14

58.8K 4.9K 43
                                    

"hai Ghee" sapa Dira yang melihat Ghea terus melamun entah sejak kapan

Ghea hanya berdehem pelan

"Lo kenapa sih murung mulu?"

"Gak deh, gue lagi pusing dikit aja kemaren keujanan"

Dira mengangguk

"Abis pulang ngampus mau gue anter ke dokter gak?"

"Gak perlu , btw Lo tumben perhatian sama gue?"

Dira langsung membelalakan matanya. Memang nya selama ini dia tidak perhatian ke sahabatnya? Jadi siapa yang suka mengantar dia belanja kebutuhan sehari-hari? Lalu siapa yang suka mentraktir dia makan kalo dia lagi irit? Siapa yang rela-relain ikutan bohong sama orang tua dia kalo dia mau pergi hangout? Jadi, siapa yang selalu ada buat dia?

"Lo lupa ya sama gue"

Ghea tertawa keras sampai orang-orang melihat mereka seperti orang gila. Oh ralat, hanya Ghea yang terlihat seperti orang gila. Tadi saja murung gak jelas, sekarang sudah tertawa seperti orang yang tidak punya beban.

"Sorry-sorry" Ghea menyadari bahwa sedari tadi banyak pasang mata yang memperhatikan mereka

Dira hanya berdehem pelan

"Gimana hubungan Lo sama pak dosen?"

"Gue gak tau. Dia selalu ngejar gue padahal gue udah nunjukin sikap kalo gue gak respect sama dia"

Ghea manggut-manggut, "ini nih salah satu manusia yang kurang bersyukur."

Dira mengangkat sebelah alisnya , "maksud Lo?"

"Aelah, cabut kuy"

Dira pasrah saja sebenarnya daripada urusan nya nanti ribet

"Sumpah ya matkul tadi bener-bener bikin gue puyeng sampe murung" lapor Ghea sembari memasukan makanan ke dalam mulutnya

"Dari dulu kali" jawab Dira santai

"Iya, tapi yang ini lebih hot puyeng nya."

Dira mengangguk

Drrtt.. drrrtt..

"Hape lo tuh" ucap Ghea

Dira melirik sekilas, oh ternyata dosen nya. Masih belum menyerah juga ternyata? Oke baik

"Halo" sapa Dira setelah sebelumnya menimang apakah ia angkat atau tidak

"Mau sampai kapan kamu butuh waktu?"

Eh? Waktu apaan nih?

Apa jangan-jangan..

"Saya sudah lama menunggu kamu menyerahkan buku itu ke saya. Tapi mana? Sampai sekarang saya belum menerimanya."

Oke kali ini gue yang ke geeran.

"Baik pak. Akan saya usahakan, mohon maaf atas keterlambatannya. Beri saya waktu lagi."

"Apakah kamu tipe orang yang selalu membutuhkan waktu tambahan? Kenapa tidak langsung gerak cepat saja? Padahal otak kamu itu pintar."

Dia mulai nih?

"Maksud bapak saya orang yang selalu membutuhkan waktu lebih apa ya?"

"Seperti nya buruk jika bicara di telepon. Temui saya selesai jam kuliah kamu."

HIH BILANG AJA MAU KETEMU GUE. KANGEN KAN LO?!

"Anindhira, kamu dengar saya tidak?"

"Eee iya pak siap."

Dosen, Selalu Benar [TAMAT] BELUM REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang