1

183K 10K 657
                                    

BELUM REVISI. DARI SEGI PENEMPATAN KATA ATAU BAHASA YANG TIDAK BAKU HARAP DI MAKLUMI.

Kring kring kring !
Alarm itu berbunyi nyaring tetapi tak membuat si empu-nya alarm tersebut bangun. Ia malah melanjutkan tidur nya. Padahal ini sudah jam 05.00. Dirasa tidurnya sudah cukup puas, Dira pun bangun lalu mengecek jam.

"What? Gue terlambat!!! Bunda kok ga bangunin dira!!" Teriak nya. Betapa kaget nya Dira ternyata sekarang sudah menunjukkan pukul 07.15 artinya dia terlambat. Ralat, belum terlambat tetapi 15 menit lagi Jam mata kuliah nya dimulai apalagi disuguhi oleh dosen killer yaitu pak Rafly

Dira pun segera beranjak dari tempat tidur. Melihat waktu yang sudah mepet, Dira memutuskan hanya gosok gigi dan mencuci muka saja. Tentunya mengganti pakaian nya. Tak mungkin kan ia memakai baju tidur ke Kampus. Bisa di olok olok dia.

Ia tak menemukan bunda di rumah, entah kemana yang jelas dira buru buru. Sesampainya di kelas, ada yang mengintip lewat jendela. "Mampus gue!" Tak lain tak bukan, itu Dira. Ya dia terlambat.

"Duh gimana nih cara masuknya?" Tanya nya seperti orang gila. "Gue tau" dira menyeringai. Beruntung sekali pintu nya terbuka. Ia mulai mengendap endap untuk jalan ke bangku nya. Disana terlihat dosen yang sedang mengajar tersebut tengah menulis sesuatu di papan tulis.

Ghea yang melihat Dira masuk seperti mau maling tersebut langsung memberi isyarat untuk segera duduk. Tetapi suara yang berasal dari depan menghentikan aksi Dira.

"-ehm!"

Dira kelabakan.

"Kamu? Sini maju ke depan!" Ucap sang dosen

Sial.

"Saya pak?" Tanya Dira dengan sangat bodohnya. Siapa lagi kalo bukan dia, bahkan saat ini ia sedang menjadi sorotan seluruh penghuni kelas.

"Memang siapa lagi kalau bukan kamu yang terlambat 9 menit 23 detik?" Tanya dingin pak Rafly

JIR. PAKET KOMPLIT

Dira pun berjalan ke arah dosennya.

"Kenapa kamu berjalan seperti maling begitu?" Tanya nya

"Ehm anu pak- sa- saya terlambat" ucap Dira jujur. Dia memang terlambat kan.

"Saya tau kamu terlambat. Lalu kenapa jalan seperti maling?" Tanya nya

Maling woi maling. Emang muka gue keliatan kek maling?

"Tadinya Saya mau duduk pak" ucap Dira

"Kamu sebenarnya pernah sekolah di jenjang sd, smp, sma tidak?" Tanya pak Rafly, membingungkan. Ia bisa kuliah karena ia pernah bersekolah.

PERTANYAAN BODOH.

"Pernah lah pak, bukti nya saya ini bisa kuliah disini kalo ga sekolah dari sd mana mungkin bisa kuliah bapak becanda aja" ucap dira. Itu mengundang Gelak tawa seisi kelas terkecuali Dosen nya itu. Mau tak mau Dira juga ikut tertawa. Demi apapun ini pertanyaan bodoh.

NYARI MATI GUE.

MAMPUS!

"Memang nya ada bagian yang lucu?" Tanya Pak Rafly ke mereka-yang tertawa. "Termasuk kamu." Menunjuk ke arah Dira, lalu melanjutkan ucapan nya " Kamu ngapain ketawa seperti itu? Ga sopan. Punya etika tidak? Kalau mau masuk kelas itu permisi, assalamualaikum, jangan main lewat lewat aja. Saya disini sedang mengajar bukan hanya sebagai pajangan! Kamu mengerti?!" Ucap dosen tersebut panjang lebar.

GUE KENA MARAH.

BUNDA TOLONG.

"Iya pak saya mengerti, saya minta maaf karena telah lancang masuk ke kelas bapak"

Dosen, Selalu Benar [TAMAT] BELUM REVISIDonde viven las historias. Descúbrelo ahora