Chapter 19

22.7K 1.9K 169
                                    

◻️◻️◻️ Happy Reading ◻️◻️◻️

.

.

Halo hai readers kesayangan Kim Zikla. Terima kasih sudah mengikuti cerita ini, dan mohon maaf kalau konfliknya berlebihan. Karena disinilah tingkat keseruan cerita itu berasal (konflik utama) dan saya masih harus menyelesaikan satu-persatu teka-teki yang sudah saya buat di chapter sebelumnya hingga tuntas. Enjoy😗

.

Hujan deras membasahi kota Seoul malam itu. Rasanya alam ikut menangis merasakan luka perih yang tengah dialami Hyeri saat ini. Wanita itu berjalan selangkah demi selangkah pergi menyambangi kediaman rumah Jeon. Tubuhnya basah kuyup, calon ibu yang tengah hamil muda itu tidak memperdulikan kesehatannya, dan kekeh untuk menemui Jungkook meski pun pria itu kini tengah tertidur lelap.

"Tuan muda ... buka pintu!"

Hyeri menggedor-gedor pintu utama rumah Jeon. Tentu suara itu tidak terdengar dari kamar Jungkook yang berada di lantai dua, tapi suara itu terdengar oleh Yona yang memang tidur di lantai bawah.

"Beringsik!" umpat wanita bertubuh langsing itu.

"Tolong panggilkan tuan muda, aku mau bicara dengannya!" pinta Hyeri sambil melipat tangannya di dada karena kedinginan. Tubuhnya menggigil dengan baju yang basah kuyup terkena hujan, di luar sedang hujan deras disertai kilatan petir menyambar.

"Aku sangat khawatir dengan keadaanmu, tapi Jeon Jungkook tidak mau menemuimu. Aku minta maaf, Hyeri ... tapi kami baru saja bercinta. Sepertinya Jungkook sudah melupakanmu," ungkap Yona dengan wajah sendu agar terlihat meyakinkan. "Aku hanya ingin bicara dengannya! Tolong beritahu kedatanganku sekarang!" pinta Hyeri memohon.

"Menurut pengalamanku terdahulu, Jungkook sangat membenci perselingkuhan. Dia pasti tidak akan memaafkanmu! Kau tidak usah lagi berharap ampunan darinya!" imbuh Yona memberi racun pada pemikiran Hyeri saat ini. "Tapi aku mengandung anaknya, dia tidak bisa mencampakanku begini! Aku tidak bisa membesarkan anak ini sendirian!" imbuh Hyeri dengan tangis semakin deras. "Aku juga dulu sedang mengandung, tapi dia mencampakanku. Sudahlah lebih baik kau gugurkan saja anak itu, dan carilah pria yang lebih kaya di luar sana!" ungkap Yona.

Namun, seseorang tiba-tiba datang memotong pembicaraan mereka. "Jeon Jungkook, kasihan Yona ... aku tidak tega melihatnya," lanjut Yona yang memasang wajah melas untuk bersikap manis di hadapan Jungkook.

Tatapan Jungkook sangat tajam. Ia berlalu begitu saja melewati Yona untuk mendekati Hyeri yang sedang berdiri di depan pintu dan kedinginan. "Tuan, kau tidak bisa mencampakanku begini. Aku tidak bisa membesarkan anakmu sendirian ...," ungkap Hyeri dengan air mata yang terus mengalir dari pipinya. Ia terlihat menggigil kedinginan dengan terus melipat kedua tangannya di dada. "Ampuni aku! Tolong jangan ingkari janjimu, tuan!" imbuh Hyeri yang langsung berlutut di kaki Jungkook untuk memohon ampunannya.

"Dia itu berkhianat, Jeon Jungkook! Dia pasti tidak mau dicampakan karena hanya alasan anak dia bisa hidup enak, dasar jalang mata duitan!" umpat Yona yang membuat suasana semakin panas.

"Aku tidak pernah menilaimu dari segi materi! Aku sangat tulus mencintaimu, aku bahkan rela memberikan segalanya untukmu, beginikah balasanmu?!" tanya Hyeri sambil menengadah menatap Jungkook yang berada di atasnya, sementara ia masih dalam posisi berlutut.

"Pergi! Dan jangan pernah injakan kaki lagi di rumah ini! Soal bayi itu, aku tidak tahu apakah dia memang anakku atau anak bersama, tapi baiknya anak itu digugurkan saja!" ucap Jungkook.

Tentu kata-kata itu bak pedang tajam menembus jantung Hyeri yang mendengarnya. Hyeri seketika beranjak dan berdiri menatap Jungkook dengan tatapan penuh amarah. "Aku berani bersumpah jika ini adalah anakmu! Aku tidak pernah tidur dengan pria lain selain kau! Menggugurkan? Jika aku masih bernapas, aku tidak akan pernah melakukan perbuatan jahat itu pada janin yang tidak berdosa. Aku mengerti, mulai sekarang aku akan pergi dan membesarkan anak ini sendiri! Semoga kau bahagia, tuan muda ...." Tatapan Hyeri penuh dengan amarah dan kekecewaan. Ia pun langsung berbalik badan dan berjalan pergi meninggalkan rumah Jeon dengan perasaan kecewa dan hancur.

Hujan sedang deras-derasnya, Hyeri pergi mengikuti langkah kaki membawanya pergi. Sementara Jeon Jungkook masih diam di tempatnya tanpa beranjak, ia tampaknya sedang memikirkan banyak hal yang membeban di hatinya. Kehilangan orang-orang terkasih, Jungkook saat ini benar-benar sendirian. Baik Jungkook mau pun Yoongi mereka semua tidak mendapatkan Hyeri. Wanita malang itu pergi jauh, sejauh mungkin kakinya melangkah dengan kecewa di hatinya.

Tubuhnya lunglai dan ia pun pingsan di pinggir jalan. Ia terlihat sangat lelah, dengan kondisi badan yang demam akibat kehujanan semalaman.

.

***

Sementara teror pembunuhan berantai masih berlanjut. Tampaknya semakin serius, dengan pembantaian empat pegawai rumah Jeon secara bersamaan dalam waktu satu malam. Dendam kesumat ayah Hyeri semakin bertambah dengan apa yang dilakukan Jungkook terhadap putrinya.

"Jeon Jungkook, sebaiknya kita jual saja rumah ini dan beli rumah mewah yang baru. Rumah ini lama kelamaan sangat horor, aku tidak berani tidur sendirian. Aku boleh tidur di sini, kan?!" tanya Yona sembari memeluk Jungkook dari arah belakang. "Lepas! Jangan sentuh aku!" tolaknya. Masih belum berubah sikap Jungkook terhadap Yona, tapi wanita itu terus mencari cara untuk menggoda Jungkook agar bertekuk lutut terhadapnya.

"Jeon Jungkook ... aku kedinginan, maukah kau memberi kehangatan untukku?!" tanya Yona sembari meraba perut Jungkook sambil menciumi punggungnya. "Sudah lama kita tidak melakukannya, aku sangat merindukanmu Jungkook!" rayu Yona sambil meraba milik Jungkook. Response baik di berikan Jungkook dari godaan yang diberikan Yona padanya.

Jungkook sangat agresif pada dan langsung menjatuhkan tubuh Yona di kasurnya. Otak Jungkook dipenuhi dengan nama Hyeri, hingga kali ini ia tanpa sadar menganggap Yona adalah Hyeri. Tentu, Yona sangat bangga saat Jungkook mulai menciuminya, dan membuka satu-persatu kancing bajunya. Senyum sumringah terpancar dari wajahnya. "Aku akan memuaskanmu!" ungkap Yona. Ia pun membalikkan arah membuat Jungkook yang berada di bawah, wanita itu pun memanjakan Jungkook dengan mengulum miliknya. Dalam posisi begini pun, pikiran Jungkook masih tidak lepas dari Hyeri.

Dreeeeeet

Panggilan telpon tiba-tiba berbunyi. Jungkook langsung tersadar dan menyingkirkan Yona dari atas tubuhnya. "Apa yang kau lakukan?! Memalukan!" umpat Jungkook yang langsung membenahi pakaiannya kembali dan mengambil ponsel di atas mejanya. "Jeon Jungkook ...." panggil Yona, tapi diabaikan oleh pria tampan itu.

Jungkook segera keluar dari kamarnya menuju ruang kerja untuk menerima telponnya yang mendadak. Sementara Jungkoon menerima telpon, Yona pun hanya tiduran di kamar Jungkook menutupi tubuhnya dengan selimut. "Menyebalkan! Padahal sedikit lagi!" kesal Yona.

Selang beberapa saat seseorang menarik selimut yang menutupi tubuh Yona dan mengarahkan celurit ke lehernya.

Splaaaash

Darah segar keluar dan membanjiri kasur, kepalanya langsung terputus dan menggelinding ke lantai. "Sial! Dimana sialan itu!" umpat ayah Hyeri yang baru sadar jika korbannya bukan Jungkook. Itu adalah malam sial untuk ayah Hyeri, di mana di waktu bersamaan polisi ternyata sudah mengelilingi rumah mewah itu, sebab sebelum membunuh Yona, pria paruh baya itu sudah membunuh empat pelayan yang berjaga di lantai bawah. "Sial! Aku harus mencarinya sekarang!" kesal ayah Hyeri yang menggenggam erat celurit di tangannya dan mulai mengendap-endap mencari target inti dari motifnya membunuh.

To be continued ....

To be continued

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
TUAN MUDA - [TAMAT✓]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon