31

45.2K 3.2K 33
                                    

Tapi mengapa kita selalu bertemu?
-DIRA
.
.
.

"Hangout kuyyy pulang ngampus!" Ajak Ghea pada Dira

Dira tampak berpikir sejenak, "Eum boleh tuh. Tapi lo yang traktir ye?"

"Ahsiappp!!!" Seru Ghea

Dira mencebikan bibir nya, "Tumben lo ada duit." Ledek Dira

"Yee songong! Gue udah bilang yak kalo gue pura-pura bokek." Ucap Ghea dengan nada angkuh

"Songong-songong aelah singkong kali." Ucap Dira tak nyambung

"Maksud Lo?" Tanya Ghea yang tidak paham

Dira mengedikkan bahu nya tanda tidak mau memperumit.

"Ayo kuy ke kelas!" Ajak Ghea sambil menarik lengan Dira untuk berdiri

Mereka pun berjalan menuju kelas nya,

"Tumbenan lo semangat bener." Ejek Dira

"Semangat kalo lagi ada mau nya. Lagipula dosen kali ini baik deh, jadi favorit gue." Ucap Ghea

***

Dira kini sedang duduk di sebuah bangku depan kampus nya, sendirian. Kalau kalian berpikir Dira sedang menunggu jemputan, atau taxi yang lewat jawaban nya tidak. Dira juga tidak sedang menunggu seseorang. Entah kenapa rasanya ia ingin duduk dulu menyendiri di tengah keramaian.

Dira memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang di depan nya, tapi tak ada satu niat pun terlintas untuk pulang. Rasanya nyaman sekali, apa ini bisa di sebut 'me time' nya seorang Anindhira?

Tapi tunggu, sepertinya Dira lupa ada janji bersama Ghea.

"Hei!"

Dira terlonjak kaget saat mendengar suara tersebut

Kemudian ia menoleh, lalu menghela napas nya dan berdiri.

"Bapak ngapain sih gangguin saya mulu. Gaada kerjaan tau gak?!" Suara Dira terdengar sangat nyaring

"Kamu ya-"

"Kamu ya gak sopan ya sama dosen sendiri teriak-teriak." Sambung Dira

Wajah Dira seperti menantang,

"Udah pinter ternyata." Ucap Rafly sambil mengelus puncak kepala Dira

Dira langsung menepis tangan Rafly, "Apaan sih!"

"Mau pulang?" Tanya Rafly

"Nggak." Tolak Dira

"Oke."

Dira melirik Rafly

"Kenapa? Kamu sendiri yang nolak." Jawab Rafly seakan tau makna tersirat dari tatapan Dira

"Huh ga asik." Ceplos Dira

"Siapa? Kita udah mantanan ya." Ucap Rafly yang terdengar ambigu

"Yaudah sih itu tau, terus kenapa masih nempelin saya terus?" Tanya Dira

"Siapa yang nempelin kamu? Nih jarak kita masih ada 3 jengkal." Ucap Rafly

Dira mengerucutkan bibir nya

"Mau pulang nggak?" Tanya Rafly sekali lagi

Dira mengabaikan ucapan Rafly, lalu menatap ke sekeliling

Namun Dira melihat orang itu lagi..

Dia memboncengi seorang wanita yang entah siapa Dira juga tidak mengenali nya.

Hatinya mencelos, pertanda apa ini? Dira sungguh yakin, dirinya sudah tidak memiliki perasaan apapun terhadap masalalu nya itu.

"Nggak." Ucap Dira dengan mata yang menatap lurus ke depan

"Beneran nolak?" Tanya Rafly

"Nggak ... Nggak mungkin." Ucap Dira yang membuat Rafly kebingungan

"Dira?" Tegur Rafly

Dira masih tak bergeming

"Dira!" Teriak Rafly

"ANINDHIRA!" Teriak Rafly lebih tinggi dari sebelumnya

Dira menoleh dengan wajah kaget nya

"Kamu kenapa?" Tanya Rafly panik

Dira menggeleng cepat lalu berlari sekencang mungkin tidak mempedulikan panggilan dari Rafly.

****

"Dia ada di sini?" Tanya Dira pada diri sendiri. Sejak Dira pulang dari kampus nya tadi sore, Dira tidak berniat keluar kamar bahkan selangkah pun. Ponsel nya sedari tadi terus berbunyi, Dira pun tau siapa yang menelpon nya tapi ia tidak mengangkat nya. Siapa lagi kalau bukan Rafly. Mungkin Rafly khawatir, pikir nya.

Ting!

GheaNyu : Lo td kemana sih? Gue panik nyariin Lo.

Ah, rupanya dari Ghea. Kalau saja itu pesan dari Rafly, Dira pastikan akan melempar batu ke rumah Rafly. Kenapa juga Rafly harus dan masih peduli terhadap Dira? Mereka sudah tidak ada hubungan apapun, kecuali antara dosen dan mahasiswa nya.

Lagipula jika status mereka sebagai dosen dan mahasiswa dijadikan sebagai alasan Rafly terus peduli terhadap nya apa tidak terlalu berlebihan? Memang ada dosen yang begitu khawatir terhadap masalah pribadi mahasiswa nya?

Aish, memikirkan Rafly saja sudah pusing tujuh keliling. Tapi hatinya masih terus menerus penasaran terhadap orang tadi. Apa itu 'dia' si masalalu nya Dira? Atau mungkin Dira keliru?
Ah, tapi sudah beberapa kali Dira melihat nya sekilas mana mungkin itu keliru yang di ulang.

Ponsel nya berbunyi, Dira menarik napas nya sebentar lalu membuang nya secara kasar. Awas saja kalau yang menelpon itu Rafly, Dira akan benar-benar melempar batu ke rumah nya, atau sekalian saja lempar bom?

Tapi dugaan nya salah, itu bukan Rafly melainkan Ghea.

"Halo?"

"Lo kemana sih? Gue tungguin juga di tempat janjian Lo malah gak dateng. Alesan lo mau ke ruangan rektor padahal selama ini lo ogah-ogahan." Sindir Ghea

"Lo kemana sih gue tungguin juga?! Capek tau nungguin lo kek jomblo aja dah gue duduk sendirian." Sambung Ghea

"Nyerocos aja lo."

"Gue tanya Lo kemana jir?"

"Ada. Cuma gue lupa kalo ada janji sama lo."

"APA?! LO LUPA? BILANG SEKALI LAGI, DIR. BIAR GUE BAWA GOLOK KE RUMAH LO."

"Hahaha. Sorry, seriusan gue lupa."

"Pokoknya lo harus traktir gue besok sebagai tanda maaf. Awas aja kalo nggak, bakal gue sebarin."

"Sebarin apa?"

"Kalo lo pacaran sama dosen di kampus."

"Ya sebarin aja. Nanti syukur-syukur followers gue nambah tuh. Lagipula gue udah ga ada hubungan apa-apa sama dia."

"..."

"Halo?

Tut..tut

"Dia Ghea atau Fizi sih? Kok gak ada akhlak main matiin aja."

***

HI !!

AKU BALIK LAGI GUYS

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN YA!

TERUS SUPPORT CERITA INI ❤️

DENGERIN MULMED DI ATAS YA BIAR MAKIN CUCOK HIHIHI🌟


Dosen, Selalu Benar [TAMAT] BELUM REVISIWhere stories live. Discover now