Chapter 34

22.4K 1.5K 155
                                    

◻️◻️◻️ Happy Reading◻️◻️◻️

.

Park Jimin hanya menunggu menit berlalu untuk membuat obat itu bekerja dan mempengaruhi kesadaran Hyeri. Saat ini, Hyeri masih terdiam dengan tatapan kosong tanpa memberi response apapun. "Hye, kau baik-baik saja?!" tanya Jimin yang mencoba memastikan keadaan Hyeri saat ini. Tiba-tiba tatapan Hyeri mengarah pada Jimin sangat tajam, dan ia pun beranjak dari kursinya. "Ini benar-benar menyenangkan," gumam Jimin.

Seperti yang diharapkan, Hyeri pun mendekatinya dan langsung menyapa bibirnya. Mereka berciuman penuh gairah, dimana Hyeri langsung duduk dipangkuan Jimin dan melumat bibirnya dengan brutal. Aksi itu diterima baik oleh Jimin yang juga meremas bokong Hyeri dan sesekali meraba payudaranya untuk membangkitkan sensasi seksualnya.

"Kau benar-benar sexy ...," puji Hyeri sambil membiarkan Jimin meremas payudara dan menghisap puting miliknya. Tubuhnya mengulat dan Hyeri pun mendesah kenikmatan.

Tak ingin berlama-lama, Jimin pun membopong tubuh Hyeri masuk ke kamar, tapi di dalam ada JunGuk yang ternyata sudah bangun dan melihat ibunya dalam keadaan setengah telanjang. "Bangsat!" Jimin pun menatap JunGuk kesal. Hyeri masih dibawah kesadarannya, dan diletakkan di sisi ranjang. Sementara JunGuk ketakutan dan langsung beranjak berada disudut kamar.

"Keluar!" pekik Jimin yang membuat bocah itu gemetaran ketakutan.

"Ibu ...." JunGuk pun melihat sang ibu hanya tersenyum sambil menggulung tubuhnya dengan selimut.

"Pergi bocah sialan!" pekik Jimin sekali lagi.

"Tidak mau!"

JunGuk pun menggigit tangan Jimin untuk menyelamatkan sang ibu. "Anak setan!" umpat Jimin yang langsung mendorong tubuh JunGuk hingga kepalanya membentur ujung meja di kamarnya. JunGuk pun pingsan dengan darah segar yang mengalir dari kepalanya yang luka. Dengan kasar, Jimin menarik rambut JunGuk dan diseretnya keluar rumah agar tidak mengganggunya.

"Benar-benar merepotkan!" gumamnya. Ia pun kembali lagi masuk ke rumah setelah membiarkan JunGuk di depan pintu.

"Kau akan jadi milikku, Hyeri ...," gumam Jimin yang langsung membuka kemejanya untuk mendekati Hyeri yang sudah terpengaruh oleh obat perangsangnya. Pria itu mulai melakukan tahapan untuk menggauli istri sahabatnya sendiri.

.

***

Malam semakin larut. Jungkook masih dalam keadaa sepi karena merindukan Hyeri dan putranya. Selang beberapa saat, suara telpon rumahnya pun berdering.

"Siapa yang menelpon malam-malam begini?" gumam Jungkook. Ia pun beranjak dari baringnya dan mengangkat telpon tersebut.

"Halo ...."

"Apakah anda memiliki anak yang tidak bersama anda sekarang?" tanya seorang pria bernada tegas. Jungkook pun langsung mengernyitkan dahinya mendengar penjelasan melalui via telpon.

Di tempat berbeda, Hyeri dan Jimin kini tengah bercumbu. Dalam pandangannya, pria yang sedang menjamahi tubuhnya adalah Jungkook, hingga Hyeri pun hanya tersenyum bahagia membiarkan hal itu berlangsung.

Braaaak

Tiba-tiba pintu rumah didobrak dan tampak seorang pria tengah membawa belati digenggamannya. "Brengsek!" Ia pun dengan segera menghujam belati tersebut ke punggung Jimin membuat darah segar mengalir dari robekan kulitnya.

"Mati kau!" ucapnya.

Ia pun menusukkan belati itu hingga puluhan kali hingga ranjang tempat tidur itu menjadi lautan darah yang memercik kesegala arah. Karena emosi yang tak mampu terkontrol serta penusukan yang membabi buta, akhirnya Jimin pun tewas di tempat dengan keadaan mengerikan.

Sesaat setelahnya belati itu dilepas dari genggamannya dan Jungkook pun menatap Hyeri yang juga menatapnya. "Jeon Jungkook ...," lirih Hyeri dengan mata berkaca-kaca.

"Anda ditahan!" Polisi pun sesaat setelahnya datang dan memborgol tangan Jungkook yang penuh dengan darah. "Ayo ikut kami!" Jungkook pun digiring polisi untuk pergi meninggalkan tempat kejadian perkara menuju kantor polisi.

.

***

Kejadian itu terjadi begitu cepat. Kini, Jungkook harus mempertanggung jawabkan kesalahannya atas pembunuhan yang dilakukan terhadap Jimin.

"Apa alasanmu membunuh?"

"Aku melindungi harga diri istriku!"

"Apa kau kenal dengan korban?"

"Dia temanku yang berkhianat!"

"Apa kau sadar dengan apa yang kau lakukan ini?"

"Sangat sadar! Aku tidak bisa melihat pria lain mencumbui istriku!"

"Kasus ini cukup berat, walau kau sendiri yang sudah menelpon polisi untuk membantu. Sebagai pengacaramu, aku akan berusaha membantu meringankan hukumanmu," ucap seorang pria bermarga Jung yang tengah mencatat beberapa keterangan dari Jungkook.

"Kenapa Hyeri melakukan ini semua, dia memghianatiku ...." Jungkook tertunduk lesu dengan air mata mengalir di pipinya.

"Soal istrimu. Lewat pemeriksaan medis diketahui jika dia dalam pengaruh tekanan obat-obatan," imbuh dokter.

"Kau serius?"

Kejadian ini begitu cepat. Singkat cerita pada malam yang sama, bocah pintar lima tahun itu bangun dari pingsannya dan berlari untuk meminta bantuan. Syukurlah, JunGuk diketemukan oleh seorang polisi yang membantu menghubungi Jungkook. Sebelum polisi mengurus penangkapan, Jungkook ternyata lebih dulu datang dan membunuh Jimin dengan keji.

.

***

Dua hari paska kejadian. Hyeri ditemani putranya datang ke kantor polisi untuk menjenguk Jungkook. Air mata deras mengalir di pipi Hyeri tatkala melihat suaminya tersenyum dibalik jeruji besi. "Hye, maafkan aku!" ucapnya dengan mata berkaca-kaca dan senyum bahagia menahan rindu pada Hyeri.

"Ayahku ...." Panggilan JunGuk kecil tentu membuat hati siapa pun teriris mendengarnya.

"Aku bukan pria yang baik, bukan pula ayah yang baik," ucap Jungkook tersenyum dibalik rasa hancur dihatinya.

"Aku akan menunggumu."

Selayaknya hukum yang berlaku. Jungkook divonis penjara tujuh tahun atas kesalahannya. Hukuman itu mendapat keringanan dua tahun dari pihak pengadilan karena denda yang dibayarkan oleh Hyeri. Di dalam penjara, Jungkook bertemu dengan Min Yoongi. Dunia begitu sempit, hingga mempertemukan mereka kembali. Namun, sudah tidak ada kebencian lagi di hati keduanya. Malah, Min Yoongi memberi banyak sekali masukan dan semangat untuk Jungkook selama ditahanan.

"Bagaimana? Apa kau sudah membahagiakan Hyeri?"

"Belum ... aku gagal!" jawab Jungkook dengan nada pelan. Wajahnya menunduk murung.

"Berada disisinya saja itu sudah membuatnya bahagia, Jeon. Nasibmu sama sepertiku, kita melindungi harga diri wanita yang kita cintai dan pada akhirnya kita tidak dapat apa-apa," ucap Yoongi sambil tersenyum singkat.

"Tapi tenanglah, aku sudah mengikhlaskan Hyeri untukmu. Semoga penantiannya di luar sana berbuah manis," ucap Yoongi yang selalu memberi aura positive untuk Jungkook selama dipenjara.

Dua tahun berlalu, Yoongi keluar dari penjara sebab masa hukumannya telah berakhir. Orang yang pertama ia temui adalah Hyeri, bukan untuk merebutnya, melainkan membantu menjaga Hyeri yang ternyata kini telah melahirkan anak lagi berjenis kelamin perempuan. Rupa-rupanya, saat Jungkook dipenjara, Hyeri telah mengandung dan kini ia telah mengasuh dua buah hatinya dari Jungkook.

Yoongi menjadi seorang musisi dan penulis lagu populer di Korea. Dia bahkan sukses setelah keluar dari penjara, dan membuat pundi-pundi uang menghujaninya. Sementara Hyeri menjadi wanita karir yang membantu mengurus perusahaan Jungkook selama suaminya dipenjara.

"Setelah usiamu satu tahun, Ibu akan bawa kau menjenguk Ayahmu, Jeon Sana," ucap Hyeri sambil mengenakan pakaian untuk putri kecilnya. Memang semenjak melahirkan Hyeri belum sempat lagi menjenguk Jungkook karena larangan membawa bayi ke tahanan. Tentu, Jungkook sangat ingin untuk menimang putrinya secara langsung.

Konflik done
Sengaja dipercepat sesuai keinginan kalian☺️

Go to Ending ....

TUAN MUDA - [TAMAT✓]Where stories live. Discover now