L (11)

3.2K 959 89
                                    

"Jangan pikirkan orang-orang yang tak menyukaimu tapi pedulikan saja orang-orang yang menyayangimu."

♡♡♡

Pagi ini kami berkumpul di depan hotel untuk meneruskan perjalanan ke salah satu tempat bersejarah. Tugasnya masih sama seperti hari kemarin. Kami diberikan buku tugas, dibagi dalam kelompok dan mengumpulkan tugas ke wali murid.

Semenjak Zee diberikan pertanyaan oleh Risa maka gadis itu jadi tak menyapa kami lagi begitu juga dengan temannya. Tapi sepertinya feeling kami berdua yang dinamakan gay radar or gaydar kami berkata bahwa mereka berdua juga ada hubungan. Aku dan Risa tidak memikirkan lebih jauh tentang orang lain, yang penting kami merasa senang di kegiatan luar sekolah seperti saat ini.

"Sayang, tidur semalam pules kan?"

"Banget, L. Kamu?"

"Iya, sama. Yaudah yuk masuk bus."

Perjalanan dengan bus akan kami tempuh selama dua jam dan kami bergembira bersama. Bahkan gadisku ini ternyata berani untuk karaoke sebuah lagu pop di dalam bus ini. Teman-teman kami yang lain ikut bernyanyi bersama-sama.

Aku sangat terpana sembari memvideokan ia di dalam ponselku. Memang sewaktu sekolah dasar, ia pernah menjuarai lomba nyanyi tingkat kecamatan. Tapi semenjak itu, aku tidak pernah melihatnya berkompetisi nyanyi dan lebih memilih olahraga lari.

"Ih, pinter kamu nyanyi. Bagus. Nanti aku kirim video nyanyi kamu barusan ya."

"Makasih, sayang."

Ia berbisik perlahan sembari menggenggam tanganku. Berhubung perjalanan masih lama maka kami putuskan untuk tidur saja. Begitu sampai di lokasi kami melakukan kegiatan hingga usai dan malam harinya baru sampai sekolah.

Sesampai di sekolah, ayah Risa menjemput kami berdua dengan motornya. Jadi kami berboncengan bertiga. Untung barang bawaan kami tidaklah banyak meski membeli beberapa oleh-oleh.

***

Satu Tahun Kemudian

Time flies too fast. Waktu berlalu begitu cepat. Satu tahun sudah aku dan Risa menjalin kasih. Dan itu artinya kami sebentar lagi akan lulus dari masa putih abu-abu.

"Sayang?"

"Iya, L?"

"Kamu jadi ambil jurusan kedokteran?"

Ia mengangguk yakin, "Jadi. Kenapa?"

"Nggak apa-apa. Semoga kamu jadi mahasiswi kedokteran ya dan jadi dokter hebat suatu hari nanti."

Risa tersenyum dan memelukku sejenak. Saat ini kami sedang memandangi senja di pinggiran sungai yang menjadi spot favorit kami. Aku membalas pelukan hangatnya dan membelai rambutnya.

"L, kamu ingat nggak sama Zee?"

"Iya, kenapa?"

"Anak itu udah nggak terlihat ya semenjak kejadian study tour di sekolah."

"Eh, apa iya?"

"Iya. Ternyata dia itu pindah sekolah, aku tau dari salah satu anak di kelasnya dia."

Lحيث تعيش القصص. اكتشف الآن