Chapter 31

18.6K 1.4K 80
                                    

◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️

.

"Ibu!" Panggil bocah lima tahun itu sambil menggedor pintu kamar ibunya.

Door

Door

Suara nyaring itu membuat aksi Jimin terhenti dan keduanya saling menatap. "Lepas!" tolak Hyeri. Pria tampan itu pun melepaskan gengaman dekapannya perlahan dan membiarkan Hyeri membuka pintu kamarnya. Sesampainya di depan pintu, Hyeri melirik ke belakang menatap Jimin lekang, "cepat keluar dari kamarku!" Imbuhnya.

Sementara Jimin terdiam dan menatap Hyeri begitu tajam. "Aku benar-benar menyukaimu, dan aku tidak main-main dengan ini!" imbuh Jimin dengan tatapan tajamnya.

"Jangan mimpi! Cepat pergi!" Hyeri pun membuka puntu kamarnya menyambut kedatangan putranya dari sekolah. "Ayo JunGuk! Ibu antar ke kamarmu!" Hyeri pun segera menggendong putranya dan membawanya pergi dari kamar itu.

Jimin masih terdiam diposisinya semula sambil mengepalkan kedua tangannya geram. "Hyeri tidak pantas untuk Jungkook yang keparat itu!" gumamnya. Dengan wajah kecewa ia pun segera pergi meninggalkan kamar Hyeri menuju kamarnya untuk menyelesaikan suatu urusan.

Sementara sejatinya Jungkook sedang sibuk bekerja, dan foto tadi adalah foto editan semata.
.

***

Malam harinya.

Hyeri dan JunGuk sudah berada di ruang makan disusul Jimin yang pula ikut bersama mereka makan. Keadaan masih canggung dimana Hyeri hanya diam tanpa mengucap sepatah kata pun pada Jimin, walau begitu JunGuk tampaknya menyukai Jimin, terlihat dari percakapan mereka yang begitu akrab.

"Jika kau tidak nyaman dengan keberadaanku, aku bisa pindah." Jimin terlihat mengawali pembicaraan yang masih ditanggapi dingin oleh Hyeri. "Aku minta maaf atas kelancanganku tadi pagi," ungkap Jimin kembali yang membuat kekerasan hati Hyeri akhirnya melunak. Ia pun tersenyum pada Jimin untuk mengisyaratkan jika dia sudah memaafkan.

Waktu sudah mulai larut malam.
Seharian Hyeri menanti kabar Jungkook, tapi suaminya tidak memberi kabar dan membuatnya resah. Hyeri hanya berjalan mondar-mandir sambil terus mengirim pesan pada sang suami tapi tetap tidak ada jawaban. "Kemana Jungkook? Apa dia sesibuk itu sampai tidak sempat membalas pesanku?" gumam Hyeri yang terlihat kesal karena tak kunjung mendapat balasan pesannya untuk Jungkook.

Hyeri menunggu kepulangan sang suami hingga tertidur di sofa ruang depan. Ia begitu kelelahan dan tak kuasa menahan kantuk, tapi tiba-tiba ia terperanjat bangun tatkala merasakan tubuhnya diberi selimut hangat oleh seseorang.

"Maaf karena sudah lancang, cuaca di luar dingin, jadi kupikir untuk memberimu selimut hangat agar tidak kedinginan," ungkap Jimin.

Selesai memberinya selimut, pria itu kembali pergi untuk menuju kamarnya. Sementara itu Hyeri mengabaikan hal itu dan kembali tertidur menanti sang suami, hingga pukul 03:00 pagi, akhirnya Jungkook pulang. Lampu ruang tamu padam, hingga membuat pria gagah itu langsung menuju kamar untuk segera istirahat. Ia pun tidak ingat untuk memeluk Hyeri atau menciumnya, hingga kelalaiannya berlangsung hingga pagi.

"Aku ketiduran sampai lagi?" gumam Hyeri yang langsung merapikan selimut dan pergi ke ruang kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Namun, ia pun terkejud saat melihat Jeon Jungkook ternyata sudah berada di kamar dan tertidur sangat pulas.

"Sayang!" panggil Hyeri dengan tatapan kecewa.

"Sudah bangun, sayang?!" tanya Jungkook dengan nada berat menahan kantuk.

"Kau pulang jam berapa? Kenapa tidak mencariku?" tanya Hyeri kembali.

"Sekitar jam tiga pagi!"

"Lalu kau membiarkanku tidur di luar semalaman?" tanya Hyeri dengan nada kesal. Kemarahannya tidak disambut Jungkook, pria itu masih betah merapatkan kedua kelopak matanya dan melanjutkan tidurnya.

Meski marah, Hyeri mencoba menahan dirinya dan tetap melakukan aktifitasnya seperti biasa. Ia ke dapur untuk menyiapkan sarapan dengan wajah murung, tak lama seorang pria datang dan menghampiri Hyeri yang sedang tak fokus memasak di dapur. "Biar aku bantu!" tawarnya. Jimin tersenyum sambil mengambil sebakul sayuran untuk dicuci.

"Jangan!" tolak Hyeri.

"Tidak apa-apa, lagi pula aku tidak repot kok," kekeh Jimin dengan nada lembut. Ia pun luluh dan membiarkan Jimin membantunya menyiapkan sarapan pagi.

Selesai menyiapkan sarapan, Hyeri menuju kamar JunGuk dan ternyata bocah itu masih belum bangun. "Sayang, ayo bangun!" ajak Hyeri sambil membuka selimut yang membalut tubuh putranya. Betapa terkejudnya Hyeri saat mendapati sang anak suhu badannya tinggi. "JunGuk! Apa kau sakit?" tanya Hyeri yang seketika panik.

"Ibu ...,"

Namun, lagi-lagi Jimin tiba-tiba datang memeriksa keadaan JunGuk dan langsung menggendongnya. "Mau dibawa ke mana?" tanya Hyeri.

"Anakmu mengalami gejala demam berdarah, aku akan membawanya ke rumah sakit!" ucap Jimin yang dengan sigap membawa JunGuk ke rumah sakit.

Setelah diperiksa dokter, benar saja jika JunGuk mengalami gejala demam berdarah seperti yang dikatakan Jimin. Penanganan yang cepat dan cekatan membuat JunGuk tidak sampai harus di rawat di rumah sakit, dan disini timbullah rasa kagum atas sikap Jimin yang begitu perhatian dan peduli. "Terima kasih," ucap Hyeri dengan nada lembut. Kata-kata itu hanya dibalas senyuman dan Jimin pun berjalan menghampiri JunGuk yang sudah mulai membaik keadaanya.

Mereka terlalu sibuk menunggu JunGuk di rumah sakit hingga lupa jika Jungkook di rumah tidak tahu menahu tentang kejadian ini. Pria itu bangun dan hanya melihat ruang makan sepi tanpa ada orang. Jungkook sempat kebingungan, tapi pada akhirnya ia pun duduk di meja makannya dan menyantap sarapannya sendirian.

Hubungan Hyeri dan Jungkook tampak merenggang. Kesibukan dalam tugas masing-masing membuat jarangnya mereka mengobrol dan membicarakan problem rumah tangga mereka.

Selesai sarapan Jungkook pergi ke kantor tanpa ingin mencari tahu keberadaan Hyeri dan anaknya. Mungkin Hyeri sedang marah, pikirnya. Itu lah yang mendasari sikap acuhnya. Ia pun hanya mengirim pesan pada Hyeri yang berbunyi.

[Aku susah sarapan, dan aku akan ke kantor sekarang]

Marahnya Hyeri semakin memuncak karena sikap acuh Jungkook atas apa yang terjadi pada JunGuk saat ini. Hubungan mereka memang mulai retak, terlebih kini ada sosok Jimin yang berada ditengah-tengah mereka.

"Paman, ayo main gunting batu kertas!" ajak JunGuk pada Jimin du ruang rumah sakit.

"Ayo! Aku pasti akan memgalahkanmu!" sahut Jimin.

Keduaanya sangat akrab dan JunGuk terlihat sangat nyaman pada Jimin yang terlihat lebih perhatian dibanding ayahnya sendiri. Hyeri hanya bisa menyayangkan keadaan ini, dimana ia juga sering dibuat kecewa oleh Jungkook.

"Oh ya, aku harus ke kantor untuk meeting. Nanti aku akan bawa Jungkook ke sini setelah pulang kantor," ungkap Jimin yang siang itu berpamitan pergi.

"Tidak usah!" jawab Hyeri ketus.

"Aaah baiklah ... tapi aku akan ke sini nanti seusai kerja," kekeh Jimin kembali. Sosok Jungkook kini perlahan ditutupi oleh keberadaan Jimin. Hal ini cukup membuat hubungan Jungkook dan Hyeri semakin merenggang dan retak sedikit demi sedikit.

To be continued ....

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TUAN MUDA - [TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang