Chapter 24

21.7K 1.9K 65
                                    

◻️◻️◻️ Happy Reading ◻️◻️◻️

.

"Selamat pagi, Tuan Muda!"

"Selamat pagi juga ...," jawabnya sambil melempar senyum. Tentu sikap ramah pria itu berbanding terbalik dengan sikapnya yang angkuh, sombong, dan pemarah di lima tahun yang lalu. Ia adalah pengusaha kaya yang baru merintis karir semenjak jatuh miskin di lima tahun lalu, pria itu telah bangun dari koma selama dan berusaha bangkit menjadi pribadi yang lebih baik.

"Meeting nya akan segera di mulai!"

"Baiklah ...,"

Dia memang tidak sekaya dulu. Koma selama setahun membuat kekayaannya habis dan istana Jeon yang berdarah telah jatuh ketangan orang lain berkat lelang. Kini Jungkook tinggal di sebuah apartment mewah luas dan hanya tinggal sendirian. Dia adalah pekerja keras, dan pintar dalam berbisnis, tak heran jika kesuksesan dengan mudah diraihnya.

Dibalik kesuksesannya dalam berkarir, bukan berarti ia tidak memiliki beban. Jeon Jungkook.

"Tuan Jeon, apakah anda setuju dengan project baru ini?!"

"Aku setuju! Terima kasih sudah bekerja sangat baik untuk perusahaan ini," ungkapnya sambil tersenyum memberi apresiasi pada pekerjanya. Sikapnya memang berubah. Bukan lagi menjadi pria yang menatap sinis, tapi menjadi pria yang menatap penuh ketulusan.

"Tuan muda!"

"Apakah kau ingin memberi laporan yang sama seperti kemarin?!" tanya Jungkook dengan nada lesu.

"Kami sudah mencari ke penjuru Korea, tapi hasilnya nihil!"

"Aku tidak bisa menunggunya lagi! Ini sudah empat tahun berlalu semenjak aku bangun dari koma, tapi aku masih belum bisa menemukan Hyeri ...," Jungkook menunduk dengan mata berkaca-kaca memandang gambaran foto dirinya bersama Hyeri dan Arra di lima tahun silam. "Aku sangat merindukanmu ... pasti sekarang anakku sudah berusia lima tahun dan memiliki wajah yang sama sepertiku," gumamnya dengan hati yang berselimut kesedihan.

Lima tahun berlalu setelah kepergian Hyeri, rasa rindu tidak mampu dibendung. Hidup Jungkook serasa sepi tanpa kehadiran Hyeri disisinya. "Coba lihat aku sekarang, Hye ... kau sudah merubahku menjadi pria yang lebih baik, tapi kau malah pergi dan tak ingat untuk kembali," Lanjutnya.

Memikirkan tentang Hyeri, memang membangkitkan emosi yang berlebih di hatinya. Jungkook hanya sebatang kara, ia hidup dalam kemewahan tanpa siapa pun, saat ini ia hanya berharap Hyeri datang dan memulai semuanya dari awal bersamanya.

.

***

"JunGuk!" panggil Hyeri sambil melambai-lambaikan tangannya memanggil putranya yang baru saja keluar dari kelas karena jam pelajaran telah usai. Bocah tampan itu pun segera berlari sambil menggendong tasnya menghampiri sang ibu.

"Ibu ...,"

"Ayo pulang! Ibu sudah siapkan makanan kesukaanmu," ucap Hyeri sambil menggandeng putranya. Keduanya pun berjalan sambil menyanyi-nyanyi kecil kegirangan. Kebahagiaan yang sederhana yang selalu tercipta diantara keduanya.

"Bu, tadi aku melihat pria yang wajahnya tampan sepertiku!" ungkap JunGuk yang sedang melapor pada sang ibu. "Oh ya? Jadi putra ibu merasa tampan?!" tanya Hyeri menggoda sambil mencubit gemas pipi gembul putranya. "Ibu bilang kalau aku adalah laki-laki tertampan di bumi, ibu lupa?!" tanya JunGuk dengan pertanyaan polosnya yang membuat Hyeri merasa sangat gemas.

"Itu benar ... tapi, yang nomer satu tertampan adalah ayahmu! Kalau tidak ada ayahmu, juga tidak ada anakku yang imut ini," Lanjut Hyeri.

"Aku yang nomer satu, ayahku nomer dua!" kekeh JunGuk.

TUAN MUDA - [TAMAT✓]Where stories live. Discover now