4

93.5K 7.3K 586
                                    

"Terimakasih pak, nanti utang makan saya bakal saya bayar secepatnya.", ucap Dira

"Anindhira! Jangan lupa membeli paket kamu."

MALU SUMPAH MALU.

GENGSI NIH.

Dira hanya tersenyum kikuk seraya turun dari mobil. Setelah turun, Dira pun melihat mobil Rafly langsung pergi dari pekarangan rumahnya.

Dira melangkah masuk ke rumah, ia menemukan sang bunda sedang bertolak pinggang dan bertanya,"siapa itu?" Pertanyaan tersebut membuat Dira gelagapan.

Tak ada jawaban

"Hah?!"

"Pacar baru kamu?"

"Hah?!"

"Bunda tuh nanya dan butuh jawaban bukan sekedar hah!"

"Eeee Bukan bun, dia itu dosen aku"

Memang benar kan dia dosen nya?

Mata bunda nya langsung seperti akan menyembul keluar,"dosen? Bagus lah kamu sudah menemukan calon imam yang tepat " ucap bunda nya seraya menurunkan tolak pinggang nya.

"Dia bukan pacar aku bun ishh"

"Udahlah dir, kalo kamu malu mengakuinya tak apa, tapi lain kali dia ajak mampir. Bunda kan mau kenal lebih dalam calon mantu bunda" ucap bunda nya seraya terkekeh.

Ish.

"Dia itu dosen killer mana mungkin aku suka sama dia apalagi sampe pacaran oh tidak"

"Hati hati, jangan terlalu benci nanti cinta" bunda nya benar-benar iseng.

"Udah ah aku mau ke kamar" Dira meninggalkan bunda nya.

"Tapi dir bunda masih berharap loh dia jadi mantu bunda, bunda doain, ya!" Teriak mamanya

Ucapan bunda nya itu sangat mengganggu telinga Dira.

***

"Dir!" Ucap bunda nya

Dira menoleh, "ya bun?"

"Mau kemana?"

"Kedepan beli paket, bunda mau nitip sesuatu ga?"

Bunda nya sejenak berpikir, lalu pergi meninggalkan Dira dan tak lama kemudian membawa selembar kertas,"ah iya nitip ini ya dir!"

"Oke bun! Dira pergi dulu!"

"TTDJ ya dir"

Gaul banget tuh bahasa.

Dira telah selesai membeli paket, lalu tugas nya sekarang pergi ke minimarket tentu nya.

Dira mengambil barang tersebut tetapi ada tangan lain juga yang akan mengambil nya. Secara tidak langsung, tangan mereka bersentuhan. Dira menoleh, dan Ia pun juga menoleh.

1 detik

2 detik

3 detik

Dira tersadar dari lamunan nya lalu menetralkan raut wajah nya, "Eh maaf pak! Buat bapak aja saya ambil yang lain, permisi!"

Tangan kekar itu mencekal lengan Dira, Dira kaget lalu menoleh,

Belum sempat berbicara, dia sudah didahului,"buat kamu saja" tatapan nya tak teralihkan sama sekali.

ASTAGA !

Dira mengakui bahwa dosen nya ini memang tampan.

ASTAGHFIRULLAH NGUCAP !

Dosen, Selalu Benar [TAMAT] BELUM REVISIWhere stories live. Discover now