Chapter 13

29.1K 2.4K 28
                                    

◻️◻️◻️Happy Reading ◻️◻️◻️

.

Mereka telah tiba di Seoul.

Malam pukul 21:00 WKS. Setibanya di rumah, Jungkook langsung dikejar pekerjaan yang mengharuskannya segera ke ruang kerja malam itu. Sementara Hyeri pun tampak tengah menemani Arra yang kakinya lecet dan membantu mengobati lukanya. Arra kini tampak sangat bahagia, sesekali ia tersenyum melihat Hyeri yang dengan telaten mengurusnya.

"Bibi ...," lirihnya.

"Iya nona muda!" jawab Hyeri sambil memberi perban pada kaki gadis kecil tersebut. "Apakah bibi dan ayahku tidur bersama?" tanya Arra dengan pertanyaan lugunya. Sementara mendengar hal itu Hyeri hanya tersenyum simpul sembari mengangguk. "Apakah bibi dan ayah ku akan menikah?" tanya Arra kembali, begitu banyak pertanyaan dibenaknya hingga gadis cantik itu memberanikan diri untuk bertanya. "Sepertinya begitu," jawab Hyeri mengiyakan pertanyaan Arra. "Itu artinya aku akan punya ibu?" cecar Arra kembali, Hyeri pun langsung mengusap rambut Arra dengan penuh kelembutan. "Apakah nona muda mau punya ibu sepertiku?" tanya Hyeri, Arra pune mangangguk dan memeluk erat tubuh Hyeri dengan penuh kasih sayang.

"Kata ayahku kalau ibuku itu jalang, memangnya jalang itu apa?" tanya Arra dengan pertanyaan polosnya. Hyeri pun terlihat sedih dengan pertanyaan dari kata kasar yang diucapkan bocah lima tahun tersebut. "Siapa pun ibu kandungmu, apa pun kesalahannya di masa lalu, kau sebagai putrinya tidak boleh ikut mengumpat kata buruk seperti itu padanya. Ayahmu mungkin sangat marah, jadi dia berkata buruk seperti itu," lerai Hyeri mencoba mengobati rasa penasaran Arra.

"Dari dulu ayahku selalu marah, tapi karena ada bibi dia jadi bisa tersenyum dan mau bermain bersamaku. Dari dulu aku tudak punya orang yang kupanggil ibu, bolehkah aku memanggilmu ibu?" tanya Arra dengan tatapan polosnya. Mendengar hal itu seketika membuat Hyeri terharu, ia pun segera mengangguk menatap haru terhadap Arra.

Braaaak

Bruuuugh

Srrraaagh

Tiba-tiba terdengar suara gaduh. "Tunggulah di sini, biar aku periksa!" titah Hyeri pada Arra kecil. Sementara setelahnya Hyeri langsung menuju ke lantai dua tempat suara gaduh itu berasal. Beberapa pelayan tampak berkerumun di kamar Jungkook dan itu semakin memantik rasa penasarannya.

Semua pelayan yang berada di sana hanya menunduk tak berani melawan kemarahan Jeon Jungkook. Pria itu tampak mengepalkan kedua tangannya dan di lantai terdapat seorang pria dan wanita yang tergeletak bersimbah darah. Ada pula serpihan kaca yang berasal dari vas bunga hias yang sengaja Jungkook tadi gunakan untuk memukul kepala dari kedua orang yang ia siksa. "Tuan Muda!" pekik Hyeri. Ia terlihat sangat tercengang melihat kejadian menyedihkan ini. Ia tidak mengenal sang wanita, tapi Hyeri mengenali pria yang juga sudah sekarat akibat amukan Jungkook yang tak lain adalah ayah kandungnya. "Minggir! Aku tidak butuh pembelaanmu sekarang!" pekik Jungkook menata marah. Sorot matanya bak iblis, dan amarahnya berkobar seperti api yang siap melahap siapa pun tanpa ampun.

Melihat ayahnya yang mengenaskan Hyeri tak kuasa menahan tangis dan segera menghampirinya dan memeluknya. "Ayah ...," lirih Hyeri, pria renta tersebut pun menoleh setelah panggilan ayah itu terucap. "Cepat pergi Hyeri! Jangan ikut campur! tegas Jungkook yang langsung menarik tangan Hyeri mencoba melepaskan pelukannya. Namun, amarah Jungkook tak bisa dibendung, ada suatu hal yang telah terjadi dan itu tidak bisa membuatnya mengampuni ayah Hyeri beserta pelayan wanita tersebut. "Jangan ikut campur!" kesal Jungkook, tapi Hyeri tetap kekeh dan tak mau melepas pelukannya. "Jangan siksa ayahku!" Permohonan Hyeri hanya percuma, sebab Jungkook sangat tempramental dan pemarah, ia langsung menarik paksa ayah Hyeri dan kepalanya diinjaj-injak secara brutal. "Ayah ...." Hyeri pun dihentikan oleh para pelayan lainnya agar ia tidak ikut campur dalam amukan Jungkook yang membabi buta.

"Tuan muda sangat marah! Percuma jika melerainya sekarang, kedua pelayan itu pantas dihukum karena mereka kurang ajar!" ujar seorang pelayan yang membantu menghadang Hyeri. "Dia ayahku! Lepas!" pekik Hyeri yang masih kekeh menolong ayahnya. Kesalahan fatal telah diperbuat keduanya hingga memantik amarah Jungkook yang berkobar.

Sudah bukan hal yang baru jika Jungkook yang tengah marah tidak bisa mengontrol emosinya. Ia pun mengeluarkan senapan yang telah diisi timah panas yang siap menembus jantung kedua sasarannya saat itu. Namun, Hyeri dengan segala kerendahan hatinya pun berlari dan berlutut di kaki Jungkook memohon ampunan atas kesalahan yang telah dilakukan ayahnya. "Tolong ampuni ayahku!" rayu Hyeri. Namun, Jungkook tetap tidak mau mendengar dan ia pun sibuk mengarahkan senapan itu tepat di dada ayah Hyeri.

Melihat hal itu Hyeri segera berdiri dan mengarahkan senapan itu tepat di kepalanya. Air mata deras Hyeri serta tatapannya yang tajam seolah menggambarkan betapa ia sangat menderita melihat aksi penganiyaan ayahnya di depan matanya. "Minggir!" tegas Jungkook. Hyeri pun tetap kekeh dengan tatapan sayup. "Jika harus ada pertumpahan darah, maka biar aku saja yang mati terlebih dulu!" kekeh Hyeri dengan tatapan tajamnya. "Baiklah, aku akan menembak mati kalian semua!" Jungkook pun menatap tajam dengan mata elangnya, Hyeri benar-benar pasrah dan ia pun memejamkan kedua matanya, sementara air matanya deras mengalir.

Jungkook pun menjatuhkan senapan itu dan memeluk Hyeri dengan erat. "Cepat bawa mereka ke kantor polisi!" titah Jungkook yang membuat sebagian pelayan sibuk mengangkat tubuh keduanya. Sementara Jungkook masih memeluk tubuh Hyeri dengan sangat erat, "terima kasih ...," lirih Hyeri yang menangis terisak dan membalas pelukan Jungkook. "Jangan lakukan ini lagi, Hyeri. Jika aku sudah marah, otakku akan dirasuki iblis dan aku tidak bisa menahannya, jadi apa yang kau lakukan seperti barusan bisa berakibat fatal!" Jungkook terlihat begitu kecewa atas pembelaan yang kembali dilakukan Hyeri, tapi ia pun tetap tidak bisa berkutik. "Apa pun akan kulakukan, sekali pun mati untuk membela ayahku!" tagas Hyeri.

"Binatang itu ayahmu?!" tanya Jungkook yang seakan tak percaya. Ia pun mengembuskan napas panjangnya menatap heran.

"Ada tiga kesalahan yang telah dilakukan mereka berdua. Yang pertama adalah pencurian, yang kedua adalah penambahan racun ke dalam kopiku, yang ketiga adalah CCTV memperlihatkan keduanya bercinta di kamarku,!" Hyeri hanya terdiam heran seolah tak mempercayai hal itu. "Bagaimana bisa kau menuduh orang sembarangan tanpa bukti?" tanya Hyeri menampik anggapan Jungkook.

"Yang harus kau tahu, Hyeri. Walau dia ayahmu, salah tidak boleh di bela! Aku akan menunjukan semua bukti dan CCTV yang akan meyakinkanmu!" tegas Jungkook.

Atas keterangan tersebut, Hyeri pun akhirnya mengetahui segalanya. Namun, hatinya masih belum percaya dengan semua itu. Sampai seorang pelayan sepuh di rumah itu pun memberikan kesaksiannya atas apa yang ia tahu tentang ayah Hyeri dan kekasihnya.

Ayah Hyeri dulunya adalah seorang tukang judi yang terlilit hutang. Pria bermarga Lee tersebut pun diterima bekerja di rumah Jungkook karena memiliki jasa telah menguak perselingkuhan yang dilakukan kekasih Jungkook yang tak lain ibunya Arra. Namun, kebiasaanya menjadi penjudi belum hilang, hingga sekarang setelah dua tahun bekerja. Ayah Hyeri sempat mencuri jam tangan mewah di rumah Jungkook, dan memiliki dendam yang hendak meracuni tuannya, serta yang terakhir adalah dengan menggunakan kamar boss nya sebagai tempat untuk pesta seks.

Entah apa yang mendasari semua itu. Lewat fakta tersebut ayah Hyeri akhirnya dipenjarakan oleh Jungkook. Sementara Hyeri hanya pasrah dan tidak bisa menyangkalnya lagi.

To be continued ....

To be continued

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
TUAN MUDA - [TAMAT✓]Where stories live. Discover now