13

61.8K 5K 101
                                    

"Heh, denger ya dir. Bunda itu abis dari tetangga sebelah. Lagi liatin cucu nya tuh, gemes banget."

HAH?!

MALU GUE!!!

TOLOOOONGGGG

Lalu, Dira melirik Rafly ternyata dia sedang tertawa puas melihat tingkah dirinya. Dira langsung menatap tajam , seketika Rafly menahan tawa nya

"Rafly, si Dira kenapa emang?" Tanya bunda yang penasaran

Dira menggelengkan kepala nya dan melotot sambil menatap Rafly. Sepertinya Rafly tidak peduli lagi, "jadi gini tante, tadi Dira datang-datang langsung menuduh saya maling dan katanya saya sudah menyembunyikan tante, padahal tante kan ke rumah tetangga." Ujar nya sambil tersenyum menang ke arah Dira.

Dira berdecak,"kenapa bapak gak bilang kalo bapak tau bunda ke tetangga?"

Rafly mengedikkan bahu nya,"ya saya mau bilang tapi kamu malah semprot saya duluan"

Dira hendak memukul lengan Rafly, tapi ia teringat bahwa yang sedang berhadapan dengan nya ini adalah dosen nya. Bisa-bisa Dira mengulang semester taun depan.

"Makanya dir jangan gegabah, ok girl?"

Dira berdehem, lalu setelah bunda nya berbicara, si bunda langsung meninggalkan mereka berdua yang mematung di tempat

Dira melirik bunda yang ternyata sudah menghilang, lalu beralih menatap Rafly "so, bapak ngapain masih di sini?"

Rafly tersenyum

Dih di tanya kok malah senyam-senyum

"Kamu tidak ada niat untuk minta maaf ke saya?"

Dira mengangkat sebelah alisnya, "saya gak salah. Bapak nya aja yang ngomong nya terlambat. Kalo gitu kan, saya gak perlu nuduh-nuduh bapak"

"Kamu bicara terlalu cepat, jadi saya bingung untuk mengimbangi nya."

Dira berdecak, "saya capek, pak. Bapak bisa pulang?"

"Tentu, saya akan pulang. Tapi kamu harus sadar, nilai kamu masih di tangan saya"

Dira jadi harap-harap cemas mendengar itu, apalagi dengan sikap nya selama ini yang semena-mena terhadap dosen nya

Dira menelan ludah nya dengan susah payah, jantung nya terus berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Pak, saya harus apa?"

"Kita makan ayo"

Dira menghela napasnya,"bapak lupa? Saya tadi kan abis dari restoran tentunya makan. Masa bapak ngajak saya makan lagi?"

"Memang kenapa?"

"Pak, bisa-bisa badan saya gemuk dong"

"Badan kamu kan seperti lidi, jadi mana mungkin langsung membesar"

SIALAN

DIA NGATAIN GUE WOI

LIDI KATANYA? TERUS DIA APA? TONGKAT NYA?

"Gak usah ngatain saya,pak. Saya gak mau makan pokoknya."

"Bagaimana kalau kita ke taman raya?"

"Lah kayak orang pacaran aja ke taman. Ke taman mau liatin badut? Atau liatin orang pacaran?"

"Kita ke taman untuk berpacaran, ayo keburu malam"

Dih? Siapa juga yang mau pacaran sama dia!

"Gak ada tempat lain gitu selain taman? Nanti kalo ada mahasiswa yang ngeh sama kita gimana?"

Dosen, Selalu Benar [TAMAT] BELUM REVISIWhere stories live. Discover now