Chapter 15

26.8K 2K 42
                                    

◻️◻️◻️Happy Reading ◻️◻️◻️

.

Tatapan itu berbeda, Hyeri bisa merasakan keanehan dari sorot mata tajam pria berkulit putih itu. Sambil meringis kesakitan akibat kuku jari Yoongi yang merobek kulit lengan, Yoongi perlahan membuka masker hitam yang menutupi wajahnya, tapi tatapan matanya tidak kalah menakutkan.

Tees

Tees

Cairan merah kental menetes jatuh ke tanah, Hyeri meringis kesakitan karenanya. Min Yoongi terus berjalan perlahan mendekati Hyeri dengan tatapan datar tanpa ekspresi. Air mata Hyeri tak mampu dibendung, ia sangat ketakutan dengan keringat dingin membasahi keningnya. Yoongi pun kemudian menarik rambut belakang Hyeri dengan kasar dan menahannya, sementara Hyeri berusaha memberontak dengan terus mencoba melepaskan diri dari cengraman pria itu. Dengan pemaksaan itu, Yoongi kemudian menyapa bibir Hyeri meski pun terus mendapat penolakan, Hyeri merapatkan bibirnya dan memberontak akan ciuman yang kasar dari Min Yoongi. Hanya beberapa saat sampai tautan itu terlepas, Min Yoongi menatap dengan smirk di wajahnya. "Kenapa? Apa kau sudah tidak mau kucium?!" tanya Yoongi mengintimidasi Hyeri. "Yoongi, kau menyakitiku ...," lirih Hyeri yang merasa sudah tidak tahan dengan cengkraman kuku tajam Yoongi di lengannya. "Aaaah ... sakit!" rintihnya, mendengar hal itu Yoongi pun menyingkirkan jarinya dan menghidap darah yang mengalir dari lengan Hyeri.

Itu sangat perih, Hyeri hanya bisa memberontak dan mencoba menghentikan kegilaan Min Yoongi. "Aku mencintaimu ...!" tegas Yoongi. Ia pun membelai pipi Hyeri sesaat dengan smirk di wajahnya, setelah itu Yoongi pun berlalu pergi tanpa aba-aba meninggalkan Hyeri dengan kembali menutupi identitasnya dengan masker hitam.

.

***

Sudah masuk dalam jurang yang sangat dalam, Hyeri dihimpit kedua pria yang sangat mengerikan. Mungkinkah Hyeri harus mundur, atau tetap bertahan menahan luka yang begitu berat? Siapa yang salah dalam keadaan ini? Hyeri, Jungkook, atau Min Yoongi?. Meski pernah terjadi hubungan dimasa lampau, Hyeri kini sudah kehilangan cintanya untuk Yoongi yang memang sejak dulu sangat overprotective terhadap dirinya, tapi Hyeri pun tidak bisa mengingkari hubungannya dengan Yoongi.

Sesampainya di rumah, Hyeri membalut lengannya dengan perban sendirian sembari meingis kesakitan, air matanya jatuh menahan semua penderitaannya sendiri, adalah tidak mungkin untuk berkata jujur pada Jungkook, sebab pria tersebut sangat anti dengan perselingkuhan, akan kah Jungkook mencampakannya setelah tahu segalanya? Itu terlalu menakutkan terlebih Hyeri telah menyerahkan segalanya pada tuan mudanya. "Kenapa? Apakah tidak ada jalan lain yang bisa kutempuh? Ini terlalu menakutkan untuk dibayangkan ...," gumam Hyeri yang menunduk lemah membiarkan air matanya jatuh deras membawa sedikit lukanya pergi.

"Apakah aku harus pergi jauh? Aku tidak bisa terus diam begini, cepat atau lambat semua akan terungkap, dan disitulah aku bisa melihat kemarahan dua pria yang dirasuki iblis secara bersamaan," ungkapnya sambil mengusap-usap wajahnya yang lesu dan tak bergairah.

Situasi yang sangat sulit untuk Hyeri, ketakutan menghantuinya, sementara ada dua pria yang hendak menikahinya. Tekanan batin yang ia rasakan selalu ditutupi, terlebih di depan Arra yang kini sudah menganggapnya sebagai seorang ibu. Gadis cilik itu tampak sangat bahagia memiliki Hyeri yang sebentar lagi akan menjadi ibunya, Hyeri membuatnya bisa merasakan kasih sayang seorang ibu yang tidak pernah didapatnya. "Bu, ayahku kapan pulang?" tanya Arra kecil yang sedang tiduran di pangkuan Hyeri. Sementara yang ditanyai sedang melamun menatap kosong, terlihat pandangannya pun datar. "Bu, apakah kau sedang sakit?!" tanya Arra kembali. Hyeri pun mengalihkan pandangannya dan menatap gadis cantik itu dengan mata berkaca-kaca sambil membelai wajahnya.

"Aku tidak apa-apa ...," lirihnya dengan perasaan hancur berkeping.

"Bu, aku akan menari agar bisa membuatmu tersenyum. Jangan menangis lagi, ya ...!" ucap Arra yang kemudian menari dengan tarian cantik nan elok untuk menghibur Hyeri. Meski pun tidak terlahir dari rahimnya, Hyeri mengakui bahwa ia menyayangi Arra seperti putri kandungnya sendiri.

.

***

"Besok Jungkook akan pulang, jadi aku akan mempersiapkan segala sesuatunya yang dibutuhkan untuk pernikahan!" ungkap nenek. Dia adalah satu-satunya orang yang mendukung keputusan Jungkook, berbeda halnya dengan tuan Jeon yang selalu menatap sinis dan bicara menyindir.

"Pasti kau senang, kan? Sebentar lagi bisa menjadi menantu di keluarga Jeon," sindir ayah Jungkook. Mendengar hal itu Hyeri hanya menunduk diam. "Bisa kah kau membuat perjanjian? Setelah menikah, kau tidak berhak menyentuh secuil pun dari harta kekayaan keluargaku? Kasarnya adalah, jika kau dicampakan anakku, maka kau siap angkat kaki dari rumah ini dengan hanya membawa baju yang kau pakai! Bersedia kah?" tanya ayah Jungkook dengan tatapan sinis.

"Aku menikah dengan putra anda bukan karena harta!" tegas Hyeri.

"Karena apa? Atau karena putraku sudah menidurimu? Dia sebelumnya sudah meniduri banyak wanita dan setelah bosan dicampakan, mungkin setelah itu adalah giliranmu," ungkap ayah Jungkook. Tentu tekanan batin Hyeri semakin bertambah, ia sudah dirundung ketakutan karena masalah Yoongi dan kini pun ia dalam bayang-bayang dicampakan Jungkook jika sampai semua terungkap.

"Apa yang harus kulakukan?" gumam Hyeri sambil berjalan mondar-mandir di kamar Jungkook. "Besok tuan muda akan kembali, dan aku sangat takut sekarang ...," Lanjutnya. Semalaman penuh, Hyeri tidak tidur. Ia benar-benar stress memikirkan masalah ini. Pikirannya pun kosong di mana Hyeri melihat kearah luar jendela kamarnya, tak sengaja terlihat sosok Min Yoongi tengah mengintai di luar gerbang istana Jungkook. Seperti dugaan Hyeri, jika Yoongi pasti sudah tahu semuanya. Pria itu bahkan susah berani untuk mengintai rumah megah itu untuk mengawasi Hyeri.

"Ini benar-benar gila!" Hyeri benar-benar dalam keadaan tertekan. Ia pun mengambil sebuah pil penenang di kamar penyimpanan obat di rumah tersebut yang berletak di sebelah kamar Arra. Pukul 02:34 WKS, Hyeri menuju ruangan sendirian.

"Aku tidak bisa pergi, aku pun tidak bisa bertahan ... mungkin ini jalannya," gumam Hyeri dengan dua belas butir pil penenang di tangannya. Sesaat ia diam dan menangis, jalan salah yang ia pilih untuk mengakhiri penderitaannya. "Sebelum semua terlambat, dan aku begitu takut untuk menempuh jalan ini ...," gumamnya.

Di waktu yang bersamaan, Arra terbangun dari tidurnya yang sedang menahan hendak buang air kecil. Gadis kecil itu pun berjalan ke kamar mandinya, tapi entah mengapa ia mendengar suara tangisan dari balik tembok kamarnya. Arra pun memberanikan diri untuk membuka pintu kamarnya untuk mencari sumber suara, tapi ia terlalu takut jalan sendirian di malam hari. Ia pun memutuskan untuk mengurungkan niatnya untuk keluar, dan kembali tidur setelah buang air kecil.

Braaaaak ....

Suara pecahan gelas terdengar tidak lama setelah Arra membaringkan tubuhnya. Malam mencekam membuat Arra semakin takut dan menutupi tubuhnya dengan selimut.

To be continued ....

To be continued

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
TUAN MUDA - [TAMAT✓]Where stories live. Discover now