu membuat tercengang seluruh keluarga dan para pelayan rumah mewah tersebut. "Terserah apabila anda mau memecatku setelah ini, tapi jika anda memang tidak menyukai kehadiran nona kecil, biar aku yang akan mengasuhnya!" imbuh Hyeri dengan yakin.

Mata elang Jungkook masih belum lepas menatap Hyeri yang terus memberi pembelaan atas Arra. Namun, entah mengapa amarah itu seketika meredam saat mendengar kata-kata Hyeri barusan. "Pelayan! Cepat bersihkan kepingan handphone-ku yang rusak!" titah Jungkook.

Tak lama seorang pria datang membungkuk memakaikan kaos kaki dan sepatu untuk Jungkook. Siapa lagi jika bukan pria yang merupakan Ayah Hyeri. Pemandangan itu semakin mengiris hati Hyeri tatkala melihat sang Ayah duduk dengan memangku kaki Jungkook.

'Uhuuuk'

'Uhuuuk'

Pria tua itu tiba-tiba batuk tepat mengenai sepatu yang tengah dipasang di kaki Jungkook. Melihat kejadian itu, seperti biasa pria arrogant seperti Jeon Jungkook tidak tinggal diam. "Bodoh!" umpat Jungkook sambil menendang kepala pria tua yang wajahnya memang pucat karena tidak enak badan.

"Keterlaluan!" kesal Hyeri yang menahan amarah melihat pemandangan itu.

"Karena kau sudah menyebar virus di sepatuku, maka sekarang sebagai hukumannya, aku mau kau jilat sepatuku sampai virus yang kau sebar itu bersih dari sepatu mahal ini!" ucap Jungkook. Benar-benar sikap ini membuat Hyeri tak bisa menerimanya, ia pun langsung menghampiri sang ayah yang hendak menjilat sepatu Jungkook atas perintahnya.

"Jangan! Biar aku saja yang akan melakukannya!" sela Hyeri yang langsung dengan percaya dirinya mengorbankan harga dirinya untuk menjalankan hukuman Jungkook terhadap Ayahnya.

"Apa-apaan ini?!" tanya Jungkook yang kembali kesal atas Hyeri yang selalu ikut campur dalam segala hal yang ia mau. "Bibirmu sangat berharga untukku, jadi pantang bagimu untuk melakukan pekerjaan rendahan ini!" imbuh Jungkook yang kemudian menarik kakinya dari pangkuan ayah Hyeri.

"Pantang pula bagiku melihatmu menginjak-injak harga diri orang lain seperti ini!" jawab Hyeri dengan yakin. Matanya berkaca-kaca menatap Jungkook dengan tegas.

"Baiklah lupakan ... cepat pergi kau!" imbuh Jungkook membentak pria renta yang kemudian bergegas pergi dari ruang makan tersebut.

Aneh sungguh aneh. Hampir semua orang tidak ada yang mampu menentang Jungkook, kali ini Hyeri menyuarakan diri sebagai titik lemah Jungkook yang menjadi emas bagi pria dua puluh lima tahun tersebut.

To be continued ....

To be continued

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
TUAN MUDA - [TAMAT✓]Where stories live. Discover now